RINGKASAN PA – THE MISSION
Kejadian Pembahasan ke
Ayat Alkitab
Pembicara
Hari/Tanggal : 06
: Kej 2:4-25
: Pdt. Theofilus Sudari
: Rabu, 25 Maret 2015
AYAT ALKITAB
Kej 2:4-25,
Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya (ayat 1:1-2:7)
4Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, -- 5belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; 6tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu-- 7ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Manusia dan taman Eden (ayat 8-25)
8Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur; disitulah ditempatkan-Nya manusia yang dibentuk-Nya itu. 9Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. 10Ada suatu sungai mengalir dari Eden untuk membasahi taman itu, dan dari situ sungai itu terbagi menjadi empat cabang. 11Yang pertama, namanya Pison, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Hawila, tempat emas ada. 12Dan emas dari negeri itu baik; di sana ada damar bedolah dan batu krisopras. 13Nama sungai yang kedua ialah Gihon, yakni yang mengalir mengelilingi seluruh tanah Kush. 14Nama sungai yang ketiga ialah Tigris, yakni yang mengalir di sebelah timur Asyur. Dan sungai yang keempat ialah Efrat. 15TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu. 16Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 17tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati." 18TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." 19Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 20Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia. 21Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 22Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 23Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." 24Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. 25Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
SHAR ING
A Tuhan selalu mendahului inisiatif kita, karena Tuhan yang membentuk kita.
Kita bisa jadi orang yang sangat malas, kalau salah mengartikan firman Tuhan, tetapi merasa menguasai Alkitab.
Contoh Mzm 1, diartikan dengan pengertian bahwa tidak perlu bekerja, Tuhan akan menyediakan segalanya. Ini adalah contoh orang yang membaca firman Tuhan dengan tidak teliti.
Mzm 1:1-6, 1Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 2tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam. 3Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil. 4Bukan demikian orang fasik: mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. 5Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar; 6sebab TUHAN mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Ketika kita belajar dari Mzm 1:1, bahwa orang hidup dengan merenungkan Taurat Tuhan siang dan malam.
Tetapi dalam Kej 1-11, manusia hidup karena insting, hati nurani yang berperan. Hukum dibuat supaya manusia menuju ke sana.
Man lead by insting, sebelum mereka mengenal Tuhan.
Ketika Abraham dipanggil keluar, Tuhan tidak memberikan Taurat. Dia hanya berpikir, kalau Tuhan yang bicara padanya itu hidup, kapan saja dan dimana saja dia berada, Tuhan itu ada di sana. Sehingga Abraham membangun mezbah.
Tuhan menunjukkan kebesaranNya di dalam penciptaan.
Merenungkan firman Tuhan siang dan malam, artinya hidup tidak dalam kenyamanan. Dengan demikian, kita semakin mengerti siapa diri kita, setelah kita kenal Tuhan lebih dalam. Firman Tuhan adalah cermin untuk kita berkaca. Destinasi dalam hidup kita, semua sudah dalam rancangan Tuhan, dan kita diberikan kebebasan untuk menggunakan insting, talenta, hati nurani.
Tuhan adalah jalan, kebenaran dan kehidupan. Allah beserta kita sehingga kita tidak perlu takut dan kuatir, karena Tuhan sudah merancangkan segala hal untuk kita. Kenyataannya, 99% yang kita kuatirkan itu tidak terjadi. Berdoalah pada Tuhan yang hidup.
Allah yang berinisiatif, menghadirkan Diri di hadapan kita.
Reward orang yang senantiasa merenungkan firman Tuhan siang dan malam dalam Mzm 1:3, Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa saja yang diperbuatnya berhasil.
Sekalipun Tuhan sudah merancangkan segala sesuatu bagi kita, ingatlah bahwa kita tetap harus bekerja.
Kita perlu belajar dan bekerja, serta menghasilkan.
Sekalipun kita sudah belajar di sekolah, ketika bekerja, kita juga tetap harus belajar banyak hal di ‘dunia nyata’ ini.
Apakah kita sudah siap menjadi bejana yang dibentuk?
Tiba waktunya, kita akan mengerti tentang diri kita, manusia yang ada di sekitar kita, dan bagaimana Allah memimpin melalui pekerjaan kita. Kita tidak bisa diam, kita tetap harus bekerja, bukan bekerja hanya untuk mencari uang saja.
PEMBAH
ASAN
Kej 2:1-3, dikaitkan dengan Kej 1.
Kej 2:4-25 merupakan bagian yang lain, tetapi banyak tema di dalamnya yang bisa kita bahas.
Ketika Tuhan berhenti di hari Sabat, waktu semua berhenti, semacam seperti dibersihkan.
Mau menegaskan tujuan penciptaan.
Di tengah-tengah bicara soal penciptaan, keunikan dan kuasa Tuhan, Tuhan memunculkan tentang mengapa laki-laki harus dipertemukan dengan perempuan, mengapa tidak baik kalau laki-laki itu hidup sendiri.
Kej 2:4-25, bagian ini dikaitkan dengan rincian detail dari penciptaan, berkaitan dengan peranan manusia diciptakan dan untuk apa dunia ini diciptakan bagi manusia, peranan manusia di dalam menjalankan mandat budaya untuk mengelola alam semesta ini, bagaimana manusia (Adam) diberikan istri, bagaimana suami-istri seharusnya hidup di dalam kaitan dengan penciptaan laki-laki dan perempuan menurut kehendak Allah.
Ada jurang yang sangat besar antara pandangan Alkitab, bahwa pernikahan adalah dirancang oleh Allah sendiri, sesuatu yang agung, ada kaitannya dengan penciptaan.
Tetapi di jaman hari ini, sudah terjadi distorsi dalam budaya tentang pernikahan.
Kitab Kejadian menjelaskan tentang bertemunya laki-laki dan perempuan bukan hanya sekedar memuaskan nafsu, menghasilkan keturunan, bukan karena suka sama suka. Tetapi semua itu dirancang oleh Allah.
Jadi, untuk apa Tuhan mempertemukan laki-laki dan perempuan?
Kej 1:28, Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Kej 2:15, TUHAN Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.
Laki-laki yang pertama kali dipanggil, diberkati dan diberi firman.
Kehidupan pernikahan: Kej 2:24, Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Bagian ini dikaitkan dengan aspek-aspek lain dalam penciptaan.
Kita akan melihat bahwa semua permasalahan keluarga, perusahaan, semua permasalahan yang ada di dunia ini tidak bisa dipisahkan dari aspek-aspek yang sudah dinyatakan dalam Kej 2.
Kej 1 dan 2 begitu kaya untuk menentukan pasal-pasal selanjutnya, untuk menentukan hidup manusia selanjutnya.
Rangkaian demi rangkaian dalam penciptaan Allah, mempengaruhi hidup dunia pernikahan, dari satu generasi ke generasi lain.
Ayat 4, Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --
Kalimat ‘demikianlah…’ ini bukan kalimat penutup dari cerita yang sebelumnya.
Dalam bahasa Ibrani, kata ini adalah kata pembukaan, sebagai permulaan sejarah yang baru.
Dalam Alkitab bahasa Inggris: This is history of heaven and the earth. This is the generation of heaven and earth.
Artinya, Tuhan belum selesai.
Dalam seluruh kitab Kejadian, ada 10 kali kalimat ini diulang: Inilah riwayat dari…, Inilah keturunan dari…
Kata ‘toledot’ dalam bahasa Ibrani = this is the history of…
Dalam relasi manusia, keluarga, usaha-usaha manusia, cenderung merusak, karena tidak kembali pada ayat 4 ini.
Kalau bicara soal unsur laki-laki dan perempuan dalam keluarga, maka hidup keluarga, bertemunya laki-laki dan perempuan, berkomitmennya mereka di dalam pernikahan, merupakan bagian dari the history of heaven and earth. Artinya merupakan sesuatu yang luar biasa.
Jadi, pernikahan bukan soal personal, human right, tetapi berkaitan dengan the offering of heaven and earth, the history of heaven and earth.
Semua hal yang kita kerjakan adalah berkaitan dengan meneruskan sejarah dari langit dan bumi ini.
Kata ‘toledot’ adalah kata yang menarik.
Kalau dipakai untuk manusia: these are the offering of {name}.
Jadi yang diceritakan adalah bukan nama orang tsb, tetapi keturunan dari nama orang tsb.
This is the history of heaven and earth, maka yang diceritakan bukan lagi tentang heaven and earth, bukan lagi tentang langit dan bumi, tetapi setelah langit dan bumi, apa selanjutnya, itulah yang diceritakan.
Setelah kita belajar di sekolah, selanjutnya kita harus belajar lagi, belajar kehidupan yang sesungguhnya.
Kata ‘toledot’ bicara soal masih ada kelanjutannya. Selesai ketika kita menghadapi kematian.
Keputusan seorang laki-laki dan perempuan membentuk rumah tangga, membentuk sebuah usaha, adalah bagian dari sejarah langit dan bumi.
Tidak ada lagi hari depan, jika laki-laki dan perempuan tidak mau membentuk rumah tangga lagi.
Kita perlu berdoa dalam keluarga, pernikahan, usaha kita. Sebab itu bukan hanya berkaitan kehidupan kita sendiri, tetapi berkaitan dengan ketetapan Tuhan, berkaitan dengan riwayat langit dan bumi.
9Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Sepintas tidak ada yang istimewa. Tetapi ayat ini jadi dasar pembangun rumah tangga, usaha dan menjalankan mandat budaya.
Alkitab memberikan satu petunjuk penting tentang yang membuat dinamika penciptaan Tuhan.
Manusia diciptakan, ditempatkan di taman Eden.
Apa yang membuat membuat seluruh langit dan bumi memiliki cerita di bawah providensia Allah, kemahakuasaan Allah?
Ayat 9 memberi petunjuk pada kita ‘yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.’
Kalau tidak ada kalimat ini, tidak ada lanjutannya. Segala sesuatu akan jadi apa adanya, tawar, as usual.
Perbedaan ini yang membuat mata menjadi tertarik, lidah merasakan. Perbedaan ini yang membuat terjadi dinamika.
Dalam kita memilih pasangan hidup, usaha, itu dipengaruhi oleh mata dan juga taste.
Sesuatu yang menarik kita mendinamiskan dan memberi dinamika dalam hidup kita.
Kalau kita menikah tentunya hidup kita akan jadi berbeda dari sebelumnya.
Demikian pula ketika kita mengembangkan usaha, kita akan bosan kalau begitu-begitu saja.
Manusia tidak pernah bosan makan dan minum. Kita suka makan nasi, karena nasi ada rasanya, dan karena rasanya tidak terlalu strong. Sesuatu yang terlalu tawar dan terlalu strong, membuat kita tidak mau makan lagi.
Yang menarik dilihat, yang baik untuk dimakan – sesuatu yang berbeda.
Taste tidak boleh terlalu kontras, karena taste berkaitan dengan memori. Rasa itu berkaitan dengan memori.
Mata berkaitan dengan sesuatu yang menarik.
Kedua hal ini dipakai Tuhan untuk membuat dinamika hidup.
Mata dikaitkan dalam bahasa Inggris dan Ibrani – sesuatu yang menarik untuk dilihat.
Seluruh ciptaan Tuhan berkaitan dengan hidup antara Adam dan Hawa, ayat 23-25, berkaitan dengan perkataan Tuhan.
Semua bagian ini memberikan kesadaran bahwa hidup antara laki-laki dan erempuan dalam pernikahan, tidak bisa dikaitkan dengan kontras dan memmori, bagaimana kita bisa berkomitmen dengan pasangan, dengan mengkontraskan hal tsb.
Rangkaian ini tidak bisa kita pisahkan satu dengan yang lain, ketika manusia di dalam kasih karunianya belajar tentang hal ini.
Pasangan kita adalah hasil dari mata yang melihat dan apa yang kita rasakan, yang membuat kita jatuh cinta.
Mengapa? Tugas mata adalah mengkontraskan.
Orang-orang Farisi bertanya pada Yesus: Bolehkah manusia itu bercerai?
Mereka me-refer pada peristiwa Musa, bahwa Musa mengijinkan perceraian dan memberikan surat cerai.
Tuhan Yesus tidak memberikan jawaban dengan me-refer kepada Musa, tetapi kepada kitab Kejadian.
Tuhan mentetapan apa yang sudah dipersatukan, tidak boleh diceraikan oleh manusia.
Ketika manusia menghentikan karya Allah, dia sebenarnya sedang melawan Allah.
History atau cerita itu adalah cerita Allah.
Apa yang Tuhan sediakan dan karuniakan dalam hidup kita, sehingga keberlangsungan dan komitmen pernikahan tidak jadi sesuatu yang membosankan, vakum, tawar.
Allah sudah menyediakan dinamikanya, tidak pernah tawar, bisa dikecap oleh manusia, dikaitkan dengan insight yang Tuhan anugrahkan pada kita.
Tuhan memandang bahwa tidak baik kalau manusia itu seorang diri saja, Tuhan tidak langsung membentuk Hawa.
18TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia." 19Lalu TUHAN Allah membentuk dari tanah segala binatang hutan dan segala burung di udara. Dibawa-Nyalah semuanya kepada manusia itu untuk melihat, bagaimana ia menamainya; dan seperti nama yang diberikan manusia itu kepada tiap-tiap makhluk yang hidup, demikianlah nanti nama makhluk itu. 20Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
Maka ketika Tuhan Allah memberikan semua binatang menghadap pada dia, Adam pun menggunakan matanya.
Binatang-binatang sebelum jatuh dalam dosa masih sama persis seperti binatang-binatang yang kita lihat hari ini.
Kita suka melihat binatang-binatang itu, tetapi kita kurang suka didekati oleh binatang tsb, karena binatang itu memiliki bau yang kita tidak sukai.
Ketika binatang-binatang menghadap Adam, sepertinya binatang-binatang itu tidak sebau sekarang, dan juga tidak wangi. Karena lingkungan masih bersih. Binatang jadi bau karena lingkungan kotor. Yang membuat lingkungan kotor adalah manusia.
Adam pertama melihat hidungnya, dengan matanya, melihat satu per satu.
Binatang-binatang itu diciptakan oleh Allah yang Agung, tetapi Adam bisa melihat kontras dari masing-masing binatang itu.
Seindah apapun binatang itu, Adam bisa melihat itu tidak sama dengan dia. Allah memberikan semuanya pada Adam untuk diperhatikan, agar Adam bisa melihat bahwa semua itu tidak sepadan dengan dia.
Tuhan itu luar biasa memberikan hal ini pada Adam. Waktu Tuhan Allah menyuruh Adam memberi nama pada binatang, kesimpulannya adalah tidak dijumpai oleh manusia itu penolong yang sepadan dengan dia.
20Manusia itu memberi nama kepada segala ternak, kepada burung-burung di udara dan kepada segala binatang hutan, tetapi baginya sendiri ia tidak menjumpai penolong yang sepadan dengan dia.
Baru kemudian Tuhan Allah menciptakan yang sepadan dengan dia dalam ayat 21-25.
Kita perlu komitmen, kembali pada Allah, sehingga kita bisa melihat yang baik dengan mata kita.
Tuhan mengaruniakan mata untuk bisa melihat yang kontras, sehingga manusia bisa membedakan mana yang menarik dan mana yang biasa baginya.
Kej 2:9, Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Mata manusia bisa menikmati ketika bisa membedakan. Apa artinya punya mata, kalau tidak bisa membedakan.
Kita bisa mengatakan indah, cantik, biasa, karena mata kita bisa membedakan.
Tanpa membuka mata, kita bisa kehilangan arah, komitmen, kejelasan apa yang sepatutnya dinikmati.
21Lalu TUHAN Allah membuat manusia itu tidur nyenyak; ketika ia tidur, TUHAN Allah mengambil salah satu rusuk dari padanya, lalu menutup tempat itu dengan daging. 22Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 23Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki." 24Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging. 25Mereka keduanya telanjang, manusia dan isterinya itu, tetapi mereka tidak merasa malu.
Waktu Adam di buat tidur, diambil tulang rusuknya, apakah Adam sadar?
Setelah Hawa muncul, mengapa Adam bisa langsung tahu? Apakah Tuhan beritahu?
Alkitab tidak menjelaskan tentang hal ini.
Setelah diciptakan, Hawa diserahkan oleh Tuhan kepada Adam.
Dalam pernikahan, anak perempuan diantarkan oleh ayahnya. Itu adalah simbol wakil dari Allah.
Artinya diserahkan langsung oleh Tuhan sebagai pasangan yang sepadan.
22Dan dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia itu, dibangun-Nyalah seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia itu. 23Lalu berkatalah manusia itu: "Inilah dia, tulang dari tulangku dan daging dari dagingku. Ia akan dinamai perempuan, sebab ia diambil dari laki-laki."
Kalimat Adam menyatakan asal usul berkaitan dengan yang terjadi sebelumnya. Adam menangkap pekerjaan Tuhan.
Adam ketika sadar, mengerti atas apa yang Tuhan kerjakan pada dirinya dan atas Hawa yang diberikan kepada dirinya.
Langsung menggema, ada tanggung jawab yang harus dia lakukan selanjutnya, sehingga dia mengungkapkan kalimat dalam ayat 23.
Kata ‘baik’ dalam ayat 18 sama dengan yang di ayat 9.
18TUHAN Allah berfirman: "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja. Aku akan menjadikan penolong baginya, yang sepadan dengan dia."
9Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Ada 2 hal di antara mata melihat, lidah mengecap makanan yang diberikan, mata yang melihat tanam-tanaman.
Ketika Adam melihat binatang-binatang berbeda dengan Hawa, ketika dia mengenal Hawa yang dia kaitkan dengan memorinya, dia langsung bisa mengecapnya, dia merasa sukacita dan bisa dia nikmati, sukacita untuk hidupnya, karena tidak baik dia hidup sendiri.
Dalam pernikahan, mata dan cara mengecap kita sangat penting.
Dalam pernikahan perlu ada komitmen.
Sight, pleasure, taste – berkaitan dengan keberlangsungan hidup manusia.
Apa hubungannya orang memutuskan untuk menikah?
Mata bisa membuat kita melihat kontras, melihat kekurangan pasangan kita.
Tetapi kita harus memakai memori kita bahwa pasangan kita adalah pemberian Allah, kita mendengarkan gema dari Allah, bahwa kita sedang mengerjakan keberlangsungan sejarah langit dan bumi.
Dalam pernikahan perlu ada komitmen, stand point, keputusan yang diambil termasuk meninggalkan orang tua, bersatu dengan istri, karena komitmen ini mempengaruhi cara pandang kita, cara menikmati pandangan mata kita.
Ketika pertama jatuh cinta, mata langsung mengkontraskan dengan komitmen, sehingga langsung bisa menikmati.
Dalam hidup bertemunya laki-laki dan perempuan, sangat berkaitan dengan mata.
Pertama kali bertemu, pasti mata akan melihat wajah dan penampilan terlebih dahulu.
Karena mata memberikan satu keputusan, mata dapat melihat satu yang kontras.
Ketika kita menyatakan kita jatuh cinta, tidak selalu disertai dengan komitmen, hanya ingin dinikmati saja.
Jadi sangat bahaya kalau mata melihat tanpa disertai dengan komitmen, untuk meneruskan sejarah langit dan bumi ini.
Kalau seorang laki-laki hanya berdasarkan mata, tanpa komitmen, ayat 24, 24Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Manusia tidak bisa membedakan kontras kalau tidak ada komitmen.
Seorang laki-laki bisa jatuh cinta pada lebih dari satu orang perempuan dalam satu hari, ini yang menjadi pemicu perselingkuhan terjadi, karena tidak disertai dengan komitmen di sini.
Mata berfungsi dengan kontras kalau ada komitmen. 24Sebab itu seorang laki-laki akan meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya menjadi satu daging.
Mata melihat dengan kontras tanpa komitmen, maka yang akan terjadi adalah penghakiman.
Hanya melihat keuntungan saja, memori lama dilupakan.
This is the story of heaven and earth, bersatunya laki-laki dan perempuan, bukan hanya masalah personal saja, tetapi berpengaruh pada sejarah langit dan bumi.
Demikian pula dengan menjalankan usaha, berkaitan dengan sejarah langit dan bumi.
Kalau tidak, maka ketika menjalankannya, kita akan menghalalkan segala cara.
Dalam pernikahan, masing-masing pasangan akan membawa memori, cara pandang yang dia nikmati selama ini dengan keluarga mereka. Di dalam perbedaan, anugrah Allah itu menyertai.
Dalam perbedaan itu, gali keunikan masing-masing pasangan, karena masing-masing pasti ada kultur yang bagus. Tetapi perbedaan itu membuat mata yang kontras ini, mengambil komitmen.
Memori yang ada tidak perlu dihapus, tetapi masing-masing memori yang bagus, bisa dipertahankan.
Dua orang yang bertemu dengan taste yang berbeda. Orang yang bergumul dengan firman Tuhan, dengan orang yang tidak kenal firman Tuhan, taste-nya berbeda. Cara mengambil untung juga berbeda.
Tetapi kalau kita mau meneruskan sejarah langit dan bumi, histori Allah, kita harus kembali pada tujuan mula-mula mengapa manusia diciptakan.
Berkaitan memori dan taste yang berbeda, masing-masing pasangan harus bersyukur pada Tuhan, karena masing-masing sudah dikaruniakan taste yang berbeda.
Komitmennya adalah kedua memori itu menjadi satu, menjadi kekayaan untuk perjalanan membangun memori yang baru.
Perjalanannya bukan masalah pendek dan panjang, tetapi toledot, bersama dengan rencanan Tuhan, dalam history of heaven and earth, alur cerita Tuhan.
Dia seperti pohon yang tertanam di tepi aliran air.
Mempertahankan cinta, memori dan kejujuran tidaklah mudah. Tetapi tetap harus kita jalani.
Dan semuanya itu tidak bisa dipisahkan dari sejarah langit dan bumi.
Berbagai perbedaan, harus disikapi dengn kontras yang berkomitnen, tidak memilih yang salah, dan ketika merasakannya itu menjadi memori. Ketika melakukan yang salah, tidak akan mengulanginya lagi.
Mata kontras, dan taste membantu untuk memori kita.
Hidup yang kita hidupi, dalam keluarga, dalam membentuk usaha, tidak terlepas dari history of heaven and earth, sehingga keberlangsungan sejarah langit dan bumi, diamanatkan pada manusia dalam kendali Allah.
Manusia diberikan mata untuk melihat sesuatu yang menarik, mengkontraskan setiap hal yang dilihat, dan Tuhan juga memberikan taste atau selera yang dapat menjadikan memori sehingga manusia tidak terjebak dengan apa yang dia lihat dan rasakan.
Yang dilihat dan dirasakan, digumuli dengan maksud untuk menemukan keunikan kebenaran dalam kehidupan sehari-hari sehingga hidup ini jadi hidup yang dinamis, penuh syukur, penuh warna, anugrah, sukacita, karena meliaht segala seuaatu dari mata Tuhan, merasakan berdasarkan taste yang Tuhan berikan.
Materi Kotbah Kristen
Sunday, September 6, 2015
Saturday, September 5, 2015
Kejadian 2: 1-7
RINGKASAN PA – THE MISSION
Kejadian Pembahasan ke
Ayat Alkitab
Pembicara
Hari/Tanggal : 05
: Kej 2:1-7
: Pdt. Theofilus Sudari
: Rabu, 18 Maret 2015
AYAT ALKITAB
Kej 2:1-7, Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya (Kej 1:1-2:7)
1Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
2Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
4Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --
5belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;
6tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu--
7ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
SHAR ING
A Ayat 4 merupakan kesimpulan dari pasal 1.
4Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --
Dari ayat 1-3, ada beberapa kata yang ditegaskan selesai, berhenti, memberkati dan menguduskan.
1Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Dalam penciptaan hari pertama sampai ke empat, tidak ada kata ‘diberkati’.
Setelah isi bumi dan manusia diciptakan pada hari kelima dan enam, barulah ada kata ‘diberkati’.
Tetapi untuk hari ketujuh, selain diberkati, ada kata tambahan ‘dikuduskan’.
Kata ‘diberkati’ dan ‘dikuduskan’, seolah-olah mau mengangkat hari ketujuh di atas hari yang lain, hari ketujuh lebih istimewa dari hari yang lain, dan kemudian dikhususkan.
Sabat adalah sanctified day, holy day, a set apart day, a unique day.
Sampai hari ini hari Sabat jadi permasalahan, ada yang sangat mengkultuskan hari Sabat (Sabtu).
Tuhan berhenti pada hari ketujuh, bukan karena capek. Tetapi apakah Tuhan berhenti untuk menghargai hari ketujuh itu, atau berhenti untuk menghargai apa yang telah diciptakan dari hari pertama sampai keenam? Pasti ada makna lain mengapa Tuhan berhenti.
Apakah Adam dan Hawa santai-santai saja setelah diciptakan, sehingga mereka tidak perlu berisitrahat?
Hari Sabat baru dinyatakan untuk dihormati di dalam hukum Musa, dalam 10 perintah Tuhan.
Jadi apa makna hari Sabat ini? Apakah untuk kita teladani, bekerja 6 hari, berhenti di hari ke-7?
Yesus menyembuhkan orang di hari Sabat, membiarkan murid-murid memetik gandum di hari Sabat.
Ketika Dia ditegur, Yesus mengutip: Daud juga melakukan pelanggaran hari Sabat, tetapi tidak ditegur oleh Tuhan.
Mark 2:23-28, 23Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. 24Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" 25Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, 26bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu--yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam--dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?" 27Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 28jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."
Kita diingatkan bahwa kita tidak diciptakan untuk hari Sabat. Hari Sabat itu dibuat Tuhan untuk kita. Jadi kita tidak terikat dan jadi ‘budak’ hari Sabat. Tuhan atas hari Sabat.
Jadi kita perlu lebih proposional terhadap hari Sabat. Tetap menghormati hari Sabat, tetapi tidak dengan cara yang terlalu berlebihan.
Sabat itu hari Sabtu atau Minggu? Mengapa jumlah hari itu 7 dalam 1 minggu?
Hari ke-7 adalah Sabtu, hari pertama adalah hari Minggu.
Mengapa Tuhan menciptakan manusia di taman yang indah?
Ada juga yang mengatakan, setiap hari adalah hari Sabat. Karena hari Sabat adalah untuk mengingat kuasa dan kemuliaan Allah, apakah saat Allah mencipta, saat menyelesaikan pekerjaan itu.
Ini juga jadi pola untuk kita, ketika kita sudah bekerja, kita berhenti sambil mengucap syukur akan apa yang kita kerjakan.
Sekali kita mengerjakan sesuatu harus selesai. Sekali selesai, berhenti untuk melihat ke belakang, mengucap syukur pada Tuhan karena kita bisa menyelesaikannya dengan baik.
Jadi hari Sabat adalah jadi pedoman atau pola dalam hidup, bukan hanya sekedar membuat perencanaan ke depan, tetapi juga mengevaluasi yang lalu serta mengucap syukur pada Tuhan.
PEMBAH
ASAN
Kita hidup dalam jaman materialistik, egosentrik, hedonism. Setiap hari, 24 jam kita pakai hanya untuk memikirkan hal-hal yang bersifat materi, segala sesuatu untuk aku dan kenikmatanku, bukan untuk Tuhan.
Ketika Tuhan menciptakan kita, mengapa akhirnya manusia diciptakan dan membuat Tuhan jadi susah? Bahkan Tuhan harus melepaskan AnakNya yang tunggal untuk mati buat kita.
Kalau kita tahu bahwa manusia diciptakan untuk mempermuliakan Allah, dalam 24 jam berapa % yang kita pakai untuk Tuhan?
Waktu berada dalam gereja 2 jam saja, apakah kita datang sungguh-sungguh memberi diri untuk Tuhan, sungguh-sungguh menikmati hadirat Tuhan, memandang kemuliaan Tuhan, ada interaksi yang dalam, apapun kondisi ibadah.
Jadi untuk apa kita ke gereja? Pada akhirnya kita ke gereja juga untuk diri kita, misalnya takut kita tidak diberkati Tuhan kalau kita tidak ke gereja. Mungkin di jaman ini kita sudah tidak lagi menghidupi Sabat itu.
Tuhan memberi kita ambisi dalam hidup.
Tetapi, kalau ambisi itu untuk diri sendiri, ini sudah melewati natur Tuhan menciptakan kita.
Apapun yang kita lakukan, apakah untuk diri kita sendiri atau untuk Tuhan?
Manusia makin mencintai dirinya sendiri.
2Tim 3:1-9, kita akan melihat bagaimana manusia beragama tetapi mengingkari kekuatan Tuhan.
Kalau manusia sudah tidak pernah bertanya, berarti di situ manusia sudah tidak mau pernah berubah.
Mengapa sampai Tuhan berhenti di hari ketujuh?
Ada bagian-bagian Alkitab yang menjelaskan tentang Sabat secara rinci.
Kel 20:8-11, 8Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: 9enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 10tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 11Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Kej 2:1-7, kalau kita perhatikan, seolah-olah ayat demi ayat tidak ada hubungan.
Ayat 1-3, kemudian dipotong dengan ayat 4, seperti mengulang kembali ayat sebelumnya.
Kej 2 merupakan tambahan sejarah penciptaan. Menjelaskan lebih khusus tentang perihal sejarah yang langsung berhubungan dengan manusia, makhluk kesayangan Tuhan di bumi.
Kej 2:1-3, bicara soal pelembagaan dan pengudusan hari Sabat yang diadakan untuk manusia, guna meningkatkan kekudusan dan kenyamanannya. Sabat bukan muncul setelah ada 10 hukum Tuhan.
Ke-10 hukum Tuhan itu justru muncul, karena manusia telah melupakan Sabat, karena ada kata “ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” dalam Kel 20:8. Bangsa Israel pun kemudian melupakannya lagi sehingga Kel 20, diulangi kembali di Kel 31.
Kej 2:4-7, bicara soal penjelasan rinci soal penciptaan manusia sebagai pusat dari ringkasan seluruh karya Allah.
Ayat 4, Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --
Kalimat ini seolah-olah merupakan kesimpulan dan kata-kata penutup dari cerita tentang penciptaan.
Dalam Alkitab versi bahasa Inggris dan Ibrani tidak ditulis demikian:
Versi BBE: These are the generations of the heaven and the earth when they were made.
These are the generation = inilah riwayat-riwayat selanjutnya.
Di bagian berikutnya dalam Kej 2, Tuhan membentuk rumah tangga sebagai karya penciptaan manusia.
Kej 2:8-17, bicara soal gambaran tentang taman Eden dan penempatan manusia di dalamnya di bawah kewajiban hukum dan covenant.
Kej 2:18-dst, bicara soal penciptaan perempuan dan pelembagaan aturan pernikahan.
Dalam Kej 1, sudah bicara soal penciptaan manusia.
Dalam Kej 2, diulang kembali – diingatkan kembali.
Kej 2:1-3, setelah semuanya selesai, termasuk Kej 2:5-7, ayat 1-3 bicara soal adanya Sabat.
Bumi beserta segala isinya, termasuk manusia, telah selesai diciptakan.
1Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Kata ‘berhenti’ ditulis dengan kata sabat, sabeth = istirahat, rest.
Di sinilah kata Sabat muncul pertama kali.
Tuhan berhenti karena capek atau karena sudah tidak ada lagi yang diciptakan?
Sabat = sabeth = saba = berhenti, menghentikan, mengakhiri atau pantang melakukan sesuatu.
Menghentikan, mengakhiri – berarti bisa jadi belum selesai, tetapi dihentikan, diakhiri.
Sabeth = diam, istirahat, rest, refresh, membuat jadi segar kembali.
Hal ini menunjukkan ada hari perhentian yang disengaja ketika segala pekerjan dihentikan atau diistirahatkan.
Sabat = penghentian yang disengajakan oleh Allah, hari yang dikuduskan Allah dan bagi Allah sendiri, dan kelanjutannya adalah untuk ciptaanNya.
3 kunci penting dalam Kej 2:18-1 Berhenti, Memberkati, Menguduskan.
Tuhan berhenti, memberkati dan menguduskan.
Mengapa Allah berhenti?
Berhenti = tindakan inisiatif Allah secara aktif, untuk men-Sabat-kan DiriNya sendiri.
Ketika Allah ‘berhenti’ dari pekerjaanNya, siapakah yang memelihara bumi dan isinya? Ataukah dihentikan secara total?
Inisiatif Allah untuk berhenti secara aktif, artinya sekalipun Allah ‘berhenti’ dari pekerjaanNya, Tuhan tetap memelihara bumi dan isinya. Tuhan berhenti, tetapi Dia tetap bekerja. Semua bumi dan isinya, masih dalam kendali Tuhan.
Allah men-Sabat-kan DiriNya = Allah berinisiatif membuat DiriNya sebagai puncak perhentian bagi ciptaanNya dalam seluruh karya penciptaan, pada hari yang ketujuh.
Artinya, ketika Allah berhenti, Allah bukan berhenti untuk kepentinganNya sendiri, tetapi sebagai puncak perhentiannya bagi seluruh ciptaanNya.
Untuk apa?
Allah telah menjadikan penciptaanNya secara sempurna, agar berfokus pada DiriNya, sehingga DiriNya menjadi standar yang berlaku umum untuk seluruh ciptaanNya.
Perhatikan Allah di tengah-tengah kesibukan kita, fokuslah pada Allah.
Dalam pengetahuan Allah, Allah mengerti nanti ciptaanNya akan menjadi seperti apa, sehingga Tuhan perlu berhenti secara aktif, justru menunjukkan betapa Allah merindukan ciptaanNya dapat menikmati keagungan, kemuliaan, kebesaran, kesucian, kekudusan, kasih Allah yang hanya bisa dinikmati di dalam hadiratNya.
Tujuan Allah adalah agar semua ciptaanNya dapat merasakan kedamaian, ketenangan dan kesegaran jiwa yang tiada tara di dalam DiriNya.
Jadi, berdiamnya Allah, berhentinya Allah, bukan untuk Allah sendiri.
Allah berhenti, tetapi tetap aktif, agar semua ciptaanNya dapat merasakan kedamaian, ketenangan, kesegaran jiwa, kesucian dst. Jadi Allah bukanlah Allah yang transendent, yang terpisah dari ciptaanNya.
Tetapi Allah adalah Allah yang imanent, yang begitu dekat dengan ciptaanNya, melalui perhentianNya.
Allah hadir dalam persekutuan yang intim.
Jadi, Sabat ingin mengajarkan pada ciptaanNya, ketika berhenti dari kesibukan mereka, keintiman dengan Pencipta, Sang Pemberi Berkat dan Hidup, ada persekutuan yang tidak dapat dipisahkan oleh siapapun.
Ini semacam undangan Allah kepada ciptaanNya.
Allah bukan hanya menghentikan hari itu untuk mengundang ciptaanNya, menikmati kintiman dengan Pencipta, tetapi Allah itu adalah Allah yang imanent, dekat dengan ciptaanNya.
Ketika Allah ada bersama-sama dengan kita, artinya kita akan mengalami kelegaan, sekalipun persoalan yang kita hadapi belum tentu selesai saat itu juga.
Kedua, Allah memberkati hari itu.
Hari ketujuh adalah hari yang diberkati Allah.
Diberkati = tindakan objek yang akan diberkati.
Apa yang diberkati?
Tidak terlihat adanya makhluk hidup yang diberkati, tetapi Allah memberkati waktu itu, hari itu menjadi hari yang diberkati oleh Tuhan.
Allah memberkati semuanya, tetapi ada yang terberakti, dimana Allah mengkhususkan.
Dengan memberkati hari ketujuh Allah menyediakan bagi ciptaanNya untuk menemukan penghentian mereka sendiri melalui DiriNya, melalui berkat hari Sabat, yaitu ketenangan jasmani dan rohani.
Allah menghentikan di hari ketujuh, Allah mengundang ciptaanNya, menikmati keintiman, hari itu diberkati untuk memberikan ketenangan pada ciptaanNya, baik secara jasmani maupun rohani.
Di tengah keletihan kita, membangun keintiman dengan Tuhan, ada kelegaan.
Manusia diijinkan Allah untuk masuk dalam seluruh eksistensi hadirat Allah, yang memberikan ketenangan jasmani dan rohani, membawa sukacita dalam totalitas diri manusia.
Jadi, berkat hari ketujuh adalah Allah memberi kesempatan retreat kepada kita.
Tidak hanya diundang Allah untuk mengenal Sang Pencipta, membangun keintiman untuk menikmati kekudusan, kagungan, kebesaran Allah, tetapi Allah memberkati hari itu karena hari itu menjadi retreat untuk manusia, untuk memulihkan dan mendapatkan kembali kekuatan yang baru untuk memasuki 6 hari yang kedepan.
Retreat = men-treat kembali, yang mungkin sudah capek, disegarkan kembali.
Jika kita sudah disegarkan dalam Sabat, maka hari-hari berikutnya sudah tidak akan terlihat buruk.
Hari Minggu Tuhan memberikan kesempatan buat kita untuk retreat.
Apakah kita memanfaatkan hari Minggu dengan baik? Ataukah kita salah dalam memahami Sabat?
Tuhan berhenti di hari ketujuh, bukan untuk kepentingannya, tetapi untuk Dia manusia menikmati persekutuan dengan Allah, keagungan, keintiman. Bagi Dia, manusia mendapatkan kembali kesegaran sehingga mengingat Tuhan sebagai Penciptanya.
Ketiga, menguduskan.
Kudus = a part from = dipisahkan dari.
Hari ketujuh dipisahkan dari 6 hari yang sudah ada.
Hari ketujuh dimaknai sebagai hari yang sempurna.
Orang Yahudi melihat angka 7 sebagai sesuatu yang baik, indah dan sempurna.
Menguduskan = tindakan aktif dari Allah yang mentahbiskan, mengkhususkan, memisahkan hari ketujuh menjadi hari yang kudus.
Seorang penafsir mengatakan, ketika Allah menguduskan hari yang ketujuh, ini menunjuk pada deklarasi Allah dengan ditetapkannya status khusus, dipisahkannya bagi Allah. Hari itu dikhususkan dan dipisahkan untuk Allah.
Manusia dan semua ciptaan, istirahat dari segala kesibukannya.
Orang Israel memahami konsep yang salah tentang Sabat. Pada hari Sabat, mereka berhenti dan tidak melakukan apa-apa.
Jadi semacam sesuatu yang saklak dalam kitab Keluaran. Bahkan binatang pun tidak boleh bekerja. Binatang yang bekerja cari makan pun harus dimatikan.
Mereka berkata: untuk menghormati kekudusan hari itu, Allah berhenti dari segala pekerjaanNya. Konsekuensinya, merayakan hari Sabat dengan mencontoh Allah.
Bagi Israel, Sabat adalah hukum yang mengandung konsekuensi logis, yaitu kutuk dan berkat.
Ditaati dapat berkat, dilanggar dapat kutuk. Jadi, tidaklah mengherankan, mengapa mereka sangat menjaga kekudusan Sabat.
Tetapi konsepnya berubah ketika Yesus hadir di dalam dunia ini.
Mark 2:27-28. Yesus sendiri mengatakan, manusia bukan untuk Sabat, tetapi Sabat untuk manusia.
Manusia tidak diatur oleh Sabat, tetapi seharusnya manusia menikmati hari Sabat itu.
Anak manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.
Kristus mengembalikan Sabat pada makna yang sesungguhnya, sesuai dengan kehendak dan rencana Allah Tri Tunggal, menguduskan, menghentikan, memberkati hari ketujuh bagi DiriNya.
Dengan kata lain, melalui Sabat, ini bukan hukum yang mematikan tetapi merupakan anugrah Allah.
Anugrah Allah diberikan dalam kesempurnaan Dia menciptakan manusia.
Manusia diciptakan pada hari keenam setelah semuanya lengkap.
Manusia begitu istimewa di hadapan Tuhan, sampai hari ketujuhpun diberikan secara khusus untuk manusia.
Agar manusia membangun relasi, keintiman dengan Tuhan, menimkati keagungan, kesucian, hadirat Tuhan, disegarkan kebali secara jasmani dan rohani.
Jadi hari Minggu atau Sabat, jangan dilihat sebagai konsekuensi logis dari hari Allah.
Tetapi berdasarkan suatu pertanggung jawaban iman dan moral melalui anugrah yang diberikan Allah.
Mengapa Sabat dilakukan di hari Minggu, bukan Sabtu?
Orang Yahudi memang melihat Sabat sebagai hari ketujuh.
Tetapi bagi orang-orang percaya, Sabat adalah hari pertama, hari Minggu.
Di Alkitab tidak ada penjelasan bahwa hari pertama itu adalah Senin, atau Minggu. Sabat adalah yang diatur Tuhan sendiri.
Hari Minggu adalah hari kemenangan orang Kristen, karena Yesus bangkit pada hari Minggu, tiga hari setelah kematianNya.
Oleh karena itu orang Kristen beribadah pada hari Minggu.
Dalam sejarah Alkitab, murid-murid sering berkumpul pada hari Minggu.
Kalau Sabat begitu bernilai, dikhususkan Allah, demi kepentingan ciptaanNya, supaya ciptaanNya mengenal Allah yang imanent, dapat menikmati persekutuan dengan Dia, menikmati hadiratNya, kekudusanNya.
Allah ingin me-treat kembali (retreat) bagaimana ciptaanNya yang sudah lelah itu, disegarkan dan mendapatkan kekuatan kembali.
Sehingga hari itu jadi hari yang diberkati luar biasa.
Setelah merayakan Sabat, kita menikmati berkat yang luar biasa.
Di jaman hedonism, materialistik dan egosentrik, Sabat sudah mengalami pergeseran.
Sejak keluar dari Mesir pun, Israel sudah melupakan hakiki hari Sabat.
Oleh karena itu dalam Kel 20 dinyatakan: ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.
Apakah dalam sepanjang hari Sabat, kita tidak boleh melakukan banyak hal? Tidak demikian.
Tetapi seluruh pikiran kita, nikmatilah persekutuan dengan Tuhan. Bobotnya tidak sama dengan hari-hari lain.
Dalam Kel 20:8, Allah mengingatkan lagi.
Orang Kristen menguduskan hari Sabat dengan beribadah dan melayani Tuhan.
‘Ingatlah’ = ada indikasi kita bisa lupa untuk menguduskan hari Sabat.
Lupa dalam arti apa? Bisa jadi kita ke gereja hanya secara legalistik saja.
Apakah kita ke gereja, melayani dengan motivasi yang benar?
Apakah firman Tuhan yang disampaikan sampai dalam pikiran kita dan kita lakukan?
Apakah kita ke gereja, hadir secara mekanis, tanpa persiapan bahwa kita akan menikmati Tuhan, mensyukuri anugrahNya, kembali di-retreat kerohanian kita.
Hari itu kita benar-benar mencurahkan segala pikiran kita untuk Tuhan.
Bisa jadi orang Kristen ke gereja sebagai rutinitas belaka.
Dan merasa sudah rohani ketika sudah rajin ke gereja. Tidak terjadi retreat dan kita tidak menikmati hari itu.
Apakah kita betul-betul beribadah, atau kita beribadah karena alasan yang lain, misalnya untuk mendapatkan berkat saja?
Kita bisa terjebak dengan dualisme. Beberapa orang Kristen memiliki prilaku yang berbeda antara hari Sabat dengan hari lainnya.
Pada hari Sabat, mereka menampilkan tingkah laku malaikat. Tetapi 6 hari lainnya, hidup dengan pola hidup dunia, penuh kejahatan, dosa dan penipuan.
Hati-hati dengan dualisme.
Ingatlah, bahwa ketika ke gereja, itu adalah hari perhentian, ketika Allah mengkhususkan diri untuk kita, betapa Allah menghargai diri kita, mau mengubah, memberikan paradigma baru untuk kita.
Ada orang Kristen tahu bahwa hari Minggu beribadah pada Tuhan, mereka tidak mempedulikan hari itu, lebih asyik berlibur.
Apakah kita benar-benar men-Sabat-kan diri, atau takut kalau tidak pergi ke gereja?
Atau ketika ibadah, di dalam gereja, asyik dengan diri sendiri, sibuk dengan gadget kita ketika ibadah berlangsung.
Hati-hatilah ketika kita mengabaikan makna hari Sabat.
Orang percaya, yang mengkhususkan hari Minggu, refresh kembali, evaluasi diri di hadapan Tuhan, apakah yang dilakukan berkenan di hadapan Tuhan, tersungkur, bertobat dan minta ampun sehingga menjalani hari berikutnya dengan lebih baik.
Ketika manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan, kita tidak hanya menjadi makhluk Tuhan yang istimewa, tetapi kita terlalu diistimewakan oleh Tuhan, sampai Tuhan men-Sabatkan DiriNya untuk kita, agar kita dapat menikmati keindahan dan keintiman bersama dengan Tuhan. Hari itu Tuhan mengkhususkan diri bagi kita.
Jangan sampai kita ke gereja dengan jebakan legalistik, dan tidak ada dampak dalam hidup kita.
TANYA & JAWAB
A T: Mengapa kita harus ke gereja? Padahal kita bisa mendengarkan kotbah di media lain, tanpa harus benar-benar hadir di gereja.
Tetapi kita diajarkan: datang beribadah adalah anugrah, kita datang menikmati hadirat Tuhan.
Allah tidak bekerja dan menjadi lelah, tetapi Allah berfirman dan itu jadi.
J: Jadi menikmati anugrah Allah adalah tanggung jawab moral dan iman. Allah adalah Allah yang imanent, dekat dengan kita.
Intinya bukan di kotbah, tetapi bagaimana relasi kita dengan Tuhan.
Ketika firman Tuhan disampaikan, bagaimana Tuhan memberikan anugrah pada kita mendengar dengan hati dan tindakan.
Kejadian Pembahasan ke
Ayat Alkitab
Pembicara
Hari/Tanggal : 05
: Kej 2:1-7
: Pdt. Theofilus Sudari
: Rabu, 18 Maret 2015
AYAT ALKITAB
Kej 2:1-7, Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya (Kej 1:1-2:7)
1Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
2Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
4Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --
5belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu;
6tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu--
7ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
SHAR ING
A Ayat 4 merupakan kesimpulan dari pasal 1.
4Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --
Dari ayat 1-3, ada beberapa kata yang ditegaskan selesai, berhenti, memberkati dan menguduskan.
1Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Dalam penciptaan hari pertama sampai ke empat, tidak ada kata ‘diberkati’.
Setelah isi bumi dan manusia diciptakan pada hari kelima dan enam, barulah ada kata ‘diberkati’.
Tetapi untuk hari ketujuh, selain diberkati, ada kata tambahan ‘dikuduskan’.
Kata ‘diberkati’ dan ‘dikuduskan’, seolah-olah mau mengangkat hari ketujuh di atas hari yang lain, hari ketujuh lebih istimewa dari hari yang lain, dan kemudian dikhususkan.
Sabat adalah sanctified day, holy day, a set apart day, a unique day.
Sampai hari ini hari Sabat jadi permasalahan, ada yang sangat mengkultuskan hari Sabat (Sabtu).
Tuhan berhenti pada hari ketujuh, bukan karena capek. Tetapi apakah Tuhan berhenti untuk menghargai hari ketujuh itu, atau berhenti untuk menghargai apa yang telah diciptakan dari hari pertama sampai keenam? Pasti ada makna lain mengapa Tuhan berhenti.
Apakah Adam dan Hawa santai-santai saja setelah diciptakan, sehingga mereka tidak perlu berisitrahat?
Hari Sabat baru dinyatakan untuk dihormati di dalam hukum Musa, dalam 10 perintah Tuhan.
Jadi apa makna hari Sabat ini? Apakah untuk kita teladani, bekerja 6 hari, berhenti di hari ke-7?
Yesus menyembuhkan orang di hari Sabat, membiarkan murid-murid memetik gandum di hari Sabat.
Ketika Dia ditegur, Yesus mengutip: Daud juga melakukan pelanggaran hari Sabat, tetapi tidak ditegur oleh Tuhan.
Mark 2:23-28, 23Pada suatu kali, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum, dan sementara berjalan murid-murid-Nya memetik bulir gandum. 24Maka kata orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihat! Mengapa mereka berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat?" 25Jawab-Nya kepada mereka: "Belum pernahkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya kekurangan dan kelaparan, 26bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah waktu Abyatar menjabat sebagai Imam Besar lalu makan roti sajian itu--yang tidak boleh dimakan kecuali oleh imam-imam--dan memberinya juga kepada pengikut-pengikutnya?" 27Lalu kata Yesus kepada mereka: "Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, 28jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat."
Kita diingatkan bahwa kita tidak diciptakan untuk hari Sabat. Hari Sabat itu dibuat Tuhan untuk kita. Jadi kita tidak terikat dan jadi ‘budak’ hari Sabat. Tuhan atas hari Sabat.
Jadi kita perlu lebih proposional terhadap hari Sabat. Tetap menghormati hari Sabat, tetapi tidak dengan cara yang terlalu berlebihan.
Sabat itu hari Sabtu atau Minggu? Mengapa jumlah hari itu 7 dalam 1 minggu?
Hari ke-7 adalah Sabtu, hari pertama adalah hari Minggu.
Mengapa Tuhan menciptakan manusia di taman yang indah?
Ada juga yang mengatakan, setiap hari adalah hari Sabat. Karena hari Sabat adalah untuk mengingat kuasa dan kemuliaan Allah, apakah saat Allah mencipta, saat menyelesaikan pekerjaan itu.
Ini juga jadi pola untuk kita, ketika kita sudah bekerja, kita berhenti sambil mengucap syukur akan apa yang kita kerjakan.
Sekali kita mengerjakan sesuatu harus selesai. Sekali selesai, berhenti untuk melihat ke belakang, mengucap syukur pada Tuhan karena kita bisa menyelesaikannya dengan baik.
Jadi hari Sabat adalah jadi pedoman atau pola dalam hidup, bukan hanya sekedar membuat perencanaan ke depan, tetapi juga mengevaluasi yang lalu serta mengucap syukur pada Tuhan.
PEMBAH
ASAN
Kita hidup dalam jaman materialistik, egosentrik, hedonism. Setiap hari, 24 jam kita pakai hanya untuk memikirkan hal-hal yang bersifat materi, segala sesuatu untuk aku dan kenikmatanku, bukan untuk Tuhan.
Ketika Tuhan menciptakan kita, mengapa akhirnya manusia diciptakan dan membuat Tuhan jadi susah? Bahkan Tuhan harus melepaskan AnakNya yang tunggal untuk mati buat kita.
Kalau kita tahu bahwa manusia diciptakan untuk mempermuliakan Allah, dalam 24 jam berapa % yang kita pakai untuk Tuhan?
Waktu berada dalam gereja 2 jam saja, apakah kita datang sungguh-sungguh memberi diri untuk Tuhan, sungguh-sungguh menikmati hadirat Tuhan, memandang kemuliaan Tuhan, ada interaksi yang dalam, apapun kondisi ibadah.
Jadi untuk apa kita ke gereja? Pada akhirnya kita ke gereja juga untuk diri kita, misalnya takut kita tidak diberkati Tuhan kalau kita tidak ke gereja. Mungkin di jaman ini kita sudah tidak lagi menghidupi Sabat itu.
Tuhan memberi kita ambisi dalam hidup.
Tetapi, kalau ambisi itu untuk diri sendiri, ini sudah melewati natur Tuhan menciptakan kita.
Apapun yang kita lakukan, apakah untuk diri kita sendiri atau untuk Tuhan?
Manusia makin mencintai dirinya sendiri.
2Tim 3:1-9, kita akan melihat bagaimana manusia beragama tetapi mengingkari kekuatan Tuhan.
Kalau manusia sudah tidak pernah bertanya, berarti di situ manusia sudah tidak mau pernah berubah.
Mengapa sampai Tuhan berhenti di hari ketujuh?
Ada bagian-bagian Alkitab yang menjelaskan tentang Sabat secara rinci.
Kel 20:8-11, 8Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat: 9enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu, 10tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu. 11Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
Kej 2:1-7, kalau kita perhatikan, seolah-olah ayat demi ayat tidak ada hubungan.
Ayat 1-3, kemudian dipotong dengan ayat 4, seperti mengulang kembali ayat sebelumnya.
Kej 2 merupakan tambahan sejarah penciptaan. Menjelaskan lebih khusus tentang perihal sejarah yang langsung berhubungan dengan manusia, makhluk kesayangan Tuhan di bumi.
Kej 2:1-3, bicara soal pelembagaan dan pengudusan hari Sabat yang diadakan untuk manusia, guna meningkatkan kekudusan dan kenyamanannya. Sabat bukan muncul setelah ada 10 hukum Tuhan.
Ke-10 hukum Tuhan itu justru muncul, karena manusia telah melupakan Sabat, karena ada kata “ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat” dalam Kel 20:8. Bangsa Israel pun kemudian melupakannya lagi sehingga Kel 20, diulangi kembali di Kel 31.
Kej 2:4-7, bicara soal penjelasan rinci soal penciptaan manusia sebagai pusat dari ringkasan seluruh karya Allah.
Ayat 4, Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --
Kalimat ini seolah-olah merupakan kesimpulan dan kata-kata penutup dari cerita tentang penciptaan.
Dalam Alkitab versi bahasa Inggris dan Ibrani tidak ditulis demikian:
Versi BBE: These are the generations of the heaven and the earth when they were made.
These are the generation = inilah riwayat-riwayat selanjutnya.
Di bagian berikutnya dalam Kej 2, Tuhan membentuk rumah tangga sebagai karya penciptaan manusia.
Kej 2:8-17, bicara soal gambaran tentang taman Eden dan penempatan manusia di dalamnya di bawah kewajiban hukum dan covenant.
Kej 2:18-dst, bicara soal penciptaan perempuan dan pelembagaan aturan pernikahan.
Dalam Kej 1, sudah bicara soal penciptaan manusia.
Dalam Kej 2, diulang kembali – diingatkan kembali.
Kej 2:1-3, setelah semuanya selesai, termasuk Kej 2:5-7, ayat 1-3 bicara soal adanya Sabat.
Bumi beserta segala isinya, termasuk manusia, telah selesai diciptakan.
1Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Kata ‘berhenti’ ditulis dengan kata sabat, sabeth = istirahat, rest.
Di sinilah kata Sabat muncul pertama kali.
Tuhan berhenti karena capek atau karena sudah tidak ada lagi yang diciptakan?
Sabat = sabeth = saba = berhenti, menghentikan, mengakhiri atau pantang melakukan sesuatu.
Menghentikan, mengakhiri – berarti bisa jadi belum selesai, tetapi dihentikan, diakhiri.
Sabeth = diam, istirahat, rest, refresh, membuat jadi segar kembali.
Hal ini menunjukkan ada hari perhentian yang disengaja ketika segala pekerjan dihentikan atau diistirahatkan.
Sabat = penghentian yang disengajakan oleh Allah, hari yang dikuduskan Allah dan bagi Allah sendiri, dan kelanjutannya adalah untuk ciptaanNya.
3 kunci penting dalam Kej 2:18-1 Berhenti, Memberkati, Menguduskan.
Tuhan berhenti, memberkati dan menguduskan.
Mengapa Allah berhenti?
Berhenti = tindakan inisiatif Allah secara aktif, untuk men-Sabat-kan DiriNya sendiri.
Ketika Allah ‘berhenti’ dari pekerjaanNya, siapakah yang memelihara bumi dan isinya? Ataukah dihentikan secara total?
Inisiatif Allah untuk berhenti secara aktif, artinya sekalipun Allah ‘berhenti’ dari pekerjaanNya, Tuhan tetap memelihara bumi dan isinya. Tuhan berhenti, tetapi Dia tetap bekerja. Semua bumi dan isinya, masih dalam kendali Tuhan.
Allah men-Sabat-kan DiriNya = Allah berinisiatif membuat DiriNya sebagai puncak perhentian bagi ciptaanNya dalam seluruh karya penciptaan, pada hari yang ketujuh.
Artinya, ketika Allah berhenti, Allah bukan berhenti untuk kepentinganNya sendiri, tetapi sebagai puncak perhentiannya bagi seluruh ciptaanNya.
Untuk apa?
Allah telah menjadikan penciptaanNya secara sempurna, agar berfokus pada DiriNya, sehingga DiriNya menjadi standar yang berlaku umum untuk seluruh ciptaanNya.
Perhatikan Allah di tengah-tengah kesibukan kita, fokuslah pada Allah.
Dalam pengetahuan Allah, Allah mengerti nanti ciptaanNya akan menjadi seperti apa, sehingga Tuhan perlu berhenti secara aktif, justru menunjukkan betapa Allah merindukan ciptaanNya dapat menikmati keagungan, kemuliaan, kebesaran, kesucian, kekudusan, kasih Allah yang hanya bisa dinikmati di dalam hadiratNya.
Tujuan Allah adalah agar semua ciptaanNya dapat merasakan kedamaian, ketenangan dan kesegaran jiwa yang tiada tara di dalam DiriNya.
Jadi, berdiamnya Allah, berhentinya Allah, bukan untuk Allah sendiri.
Allah berhenti, tetapi tetap aktif, agar semua ciptaanNya dapat merasakan kedamaian, ketenangan, kesegaran jiwa, kesucian dst. Jadi Allah bukanlah Allah yang transendent, yang terpisah dari ciptaanNya.
Tetapi Allah adalah Allah yang imanent, yang begitu dekat dengan ciptaanNya, melalui perhentianNya.
Allah hadir dalam persekutuan yang intim.
Jadi, Sabat ingin mengajarkan pada ciptaanNya, ketika berhenti dari kesibukan mereka, keintiman dengan Pencipta, Sang Pemberi Berkat dan Hidup, ada persekutuan yang tidak dapat dipisahkan oleh siapapun.
Ini semacam undangan Allah kepada ciptaanNya.
Allah bukan hanya menghentikan hari itu untuk mengundang ciptaanNya, menikmati kintiman dengan Pencipta, tetapi Allah itu adalah Allah yang imanent, dekat dengan ciptaanNya.
Ketika Allah ada bersama-sama dengan kita, artinya kita akan mengalami kelegaan, sekalipun persoalan yang kita hadapi belum tentu selesai saat itu juga.
Kedua, Allah memberkati hari itu.
Hari ketujuh adalah hari yang diberkati Allah.
Diberkati = tindakan objek yang akan diberkati.
Apa yang diberkati?
Tidak terlihat adanya makhluk hidup yang diberkati, tetapi Allah memberkati waktu itu, hari itu menjadi hari yang diberkati oleh Tuhan.
Allah memberkati semuanya, tetapi ada yang terberakti, dimana Allah mengkhususkan.
Dengan memberkati hari ketujuh Allah menyediakan bagi ciptaanNya untuk menemukan penghentian mereka sendiri melalui DiriNya, melalui berkat hari Sabat, yaitu ketenangan jasmani dan rohani.
Allah menghentikan di hari ketujuh, Allah mengundang ciptaanNya, menikmati keintiman, hari itu diberkati untuk memberikan ketenangan pada ciptaanNya, baik secara jasmani maupun rohani.
Di tengah keletihan kita, membangun keintiman dengan Tuhan, ada kelegaan.
Manusia diijinkan Allah untuk masuk dalam seluruh eksistensi hadirat Allah, yang memberikan ketenangan jasmani dan rohani, membawa sukacita dalam totalitas diri manusia.
Jadi, berkat hari ketujuh adalah Allah memberi kesempatan retreat kepada kita.
Tidak hanya diundang Allah untuk mengenal Sang Pencipta, membangun keintiman untuk menikmati kekudusan, kagungan, kebesaran Allah, tetapi Allah memberkati hari itu karena hari itu menjadi retreat untuk manusia, untuk memulihkan dan mendapatkan kembali kekuatan yang baru untuk memasuki 6 hari yang kedepan.
Retreat = men-treat kembali, yang mungkin sudah capek, disegarkan kembali.
Jika kita sudah disegarkan dalam Sabat, maka hari-hari berikutnya sudah tidak akan terlihat buruk.
Hari Minggu Tuhan memberikan kesempatan buat kita untuk retreat.
Apakah kita memanfaatkan hari Minggu dengan baik? Ataukah kita salah dalam memahami Sabat?
Tuhan berhenti di hari ketujuh, bukan untuk kepentingannya, tetapi untuk Dia manusia menikmati persekutuan dengan Allah, keagungan, keintiman. Bagi Dia, manusia mendapatkan kembali kesegaran sehingga mengingat Tuhan sebagai Penciptanya.
Ketiga, menguduskan.
Kudus = a part from = dipisahkan dari.
Hari ketujuh dipisahkan dari 6 hari yang sudah ada.
Hari ketujuh dimaknai sebagai hari yang sempurna.
Orang Yahudi melihat angka 7 sebagai sesuatu yang baik, indah dan sempurna.
Menguduskan = tindakan aktif dari Allah yang mentahbiskan, mengkhususkan, memisahkan hari ketujuh menjadi hari yang kudus.
Seorang penafsir mengatakan, ketika Allah menguduskan hari yang ketujuh, ini menunjuk pada deklarasi Allah dengan ditetapkannya status khusus, dipisahkannya bagi Allah. Hari itu dikhususkan dan dipisahkan untuk Allah.
Manusia dan semua ciptaan, istirahat dari segala kesibukannya.
Orang Israel memahami konsep yang salah tentang Sabat. Pada hari Sabat, mereka berhenti dan tidak melakukan apa-apa.
Jadi semacam sesuatu yang saklak dalam kitab Keluaran. Bahkan binatang pun tidak boleh bekerja. Binatang yang bekerja cari makan pun harus dimatikan.
Mereka berkata: untuk menghormati kekudusan hari itu, Allah berhenti dari segala pekerjaanNya. Konsekuensinya, merayakan hari Sabat dengan mencontoh Allah.
Bagi Israel, Sabat adalah hukum yang mengandung konsekuensi logis, yaitu kutuk dan berkat.
Ditaati dapat berkat, dilanggar dapat kutuk. Jadi, tidaklah mengherankan, mengapa mereka sangat menjaga kekudusan Sabat.
Tetapi konsepnya berubah ketika Yesus hadir di dalam dunia ini.
Mark 2:27-28. Yesus sendiri mengatakan, manusia bukan untuk Sabat, tetapi Sabat untuk manusia.
Manusia tidak diatur oleh Sabat, tetapi seharusnya manusia menikmati hari Sabat itu.
Anak manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.
Kristus mengembalikan Sabat pada makna yang sesungguhnya, sesuai dengan kehendak dan rencana Allah Tri Tunggal, menguduskan, menghentikan, memberkati hari ketujuh bagi DiriNya.
Dengan kata lain, melalui Sabat, ini bukan hukum yang mematikan tetapi merupakan anugrah Allah.
Anugrah Allah diberikan dalam kesempurnaan Dia menciptakan manusia.
Manusia diciptakan pada hari keenam setelah semuanya lengkap.
Manusia begitu istimewa di hadapan Tuhan, sampai hari ketujuhpun diberikan secara khusus untuk manusia.
Agar manusia membangun relasi, keintiman dengan Tuhan, menimkati keagungan, kesucian, hadirat Tuhan, disegarkan kebali secara jasmani dan rohani.
Jadi hari Minggu atau Sabat, jangan dilihat sebagai konsekuensi logis dari hari Allah.
Tetapi berdasarkan suatu pertanggung jawaban iman dan moral melalui anugrah yang diberikan Allah.
Mengapa Sabat dilakukan di hari Minggu, bukan Sabtu?
Orang Yahudi memang melihat Sabat sebagai hari ketujuh.
Tetapi bagi orang-orang percaya, Sabat adalah hari pertama, hari Minggu.
Di Alkitab tidak ada penjelasan bahwa hari pertama itu adalah Senin, atau Minggu. Sabat adalah yang diatur Tuhan sendiri.
Hari Minggu adalah hari kemenangan orang Kristen, karena Yesus bangkit pada hari Minggu, tiga hari setelah kematianNya.
Oleh karena itu orang Kristen beribadah pada hari Minggu.
Dalam sejarah Alkitab, murid-murid sering berkumpul pada hari Minggu.
Kalau Sabat begitu bernilai, dikhususkan Allah, demi kepentingan ciptaanNya, supaya ciptaanNya mengenal Allah yang imanent, dapat menikmati persekutuan dengan Dia, menikmati hadiratNya, kekudusanNya.
Allah ingin me-treat kembali (retreat) bagaimana ciptaanNya yang sudah lelah itu, disegarkan dan mendapatkan kekuatan kembali.
Sehingga hari itu jadi hari yang diberkati luar biasa.
Setelah merayakan Sabat, kita menikmati berkat yang luar biasa.
Di jaman hedonism, materialistik dan egosentrik, Sabat sudah mengalami pergeseran.
Sejak keluar dari Mesir pun, Israel sudah melupakan hakiki hari Sabat.
Oleh karena itu dalam Kel 20 dinyatakan: ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.
Apakah dalam sepanjang hari Sabat, kita tidak boleh melakukan banyak hal? Tidak demikian.
Tetapi seluruh pikiran kita, nikmatilah persekutuan dengan Tuhan. Bobotnya tidak sama dengan hari-hari lain.
Dalam Kel 20:8, Allah mengingatkan lagi.
Orang Kristen menguduskan hari Sabat dengan beribadah dan melayani Tuhan.
‘Ingatlah’ = ada indikasi kita bisa lupa untuk menguduskan hari Sabat.
Lupa dalam arti apa? Bisa jadi kita ke gereja hanya secara legalistik saja.
Apakah kita ke gereja, melayani dengan motivasi yang benar?
Apakah firman Tuhan yang disampaikan sampai dalam pikiran kita dan kita lakukan?
Apakah kita ke gereja, hadir secara mekanis, tanpa persiapan bahwa kita akan menikmati Tuhan, mensyukuri anugrahNya, kembali di-retreat kerohanian kita.
Hari itu kita benar-benar mencurahkan segala pikiran kita untuk Tuhan.
Bisa jadi orang Kristen ke gereja sebagai rutinitas belaka.
Dan merasa sudah rohani ketika sudah rajin ke gereja. Tidak terjadi retreat dan kita tidak menikmati hari itu.
Apakah kita betul-betul beribadah, atau kita beribadah karena alasan yang lain, misalnya untuk mendapatkan berkat saja?
Kita bisa terjebak dengan dualisme. Beberapa orang Kristen memiliki prilaku yang berbeda antara hari Sabat dengan hari lainnya.
Pada hari Sabat, mereka menampilkan tingkah laku malaikat. Tetapi 6 hari lainnya, hidup dengan pola hidup dunia, penuh kejahatan, dosa dan penipuan.
Hati-hati dengan dualisme.
Ingatlah, bahwa ketika ke gereja, itu adalah hari perhentian, ketika Allah mengkhususkan diri untuk kita, betapa Allah menghargai diri kita, mau mengubah, memberikan paradigma baru untuk kita.
Ada orang Kristen tahu bahwa hari Minggu beribadah pada Tuhan, mereka tidak mempedulikan hari itu, lebih asyik berlibur.
Apakah kita benar-benar men-Sabat-kan diri, atau takut kalau tidak pergi ke gereja?
Atau ketika ibadah, di dalam gereja, asyik dengan diri sendiri, sibuk dengan gadget kita ketika ibadah berlangsung.
Hati-hatilah ketika kita mengabaikan makna hari Sabat.
Orang percaya, yang mengkhususkan hari Minggu, refresh kembali, evaluasi diri di hadapan Tuhan, apakah yang dilakukan berkenan di hadapan Tuhan, tersungkur, bertobat dan minta ampun sehingga menjalani hari berikutnya dengan lebih baik.
Ketika manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Tuhan, kita tidak hanya menjadi makhluk Tuhan yang istimewa, tetapi kita terlalu diistimewakan oleh Tuhan, sampai Tuhan men-Sabatkan DiriNya untuk kita, agar kita dapat menikmati keindahan dan keintiman bersama dengan Tuhan. Hari itu Tuhan mengkhususkan diri bagi kita.
Jangan sampai kita ke gereja dengan jebakan legalistik, dan tidak ada dampak dalam hidup kita.
TANYA & JAWAB
A T: Mengapa kita harus ke gereja? Padahal kita bisa mendengarkan kotbah di media lain, tanpa harus benar-benar hadir di gereja.
Tetapi kita diajarkan: datang beribadah adalah anugrah, kita datang menikmati hadirat Tuhan.
Allah tidak bekerja dan menjadi lelah, tetapi Allah berfirman dan itu jadi.
J: Jadi menikmati anugrah Allah adalah tanggung jawab moral dan iman. Allah adalah Allah yang imanent, dekat dengan kita.
Intinya bukan di kotbah, tetapi bagaimana relasi kita dengan Tuhan.
Ketika firman Tuhan disampaikan, bagaimana Tuhan memberikan anugrah pada kita mendengar dengan hati dan tindakan.
Friday, September 4, 2015
Kejadian 1: 24-31
RINGKASAN PA – THE MISSION
Kejadian Pembahasan ke
Ayat Alkitab
Pembicara
Hari/Tanggal : 04
: Kej 1:24-31
: Pdt. Jason Budiprasetya
: Rabu, 11 Maret 2015
AYAT ALKITAB
Kej 1:24-31, Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya (Kej 1:1-2:7)
24Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
25Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
26Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
27Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
28Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
29Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
SHAR ING
A Ayat penjelasan ini menggenapi apa yang ditulis dalam ayat 2, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Tuhan menata semua agar semuanya menjadi teratur. Tuhan tidak suka kekosongan, sehingga Tuhan mengisi. Tuhan mengisi cara yang luar biasa, terjadi multiplikasi.
Abraham dan Sara, Abraham menyatakan Sara istrinya pada Abimelekh. Padahal usia Sara ketika itu sudah sekitar 89 tahun.
Abraham dan Sara tidak menyadari janji Tuhan, bahwa Tuhan akan menjadikan dia bapak dari bangsa yang besar. Dia masih takut mati.
Ini pun merupakan kejadian untuk kedua kalinya, setelah dia pertama kali menyatakan Sara sebagai adiknya di hadapan Firaun.
Papan catur memiliki 64 kotak. Ditemukan oleh seorang petapa, yang kemudian mengajarkannya pada seorang raja.
Raja senang dan berkata bahwa catur akan jadi permainan rakyat. Rakyat pun mau memberikan hadiah pada si petapa itu.
Petapa itu berkata: Taruh 1 butir padi di kotak pertama, 2 butir di kotak kedua, 4 dikotak ketiga, 8 di kotak keempat dst.
Raja menyatakan itu gampang. Dan memanggil pengawalnya untuk memberikannya. Sampai di kotak ke 64, jumlahnya ada lebih dari 9 juta trilliun butir padi (9,223,372,036,854,780,000) sama dengan sekitar 210 milyar ton beras.
Jadi jangan anggap enteng itu 64 kotak.
Kira-kira sedemikian banyaklah keturunan Abraham yang Tuhan janjikan.
Jadi tidaklah mengherankan, waktu banga Israel ada di Mesir, jumlah mereka jutaan. Terjadi multiplikasi yang luar biasa. Tuhan mau itu terjadi.
Ketika binatang-binatang jumlahnya bisa banyak sekali, karena binatang itu berkembang biak.
Jadi demikianlah cara Tuhan mengisi bumi ini.
PEMBAH
ASAN
Mudah sekali kita menilai dan menghakimi orang lain berdasarkan penampilan, cara bicara dan beberapa hal lainnya.
Orang Kristen paling suka menyetankan banyak hal yang di luar gereja. Beberapa artis dinyatakan sebagai ibu, sepupu, keturunan setan. Padahal banyak orang Kristen ‘kesetahan’ di dalam gereja.
Orang Viking kerap kali diasosiasikan orang-orang yang pakai helm bertanduk.
Padahal kenyataannya, orang-orang Viking tidak pernah pakai helm bertanduk. Mereka adalah pedagang dari Skandinavia, yang menguasai perdagangan di Eropa dengan begitu efektifnya sekitar tahun 8-11 SM. Mereka bukan orang-orang Kristen.
Pemimpin-pemimpin gereja Kristen di Eropa, merasa tersaingi oleh para pedagang Skandinavia ini, dan mereka mulai menyetankan orang-orang tsb, dengan menyatakan bahwa mereka bukan anak Tuhan, bukan gambar dan rupa Allah dan mereka adalah keturunan setan. Mereka dikaitkan sebagai orang-orang yang suka pakai tanduk. Oleh karena itu, mereka membuat asosiasi bahwa orang-orang Viking adalah orang-orang yang memakai helm bertanduk. Isu ini dibuat oleh orang Kristen.
Ada perbedaan antara menghakimi dan menyadarkan.
Pada saat kita menghakimi, kita berasumsi kita tahu motivasi yang ada dalam hati seseorang.
Padahal hanya Tuhan yang isi hati orang lain.
Pekerjaan hakim tetap diperlukan untuk memutuskan keadilan, keputusan yang paling bijak berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Yak 3:17, Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
Jadi orang-orang percaya perlu menguji apa yang mereka kerjakan berdasarkan ayat ini. Banyak orang Kristen yang ironisnya, mereka justru sedang menghancurkan tubuh Kristus, dengan alasan untuk melindungi Tubuh Kristus.
Dalam Kej 1, Allah menciptakan kita semua sebagai ciptaanNya sesuai gambar dan rupa Allah.
Yoh 1:1, Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Allah yang adalah logos itu berfirman. Kej 1:26, Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut
Kita = Allah Tri Tunggal.
Semua aspek hidup manusia, kreativitas, keinginan, ambisi, kemampuan untuk berkembang, adalah gambar dan rupa Allah.
Karena setan tidak bisa menciptakan.
Tuhan memberikan semuanya itu dalam hidup kita berdasarkan gambar dan rupa Allah.
26b…supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 27Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Alkitab memberikan pejelasan, baik laki-laki dan perempuan, diciptakan menurut gambar Allah.
28Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Pada saat Tuhan memberikan perintah ini, Tuhan memberikannya pada manusia sebagai partner Tuhan.
Tuhan tidak menyedikan semuanya ready to use.
Tetapi Tuhan menciptakan semua dalam bentuk ‘bahan mentah’ agar ditaklukkan, dikelola oleh manusia sebagai partner Tuhan.
29Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Apanya yang baik?
Kita melihat pohon yang bisa diolah, salah satunya jadi lembaran uang.
Tuhan meminta manusia menaklukkan pohon-pohon tersebut, bukan justru ditaklukkan oleh pohon-pohon tsb.
Yang Tuhan lihat adalah kemungkinan akan jadi apa bahan mentah yang Tuhan berikan itu.
Semuanya baik, Tuhan tahu kemunginan dari semua ciptaanNya bisa dijadikan apa.
Tuhan adalah Tuhan dari kemungkinan yang ada, real possibility.
Tuhan tahu semua kemungkinan yang terjadi, dan punya superior wisdom untuk menjadikan semua itu baik.
Ketika manusia sedang terbang menggunakan pesawat terbang, manusia sedang mencoba menaklukkan hukum gravitasi dengan hukum aerodinamika. Apapun yang terjadi ketika manusia sedang menaklukkan hukum alam, Tuhan adalah Tuhan yang real posibility, bisa Tuhan rangkum semua jadi sesuatu yang baik.
Seorang pemain catur, tidak tahu apa langkah selanjutnya yang akan diambil oleh musuhnya, termasuk grand master catur.
Tetapi seroang grand master catur, apapun langkah yang diambil oleh musuhnya, dia sudah punya langkah antisipatif, sekalipun dengan mengorbankan beberapa pion caturnya.
Pada saat menciptakaan semua ciptaanNya, manusia diciptakan sesuai gambar dan rupa Allah, untuk mengelola ciptaan lainnya sesuai dengan hukum dan sistem yang dibuat oleh Tuhan.
Dia adalah Tuhan yang memberikan bahan mentah pada kita untuk kelola, dan Tuhan tahu apapun langkah yang akan kita ambil, Tuhan tahu bagaimana me-manage-nya.
Kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah yang demikian.
Di taman Eden, di lingkungan manusia hidup, Kej 2:9, Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Dari sekian juta pohon, ada 2 pohon: pohon kehidupan, dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Kej 2:16-17, 16Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 17tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Mengapa hanya pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, yang tidak boleh dimakan?
Apakah pohon kehidupan, buahnya boleh dimakan? Boleh.
Tetapi mereka justru memilih memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Ular bukan lambang setan. Tetapi setan memakai ular, karena ular adalah binatang yang paling cerdik. Ular mungkin bisa memakai bahasa manusia saat itu. Ular juga saat itu adalah binatang kesukaannya Hawa.
Apa yang bisa menipu kita adalah yang paling dekat dan yang kita sukai. Favorit Hawa yang dipakai setan untuk menipu dia.
Setan selalu memakai favorit kita untuk menjatuhkan kita. Sejak itu seluruh dunia kena dampak dosa.
Dosa: Hawa tidak percaya kalau dia makan buah pengetahuan itu dia akan mati.
Pembunuhan, gosip merupakan efek dosa, karena mereka tidak percaya bawah orang lain adalah gambar dan rupa Allah, seberapa negatifnya pun hidup mereka, mereka dicintai Tuhan.
Korupsi juga merupakan efek dosa, karena kita tidak percaya bahwa uang adalah milik Tuhan dan kita adalah managernya.
Orang bergadang, dan tidak tidur 7 jam dalam 24 jam, kita tidak percaya bahwa tubuh ini adalah Bait Allah yang efektif, bisa bergerak dan produktif kalau kita tidur 7 jam dalam 24 jam.
Dosa kita = tidak percaya.
Pada saat Tuhan memberikan kesempatan pada manusia yang merupakan gambar dan rupa Allah, Allah yang adalah Allah berfirman.
Setiap kali kita berbicara, kita sedang mewakili Tuhan.
Allah yang ada firman berfirman sesuatu yang baru terjadi, sebuah ciptaan terjadi.
Saat kita berkata-kata sesuatu yang baru sedang terjadi, persepsi baru sedang dibangun, gosip, kontroversi mulai merebak.
Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, yang dimakan oleh Adam dan Hawa, bukan pohon biasa.
Pertama
Allah adalah pengetahuan, logos. Ada pohon pengetahuan.
Jadi, kalau pohon pengetahuan, buahnya adalah pengetahuan.
Apa yang kita cerna dari pohon pengetahuan? Pengetahuan, worldview, ideologi, informasi, internet, dsb.
Pada saat kita mengejar pengetahuan, jika kita jauh dari penyertaan Tuhan, akan menghasilkan kematian.
Kedua
Godaan yang menarik bagi Hawa adalah keinginan untuk menjadi sama seperti Allah.
Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, tetapi godaan yang membuat Hawa jatuh, dia ingin menjadi seperti Allah.
Semua orang ingin menjadi seperti tokoh idolanya.
Karena Adam dan Hawa bergaul dengan Tuhan, melihat betapa agung dan berkuasanya Tuhan, hikmat, kharisma, baiknya Tuhan.
Adam dan Hawa ingin menjadi seperti Bapa.
Iblis mengeksploitasi keinginan tersebut ke arah yang menghancurkan.
Sama seperti banyak orang beragama dalam tekadnya untuk menjadi benar seperti Allah, kemudian membunuh orang lain, karier dan namanya.
Iblis adalah specialis pembuat jalan yang salah, menempuh jalan yang salah untuk jadi orang saleh.
Ketiga
Bukan hanya pengetahuan negatif yang memimpin kepada maut.
Pengetahuan yang baik pun bisa memimpin kepada maut.
Contohnya: pengetahuan yang baik untuk keamanan misalnya senjata, sekaligus jadi sumber kehancuran dunia, dsb.
Benar sebagai gambar dan rupa Allah, tidak berarti selalu saleh.
Benar, tidak selalu pasti sinkron dengan Allah.
Punya teologi yang benar, tidak berarti kita sedang melangkah bersama Tuhan. Teologi adalah ilmu tentang Allah.
Ada cara yang benar dan salah untuk menjadi seperti Tuhan.
Kita sebagai gambar dan rupa Allah, memberikan jalan kepada orang lain. Ketika kita sedang bicara, kita sedang menciptakan persepsi, penilaian, penghakiman, bagaimana orang bisa mengenal Bapa di sorga lewat kita semua.
Ada 3 hal yang perlu kita wanti-wanti:
1. Kalau kita menghakimi orang lain bedasarkan format atau gaya, bukan buah, kita bisa kehilangan pesan dari Tuhan.
Format, sistem, gaya – kalau kita hanya fokus pada ini, kita bisa kehilangan apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidup kita.
Jadi jangan menghakimi berdasarkan format, sistem dan gaya.
2. Pada saat kita menghakimi, kita bisa terisolasi dari anugrah Tuhan dalam diri orang lain.
Anugrah seperti apa yang Tuhan beri pada orang lain, yang mungkin kita anggap aneh, dan bagaimana kita bisa menikmati anugrah Tuhan melalui orang yang kita anggap aneh itu?
Kalau kita menghakimi mereka, kita bisa terisolasi dari anugrah Tuhan yang sedang terjadi dalam diri mereka.
Melihat orang yang beda cara bicara, berpikir, berpakaian bahkan cara beribadah, bertanyalah anugrah apa yang Tuhan berikan pada orang tersebut, dan bagaimana kita bisa mengalami Tuhan melalui orang tsb.
3. Kita tidak bisa bersikap negatif dan memberikan pengaruh positif pada saat yang bersamaan.
Pemimpin berusaha mempengaruhi orang lain dengan apa yang mereka ingin ajarkan.
Pada saat kita menyudutkan, menghakimi, menyalahkan, tidak akan bisa efektif membuat orang mendapat pengaruh positif.
Seorang pendeta agama lain berkata:
Tidak ada agama yang pernah menghasilkan figur seperti Ibu Theresa dan Albert Schweitzer, yang hidupnya menjadi monumen bagi umat manusia. Kekristenan telah berkontribusi terhadap sesuatu yang tidak bisa terukur pada hak asasi manusia di seluruh dunia.
Kalau mereka, orang-orang Kristen punya perasaan superior sedikit saja, bahwa mereka merasa punya kemampuan lebih untuk menolong orang lain, atau orang beriman yang menolong orang tidak beriman supaya beriman, pada saat itulah mereka segera kehilangan Christian dignity mereka.
Semua manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah,apapun agama mereka.
Bedanya mereka tidak connected to God saat ini.
Kalimat yang paling disukai orang Amerika: I love you, I forgive you, Supper is ready. Tiga kalimat ini adalah summary dari kisah injil. Kita dikasihi, diampuni dan diundang ke pestanya Tuhan untuk menikmati dan melayani.
Semua kata-kata yang keluar dari mulut kita, merepresentasi Allah, karena kita dalah gambar dan rupa Allah.
Pengetahuan yang baik tidak selalu menghasilkan sesuatu yang baik, bisa dimanipulasi oleh iblis untuk menjatuhkan kita dan orang lain. Semoga Tuhan memberikan kita kebesaran jiwa untuk mengasihi Tuhan dan sesama kita yang juga serupa dan segambar dengan Allah.
Kejadian Pembahasan ke
Ayat Alkitab
Pembicara
Hari/Tanggal : 04
: Kej 1:24-31
: Pdt. Jason Budiprasetya
: Rabu, 11 Maret 2015
AYAT ALKITAB
Kej 1:24-31, Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya (Kej 1:1-2:7)
24Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian.
25Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
26Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi."
27Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
28Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
29Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu.
30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
SHAR ING
A Ayat penjelasan ini menggenapi apa yang ditulis dalam ayat 2, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Tuhan menata semua agar semuanya menjadi teratur. Tuhan tidak suka kekosongan, sehingga Tuhan mengisi. Tuhan mengisi cara yang luar biasa, terjadi multiplikasi.
Abraham dan Sara, Abraham menyatakan Sara istrinya pada Abimelekh. Padahal usia Sara ketika itu sudah sekitar 89 tahun.
Abraham dan Sara tidak menyadari janji Tuhan, bahwa Tuhan akan menjadikan dia bapak dari bangsa yang besar. Dia masih takut mati.
Ini pun merupakan kejadian untuk kedua kalinya, setelah dia pertama kali menyatakan Sara sebagai adiknya di hadapan Firaun.
Papan catur memiliki 64 kotak. Ditemukan oleh seorang petapa, yang kemudian mengajarkannya pada seorang raja.
Raja senang dan berkata bahwa catur akan jadi permainan rakyat. Rakyat pun mau memberikan hadiah pada si petapa itu.
Petapa itu berkata: Taruh 1 butir padi di kotak pertama, 2 butir di kotak kedua, 4 dikotak ketiga, 8 di kotak keempat dst.
Raja menyatakan itu gampang. Dan memanggil pengawalnya untuk memberikannya. Sampai di kotak ke 64, jumlahnya ada lebih dari 9 juta trilliun butir padi (9,223,372,036,854,780,000) sama dengan sekitar 210 milyar ton beras.
Jadi jangan anggap enteng itu 64 kotak.
Kira-kira sedemikian banyaklah keturunan Abraham yang Tuhan janjikan.
Jadi tidaklah mengherankan, waktu banga Israel ada di Mesir, jumlah mereka jutaan. Terjadi multiplikasi yang luar biasa. Tuhan mau itu terjadi.
Ketika binatang-binatang jumlahnya bisa banyak sekali, karena binatang itu berkembang biak.
Jadi demikianlah cara Tuhan mengisi bumi ini.
PEMBAH
ASAN
Mudah sekali kita menilai dan menghakimi orang lain berdasarkan penampilan, cara bicara dan beberapa hal lainnya.
Orang Kristen paling suka menyetankan banyak hal yang di luar gereja. Beberapa artis dinyatakan sebagai ibu, sepupu, keturunan setan. Padahal banyak orang Kristen ‘kesetahan’ di dalam gereja.
Orang Viking kerap kali diasosiasikan orang-orang yang pakai helm bertanduk.
Padahal kenyataannya, orang-orang Viking tidak pernah pakai helm bertanduk. Mereka adalah pedagang dari Skandinavia, yang menguasai perdagangan di Eropa dengan begitu efektifnya sekitar tahun 8-11 SM. Mereka bukan orang-orang Kristen.
Pemimpin-pemimpin gereja Kristen di Eropa, merasa tersaingi oleh para pedagang Skandinavia ini, dan mereka mulai menyetankan orang-orang tsb, dengan menyatakan bahwa mereka bukan anak Tuhan, bukan gambar dan rupa Allah dan mereka adalah keturunan setan. Mereka dikaitkan sebagai orang-orang yang suka pakai tanduk. Oleh karena itu, mereka membuat asosiasi bahwa orang-orang Viking adalah orang-orang yang memakai helm bertanduk. Isu ini dibuat oleh orang Kristen.
Ada perbedaan antara menghakimi dan menyadarkan.
Pada saat kita menghakimi, kita berasumsi kita tahu motivasi yang ada dalam hati seseorang.
Padahal hanya Tuhan yang isi hati orang lain.
Pekerjaan hakim tetap diperlukan untuk memutuskan keadilan, keputusan yang paling bijak berdasarkan fakta-fakta yang ada.
Yak 3:17, Tetapi hikmat yang dari atas adalah pertama-tama murni, selanjutnya pendamai, peramah, penurut, penuh belas kasihan dan buah-buah yang baik, tidak memihak dan tidak munafik.
Jadi orang-orang percaya perlu menguji apa yang mereka kerjakan berdasarkan ayat ini. Banyak orang Kristen yang ironisnya, mereka justru sedang menghancurkan tubuh Kristus, dengan alasan untuk melindungi Tubuh Kristus.
Dalam Kej 1, Allah menciptakan kita semua sebagai ciptaanNya sesuai gambar dan rupa Allah.
Yoh 1:1, Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah.
Allah yang adalah logos itu berfirman. Kej 1:26, Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut
Kita = Allah Tri Tunggal.
Semua aspek hidup manusia, kreativitas, keinginan, ambisi, kemampuan untuk berkembang, adalah gambar dan rupa Allah.
Karena setan tidak bisa menciptakan.
Tuhan memberikan semuanya itu dalam hidup kita berdasarkan gambar dan rupa Allah.
26b…supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 27Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka.
Alkitab memberikan pejelasan, baik laki-laki dan perempuan, diciptakan menurut gambar Allah.
28Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi."
Pada saat Tuhan memberikan perintah ini, Tuhan memberikannya pada manusia sebagai partner Tuhan.
Tuhan tidak menyedikan semuanya ready to use.
Tetapi Tuhan menciptakan semua dalam bentuk ‘bahan mentah’ agar ditaklukkan, dikelola oleh manusia sebagai partner Tuhan.
29Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian.
31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Apanya yang baik?
Kita melihat pohon yang bisa diolah, salah satunya jadi lembaran uang.
Tuhan meminta manusia menaklukkan pohon-pohon tersebut, bukan justru ditaklukkan oleh pohon-pohon tsb.
Yang Tuhan lihat adalah kemungkinan akan jadi apa bahan mentah yang Tuhan berikan itu.
Semuanya baik, Tuhan tahu kemunginan dari semua ciptaanNya bisa dijadikan apa.
Tuhan adalah Tuhan dari kemungkinan yang ada, real possibility.
Tuhan tahu semua kemungkinan yang terjadi, dan punya superior wisdom untuk menjadikan semua itu baik.
Ketika manusia sedang terbang menggunakan pesawat terbang, manusia sedang mencoba menaklukkan hukum gravitasi dengan hukum aerodinamika. Apapun yang terjadi ketika manusia sedang menaklukkan hukum alam, Tuhan adalah Tuhan yang real posibility, bisa Tuhan rangkum semua jadi sesuatu yang baik.
Seorang pemain catur, tidak tahu apa langkah selanjutnya yang akan diambil oleh musuhnya, termasuk grand master catur.
Tetapi seroang grand master catur, apapun langkah yang diambil oleh musuhnya, dia sudah punya langkah antisipatif, sekalipun dengan mengorbankan beberapa pion caturnya.
Pada saat menciptakaan semua ciptaanNya, manusia diciptakan sesuai gambar dan rupa Allah, untuk mengelola ciptaan lainnya sesuai dengan hukum dan sistem yang dibuat oleh Tuhan.
Dia adalah Tuhan yang memberikan bahan mentah pada kita untuk kelola, dan Tuhan tahu apapun langkah yang akan kita ambil, Tuhan tahu bagaimana me-manage-nya.
Kita diciptakan segambar dan serupa dengan Allah yang demikian.
Di taman Eden, di lingkungan manusia hidup, Kej 2:9, Lalu TUHAN Allah menumbuhkan berbagai-bagai pohon dari bumi, yang menarik dan yang baik untuk dimakan buahnya; dan pohon kehidupan di tengah-tengah taman itu, serta pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Dari sekian juta pohon, ada 2 pohon: pohon kehidupan, dan pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Kej 2:16-17, 16Lalu TUHAN Allah memberi perintah ini kepada manusia: "Semua pohon dalam taman ini boleh kaumakan buahnya dengan bebas, 17tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kaumakan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati."
Mengapa hanya pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, yang tidak boleh dimakan?
Apakah pohon kehidupan, buahnya boleh dimakan? Boleh.
Tetapi mereka justru memilih memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
Ular bukan lambang setan. Tetapi setan memakai ular, karena ular adalah binatang yang paling cerdik. Ular mungkin bisa memakai bahasa manusia saat itu. Ular juga saat itu adalah binatang kesukaannya Hawa.
Apa yang bisa menipu kita adalah yang paling dekat dan yang kita sukai. Favorit Hawa yang dipakai setan untuk menipu dia.
Setan selalu memakai favorit kita untuk menjatuhkan kita. Sejak itu seluruh dunia kena dampak dosa.
Dosa: Hawa tidak percaya kalau dia makan buah pengetahuan itu dia akan mati.
Pembunuhan, gosip merupakan efek dosa, karena mereka tidak percaya bawah orang lain adalah gambar dan rupa Allah, seberapa negatifnya pun hidup mereka, mereka dicintai Tuhan.
Korupsi juga merupakan efek dosa, karena kita tidak percaya bahwa uang adalah milik Tuhan dan kita adalah managernya.
Orang bergadang, dan tidak tidur 7 jam dalam 24 jam, kita tidak percaya bahwa tubuh ini adalah Bait Allah yang efektif, bisa bergerak dan produktif kalau kita tidur 7 jam dalam 24 jam.
Dosa kita = tidak percaya.
Pada saat Tuhan memberikan kesempatan pada manusia yang merupakan gambar dan rupa Allah, Allah yang adalah Allah berfirman.
Setiap kali kita berbicara, kita sedang mewakili Tuhan.
Allah yang ada firman berfirman sesuatu yang baru terjadi, sebuah ciptaan terjadi.
Saat kita berkata-kata sesuatu yang baru sedang terjadi, persepsi baru sedang dibangun, gosip, kontroversi mulai merebak.
Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, yang dimakan oleh Adam dan Hawa, bukan pohon biasa.
Pertama
Allah adalah pengetahuan, logos. Ada pohon pengetahuan.
Jadi, kalau pohon pengetahuan, buahnya adalah pengetahuan.
Apa yang kita cerna dari pohon pengetahuan? Pengetahuan, worldview, ideologi, informasi, internet, dsb.
Pada saat kita mengejar pengetahuan, jika kita jauh dari penyertaan Tuhan, akan menghasilkan kematian.
Kedua
Godaan yang menarik bagi Hawa adalah keinginan untuk menjadi sama seperti Allah.
Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, tetapi godaan yang membuat Hawa jatuh, dia ingin menjadi seperti Allah.
Semua orang ingin menjadi seperti tokoh idolanya.
Karena Adam dan Hawa bergaul dengan Tuhan, melihat betapa agung dan berkuasanya Tuhan, hikmat, kharisma, baiknya Tuhan.
Adam dan Hawa ingin menjadi seperti Bapa.
Iblis mengeksploitasi keinginan tersebut ke arah yang menghancurkan.
Sama seperti banyak orang beragama dalam tekadnya untuk menjadi benar seperti Allah, kemudian membunuh orang lain, karier dan namanya.
Iblis adalah specialis pembuat jalan yang salah, menempuh jalan yang salah untuk jadi orang saleh.
Ketiga
Bukan hanya pengetahuan negatif yang memimpin kepada maut.
Pengetahuan yang baik pun bisa memimpin kepada maut.
Contohnya: pengetahuan yang baik untuk keamanan misalnya senjata, sekaligus jadi sumber kehancuran dunia, dsb.
Benar sebagai gambar dan rupa Allah, tidak berarti selalu saleh.
Benar, tidak selalu pasti sinkron dengan Allah.
Punya teologi yang benar, tidak berarti kita sedang melangkah bersama Tuhan. Teologi adalah ilmu tentang Allah.
Ada cara yang benar dan salah untuk menjadi seperti Tuhan.
Kita sebagai gambar dan rupa Allah, memberikan jalan kepada orang lain. Ketika kita sedang bicara, kita sedang menciptakan persepsi, penilaian, penghakiman, bagaimana orang bisa mengenal Bapa di sorga lewat kita semua.
Ada 3 hal yang perlu kita wanti-wanti:
1. Kalau kita menghakimi orang lain bedasarkan format atau gaya, bukan buah, kita bisa kehilangan pesan dari Tuhan.
Format, sistem, gaya – kalau kita hanya fokus pada ini, kita bisa kehilangan apa yang sedang Tuhan kerjakan dalam hidup kita.
Jadi jangan menghakimi berdasarkan format, sistem dan gaya.
2. Pada saat kita menghakimi, kita bisa terisolasi dari anugrah Tuhan dalam diri orang lain.
Anugrah seperti apa yang Tuhan beri pada orang lain, yang mungkin kita anggap aneh, dan bagaimana kita bisa menikmati anugrah Tuhan melalui orang yang kita anggap aneh itu?
Kalau kita menghakimi mereka, kita bisa terisolasi dari anugrah Tuhan yang sedang terjadi dalam diri mereka.
Melihat orang yang beda cara bicara, berpikir, berpakaian bahkan cara beribadah, bertanyalah anugrah apa yang Tuhan berikan pada orang tersebut, dan bagaimana kita bisa mengalami Tuhan melalui orang tsb.
3. Kita tidak bisa bersikap negatif dan memberikan pengaruh positif pada saat yang bersamaan.
Pemimpin berusaha mempengaruhi orang lain dengan apa yang mereka ingin ajarkan.
Pada saat kita menyudutkan, menghakimi, menyalahkan, tidak akan bisa efektif membuat orang mendapat pengaruh positif.
Seorang pendeta agama lain berkata:
Tidak ada agama yang pernah menghasilkan figur seperti Ibu Theresa dan Albert Schweitzer, yang hidupnya menjadi monumen bagi umat manusia. Kekristenan telah berkontribusi terhadap sesuatu yang tidak bisa terukur pada hak asasi manusia di seluruh dunia.
Kalau mereka, orang-orang Kristen punya perasaan superior sedikit saja, bahwa mereka merasa punya kemampuan lebih untuk menolong orang lain, atau orang beriman yang menolong orang tidak beriman supaya beriman, pada saat itulah mereka segera kehilangan Christian dignity mereka.
Semua manusia diciptakan serupa dan segambar dengan Allah,apapun agama mereka.
Bedanya mereka tidak connected to God saat ini.
Kalimat yang paling disukai orang Amerika: I love you, I forgive you, Supper is ready. Tiga kalimat ini adalah summary dari kisah injil. Kita dikasihi, diampuni dan diundang ke pestanya Tuhan untuk menikmati dan melayani.
Semua kata-kata yang keluar dari mulut kita, merepresentasi Allah, karena kita dalah gambar dan rupa Allah.
Pengetahuan yang baik tidak selalu menghasilkan sesuatu yang baik, bisa dimanipulasi oleh iblis untuk menjatuhkan kita dan orang lain. Semoga Tuhan memberikan kita kebesaran jiwa untuk mengasihi Tuhan dan sesama kita yang juga serupa dan segambar dengan Allah.
Thursday, September 3, 2015
Kejadian 1: 20-23
RINGKASAN PA – THE MISSION
Kejadian
|
Pembahasan ke
Ayat Alkitab
Pembicara
Hari/Tanggal
|
: 03
: Kej
1:20-23
: Pdt.
Yohanes Adrie Hartopo
: Rabu, 25 Februari 2015
|
|
AYAT
|
ALKITAB
|
Kej 1:20-23, Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya (Kej
1:1-2:7)
20Berfirmanlah
Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah
burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 21Maka Allah menciptakan
binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak,
yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat
bahwa semuanya itu baik. 22Lalu Allah memberkati semuanya itu,
firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air
dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 23Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
SHAR
|
ING
|
A
|
Bagian ini
merupakan doktrin penciptaan, yang menjadi fondasi semua ilmu. Dari sinilah
Allah mulai menyatakan diri sebagai sumber dari segala realitas, sehingga
seluruh firman Tuhan berlaku untuk segala aspek kehidupan.
Teori evolusi
berkembang sejak abad 18, ketika gerakan renaisance berkembang. Yang banyak
menentang Darwin, bukan para teolog, tetapi para ahli fosil. Bukti-bukti
fosil adalah paling jelas dan nyata, bahwa species itu tidak berubah bentuk.
Tidak ada satu penggalian fosil pun yang bisa membuktikan ada evolusi. Ahli-ahli
fosil menyatakan species itu tidak pernah berubah. Fosil yang ditemukan, akan
sama dengan species sejenis yang hidup hari ini. Satu species itu mendadak
muncul, bukan terbentuk secara bertahap, tidak berubah menjadi yang lebih
sempurna.
Dalam semua
fosil primata yang ditemukan, tidak ditemukan pita suara. Ini yang membedakan
primata dengan manusia.
Jadi, teori
evolusi itu tidak benar.
Ketika meneliti
firman Tuhan, ingatlah bahwa kitab Kejadian adalah yang awal, dan kitab Wahyu
adalah yang akhir.
Why 4:11, “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak
menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan
segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan
diciptakan."
Tuhan yang
menciptakan segala sesuatu, bukan terbentuk karena evolusi.
Mzm 1:1-6, 1Berbahagialah orang yang tidak
berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan
orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 2tetapi
yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang
dan malam. 3Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa
saja yang diperbuatnya berhasil. 4Bukan demikian orang fasik:
mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. 5Sebab itu orang fasik
tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam
perkumpulan orang benar; 6sebab TUHAN mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Jangan
mengikuti cara berpikir yang tidak benar dan menyesatkan. Ini ditegaskan
dengan kata ‘tidak berjalan’, ‘tidak berdiri’ dan ‘tidak duduk’.
|
B
|
Kej 1:2, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap
gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air.
Tuhan tidak
menginginkan gelap, sehingga diciptakanlah terang. Tuhan juga tidak
menginginkan sesuatu tidak berbentuk, sehingga kemudian Tuhan menciptakan
galaksi, dsb, membuat keteraturan. Semuanya tidak boleh kosong, harus ada
isinya: baik air, darat dan cakrawala.
Kej 1:22, Lalu Allah memberkati semuanya itu,
firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah
air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."
Dalam hal ini
ada proses reproduksi. Jadi, tugas kita sebagai orang Kristen dalam kaitan
seperti ini harusnya apa?
|
PEMBAH
|
ASAN
|
Pendahuluan: Beberapa catatan tentang latar belakang kitab
Kejadian
Catatan pertama:
Kitab kejadian diakui sebagai firman
Allah, dan ditulis oleh manusia.
Jadi fakta di satu sisi, kitab
Kejadian merupakan dokumen tulisan manusia dari jaman yang kuno.
Kita tidak tahu kapan ditulisnya. Padangan
tradisional menyatakan bahwa kitab kejadian ditulis oleh Musa. Mungkin kemudian
hari ada yang menambahkan, terutama bagian catatan tentang kematian Musa. Jadi
kira-kira ditulis sekitar tahun 1500 SM.
Penerima mula-mula kitab Kejadian
adalah bangsa Israel yang baru keluar dari Mesir, mereka dipimpin oleh Musa untuk
masuk ke tanah Perjanjian.
Kitab Kejadian ditulis untuk
menjawab kebutuhan bangsa Israel yang sudah terlalu lama berada di negara asing
dan diperbudak ratusan tahun. Konsep mereka tentang Allah dan kebenaran Allah
sudah tercemar oleh paham-paham kafir di Mesir.
Jadi tidak menutup kemungkian,
oleh karena itu Musa ingin memperkenalkan pada mereka siapa Allah yang
sebenarnya yang disembah oleh bangsa Israel.
Selain memperkenalkan nenek moyang
mereka, juga memperkenalkan Allah pada mereka.
Perkenalan pertama dinyatakan
dalam kitab Kejadian adalah Allah sebagai Pencipta segala sesuatu.
Jadi jangan membahas penciptaan
dari perspektif modern, karena bukan ditulis di jaman modern dengan
istilah-istilah modern, sehingga banyak terjadi perdebatan di jaman modern ini.
Jadi kita harus membahas menurut
pengertian konteks jaman itu, bagaimana cara mereka mengerti penciptaan.
Catatan kedua:
Dalam kitab Kejadian 1 dan 2, ada
2 catatan tentang kisah penciptaan: Kej 1:1-2:4a dan Kej 2:4b-25.
Kedua bagian ini kemungkinan
berasal dari 2 sumber yang berbeda, tetapi saat ini sudah digabung dalam kitab
Kejadian.
Memang ada perbedaan antara kedua
bagian ini.
Bagian yang pertama berbicara soal
penciptaan secara general, penciptaan seluruh kosmik dan isinya. Diberikan
dengan gambaran hari pertama sampai ketujuh.
Bagian kedua, fokusnya kepada
manusia. Dimulai dengan Tuhan membentuk manusia dari debu tanah, menghembuskan
nafas hidup.
Tuhan juga kemudian menghadirkan
Hawa sebagai pendamping Adam.
Di Kej 1, binatang diciptakan
lebih dahulu dari manusia.
Tetapi di Kej 2, manusia
diciptakan dahulu, baru kemudian dikatakan binatang-binatang diciptakan Allah,
dibawa kepada Adam untuk diberi nama. Demikian juga tumbuh-tumbuhan.
Mengapa urutannya berbeda?
Dari dua catatan yang detail,
fokus, urutan yang berbeda, memberikan kita pengertian agar tidak melihat
urutan penciptaan di Kej 1 secara kronologis.
Catatan ketiga:
Kisah penciptaan, bukan hanya
dimiliki oleh bangsa Israel saja saat itu.
Ada cerita-cerita tentang
penciptaan yang dimiliki oleh bangsa-bangsa lain yang ada di sekitar Israel.
Musa dibesarkan di Mesir dan
mendapatkan pendidikan Mesir. Orang Mesir punya cerita sendiri tentang
penciptaan.
Pasti Musa tahu penciptaan versi
Mesir.
Tidak menutup kemungkinan, Musa
juga meminjam gambaran-gambaran tentang penciptaan dalam cerita bangsa-bangsa
lain, tetapi diolah sedemikian rupa, memberinya makna secara berbeda.
Ada kesamaan dengan cerita-cerita
bangsa lain yang tidak boleh kita abaikan dan menganggap itu cerita kafir atau
mitos.
Salah satu cerita yang ditemukan: The Epic of Atrahasis.
Dewa-dewa bangsa mereka
menciptakan manusia dari tanah liat, dicampur dengan darah dari salah satu
dewa.
Tujuan manusia diciptakan: supaya
bisa membantu pekerjaan para dewa, agar beban kerja mereka lebih ringan.
Di dalam Alkitab, Allah
menciptakan manusia dari debu tanah – ada sedikit kemiripan dengan cerita ini.
Dengan banyaknya cerita-cerita
penciptaan di sekitar bangsa Israel, tidak menutup kemungkinan bahwa penulis
kitab Kejadian meminjam dan memakai gambaran-gambaran yang ada, tetapi diberi
makna yang baru.
Setiap penulis Alkitab
diinspirasikan Tuhan dalam kebebasannya, tetapi bukan berarti didikte oleh
Tuhan.
Mereka menulis berdasarkan
berbagai macam sumber dan pengetahuan mereka.
Mereka tidak menjiplak persis
ceritanya, tetapi diberikan interpretasi dan makna yang baru.
Catatan keempat:
Kisah penciptaan khususnya Kej
1:1-2:4a, itu adalah kisah yang ditulis sebagai satu narasi kisah atau cerita,
tetapi bersifat puitis.
Narasi ini ditulis dengan
penyusunan sastra yang cukup unik, dengan puisi yang begitu agung.
Cara penyusunan hari ke-1 s.d
ke-6, pola berpikir kita selama ini selalu berpikir ini adalah urutan kronologis.
Kalau kita berpikir itu urutan
kronologis, akan berbenturan dengan Kej 2.
6 hari ini tidak seharusnya
dimengerti dalam urutan kronologis, tetapi dimengerti sebagai jawaban untuk
permasalahan bumi ini, yang ada di dalam Kej 1:2, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera
raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Hari ke-1 s.d 3, menjawab
permasalah pertama – bumi belum berbentuk.
Hari ke-4 s.d 6, menjawab
permasalahan kedua – bumi kosong.
Hari ke-1 s.d 3, Tuhan membentuk
carkrawala, memisahkan air di bawah, daratan dan lautan, memunculkan
tumbuh-tumbuhan.
Hari ke-4 s.d 6, kekosongan itu
diisi: ikan dan burung, binatang dan manusia.
Keindahan puisi ini terlihat dalam
hari ke-1, berkaitan dengan hari ke-4. Hari ke-2 dengan hari ke-5, hari ke-3
dengan hari ke-6.
Hari ke-1: diciptakan terang
Hari ke-4: diciptakan benda-benda
penerang.
Hari ke-2: diciptakan pemisahan
antara cakrawala di atas dan air di bawah.
Hari ke-5: diciptakan burung
burung untuk terbang di cakrawala dan ikan di dalam air.
Hari ke-3: diciptakan daratan dan
tumbuh-tumbuhan.
Hari ke-6: diciptakan
bintang-binatang dan manusia.
Kej 1, tidak boleh dilihat secara
urutan kronologis, tetapi harus dilihat sebagai paralel dan perbandingan: bumi
belum dibentuk kemudian bumi dibentuk, bumi kosong kemudian diisi.
Allah menciptakan dalam keteraturan
demikian.
Bahasa puitis yang digunakan:
dalam setiap hari penciptaan, selalu ada formula pernulisan yang sama:
-
Berfirmanlah Allah
-
Isi Firman Allah
-
Eksekusi – dimana Tuhan mengeksekusi Firman yang Dia ucapkan
-
Penggenapan: “Dan
jadilah demikian”.
-
Tuhan memberikan berkat: Maka
Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
-
Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari ke...
-
Poin yang ingin disampaikan dalam
Kej 1 adalah: Allah menciptakan segala
sesuatu.
Penciptaan ada, tetapi kisah penciptaan
diceritakan dengan bahasa puitis, yang diatur sedemikian rupa untuk
mengungkapkan sesuatu.
Catatan kelima:
Tidak menutup kemungkinan cerita
tentang penciptaan ditulis dengan bahasa figuratif, bukan bahasa harafiah.
Kita akan mengalami kesulitan ketika
mencoba mengerti dengan bahasa harafiah.
Misalnya dalam Kej 2:7, ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia
itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya;
demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Hal yang spontan muncul di benak
kita secara spontan setelah membaca ayat ini: Tuhan mengambil debu tanah,
mengolahnya jadi bentuk manusia dan ketika Tuhan menghembuskan nafas hidup,
spontan debu tanah itu menjadi manusia dan hidup.
Jika demikian, kita memahami Tuhan
punya tubuh, tangan dan kaki yang mengambil debu tanah dan membentuk manusia.
Padahal Allah tidak mempunyai
tubuh, sebab Allah itu adalah Roh adanya.
Kalau Allah dikatakan
berjalan-jalan, apakah itu berarti Allah berjalan-jalan seperti kita?
Semua bahasa yang terkesannya harafiah ini, digunakan agar
kita dengan mudah mengerti bahwa Allah hadir.
Jadi ketika dikatakan Allah
membentuk manusia dari debu tanah – benar-benar ada peristiwa dimana Allah
langsung bekerja dan membentuk. Tidak demikian. Tetapi intinya adalah Allahlah
yang menciptakan manusia.
Manusia adalah sesuatu yang hina
seperti debu tanah dan diberikan kehidupan oleh Allah.
Manusia tidak mungkin mempunyai
kehidupan jika Tuhan tidak memberikan kehidupan.
Jangan bayangkan ada kejadiannya
persis seperti yang ditulis dalam Kej 1.
Ketika Allah menciptakan Hawa dari
tulang rusuk Adam, apakah betul-betul Adam dibedah oleh Tuhan, diambil tulang
rusuknya dan dibuat Hawa? Ataukah maknanya yang ingin disampaikan, bahwa Tuhan
menciptakan Hawa sebagai pasangan yang sepadan.
Ketika bicara soal hari, kita juga
seringkali memperdebatkan apakah 1 hari = 24 jam, 1 hari = 1000 tahun, atau 1
hari = 1 juta tahun?
Hari ini tidak dalam pengertian
yang kita mengerti, sebab hari dalam hari ini adalah bahasa figuratif.
Allah itu tidak terikat oleh
waktu.
Hari ini digunakan sebagai bahasa
yang sederhana agar kita bisa mengerti dengan lebih mudah.
Tuhan beristirahat pada hari
ketujuh.
Ini dipakai oleh bangsa Israel
untuk menyatakan hari ketujuh itu sebagai hari Sabat, sehingga umat bekerja
pada hari pertama sampai keenam dan beristirahat pada hari yang ketujuh atau
hari Sabat.
Apakah Tuhan benar-benar
beristirahat? Tuhan tidak punya tubuh, Tuhan itu Roh.
Kej 1 adalah ditulis dengan
gambaran figuratif, untuk menyampaikan kebenaran tentang Allah, tentang
penciptaan.
Catatan keenam:
Kita tidak seharusnya
mempertentangan Kej 1 dengan ilmu pengetahuan.
Kalau dihitung secara waktu,
diasumsikan bumi diciptakan sekitar 4000 tahun SM. Sedangkan fosil-fosil yang
ditemukan menyatakan bahwa bumi diciptakan jutaan tahun yang lalu.
Kej 1 tidak bisa kita bahas secara
ilmiah. Karena tujuannya hanya ingin menyatakan bahwa Allah yang menciptakan
segala sesuatu, segala sesuatu ada karena Dia.
Kitab Kejadian mencatat tentang
siapa yang menciptakan dan mengapa itu diciptakan.
Sedangkan ilmu pengetahuan
membahas tentang bagaimana sesuatu itu diciptakan, di mana diciptakan dan kapan.
Alkitab tidak memberikan jawaban
yang diinginkan oleh ilmu pengetahuan.
Ini adalah dua bidang yang berbeda
yang tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lain.
Catatan ketujuh:
Kej 1 harus dibaca secara
teologis.
Karena itu ditulis oleh Musa untuk
bangsa Israel yang baru keluar dari Mesir. Selama ini konsep mereka tentang
penciptaan adalah versi Mesir. Musa memberikan pengertian yang benar pada
mereka.
Musa mau memprokamirkan di
tengah-tengah klaim tentang penciptaan yang ada, Musa mau meng-counter bahwa
Elohim atau Yahwe, Allah Israel yang menciptakan segala sesuatu. Dia adalah
satu-satunya Pencipta yang berdaulat, bukan allah atau ilah lain.
Hanya ada satu Allah dan hanya
satu yang menciptakan segala sesuatu.
Dalam cerita lain, banyak
dewa-dewa yang melakukan penciptaan. Bahkan ada cerita yang menyatakan bahwa
para dewa itu saling bertengkar terlebih dahulu sebelum melakukan penciptaan.
Allah kita tidak ada tandingannya,
tidak perlu bertarung dengan siapapun.
Ini adalah polemik penting,
diberikan Musa pada bangsa Israel di jamannya dan jaman kemudian.
Di kemudian hari, bangsa Israel
mengalami pembuangan di Babel.
Bangsa Babel mempunya versi mereka
sendiri mengenai penciptaan. Mirip dengan penciptaan dalam Kej 1.
Bukan dewa Marduk, dewa bangsa
Babel yang melakukan penciptaan, tetapi Yahwe atau Elohim.
Allah terlibat dalam penciptaan
dan tidak meninggalkan penciptaan.
Ajaran lain menyatakan allah
melakukan penciptaan kemudian meninggalkan ciptaan tsb.
Manusia diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah, menyatakan betapa berharganya manusia di hadapan Allah.
Kemudian diberikan tugas penting untuk menguasai dunia ini, bekerja di dunia
ini untuk kemuliaan Tuhan.
Versi cerita penciptaan lainnya,
merendahkan manusia. Manusia ditindas oleh dewa, diciptakan untuk menggantikan
pekerjaan dewa.
Dalam Kejadian, ditetapkan juga
tentang hari Sabat.
Pola tentang Allah bekerja dipakai
untuk orang Israel, agar mereka taat akan hari Sabat. Ini adalah contoh lain
dari makna teologis.
Pembahasan: Penciptaan hari kelima
Paralel
hari kelima adalah hari kedua.
Penciptaan
hari kedua adalah: Allah menjadikan
cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang
ada di atasnya. Lalu Allah menamai
cakrawala itu langit.
Sudah
dibentuk dan disediakan, kemudian di dalam hari kelima, diisi.
Burung-burung
yang terbang di langit. Ikan-ikan yang ada di dalam air.
Tuhan
berfirman: Tuhan ingin menjadikan sesuatu itu ada.
Jadi
burung-burung dan ikan-ikan adalah sesuatu yang dikehendaki Allah
keberadaannya.
Dalam
cerita penciptaan lainnya, masing-masing dewa menciptakan sesuatu yang berbeda.
Mereka harus mengalahkan dewa lain atau dibantu oleh dewa lain untuk
menciptakan sesuatu.
Sedangkan
Allah tidak perlu bantuan apapun. Allah hanya berfirman dan jadi.
Polemik
ini ditunjukkan pada bangsa Israel bahwa Allah mereka tidak sama dengan
dewa-dewa bangsa lain.
Penciptaan
adalah pekerjaan yang ‘sepele’ bagi Tuhan.
Tuhan
berfirman dan terjadi – yang mau diperkenalkan pada bangsa Israel adalah, bahwa
Allah yang mereka sembah adalah Allah yang berbicara, Allah yang berfirman.
Tidak hanya bertindak dan berbuat.
Allah
menciptakan manusia menurut gambar dan rupanya, dan hanya manusia yang
diberikan kemampuan untuk berbicara. Mengapa? Supaya bisa berkomunikasi dengan
Allah yang berbicara.
Adam dan
Hawa diciptakan dan ditempatkan di Taman Eden. Kita juga melihat bagaimana
keintiman antara Allah dengan Adam dan Hawa, bukan karena Allah terlihat
fisiknya, tetapi karena suara Allah terdengar oleh mereka.
Allah
itu bukan hadir dalam tubuh fisik, tetapi Allah itu Roh adanya.
Relasi
antara Allah dengan manusia adalah firman yang disampaikan, bukan hanya aksi saja.
Penolakan
Adam dan Hawa sampai mereka diusir dari taman Eden, terjadi karena mereka
menolak suara Allah.
Tuhan
menyatakan boleh makan semuanya, asal tidak buah dari pohon pengetahuan. Tetapi
mereka tidak mendengarkannya.
Dosa
adalah pemberontakan terhadap firman Allah.
Firma
Allah adalah komunikasi antara manusia dengan Allah.
Jadi
sangatlah penting untuk mendengarkan firman Allah, karena Allah adalah Allah
yang berfirman.
Ayat 21,
Maka Allah menciptakan binatang-binatang
laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan
dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya
itu baik.
Binatang-binatang
laut yang besar – jadi jangan banyangkan di laut itu hanya ada ikan-ikan yang
kecil saja.
Mengapa
ditulis demikian?
Binatang-binatang
laut yang besar, tidak hanya ikan paus atau hiu.
Ini
terkait dengan cerita penciptaan versi bangsa lain.
Cerita
dari Babel: sebelum dewa Marduk menciptakan dunia dan manusia, dewa Marduk
harus berperang terlebih dahulu melawan satu binatang atau monster dari laut.
Tidak dijelaskan binatang apa itu.
Untuk
bisa menciptakan harus mengalahkan binatang besar itu. Setelah mengalahkannya
dan laut yang dimengerti bangsa Babel sebagai chaos atau kekacauan, barulah bisa tercipta alam semesta.
Di
cerita-cerita lain juga memiliki kemiripan, bahwa ada binatang laut besar yang
merupakan tandingan dari para dewa. Para dewa selalu mengalami kesulitan dengan
bintang laut yang besar, harus ditaklukkan terlebih dahulu.
Di
Alkitab tercatat bahwa Allah mengalahkan binatang-binatang laut yang besar.
Mzm
74:13-14, 13Engkaulah yang membelah laut dengan
kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air. 14Engkaulah
yang meremukkan kepala-kepala Lewiatan, yang memberikannya menjadi makanan
penghuni-penghuni padang belantara.
Ini
adalah bahasa puitis, bahwa pada masa penciptaan, Tuhan juga mengalahkan
ular-ular naga di atas muka laut.
Ada
kemiripan dengan cerita-cerita di sekitar Israel.
Tetapi
dalam Kej 1:21, binatang-binatang itu tidak ada apa-apanya bagi Allah, karena
Allah yang menciptakannya.
Artinya,
Allah jauh lebih berkuasa.
Dalam
Mzm 74, diberi gambaran bahwa Allah mengalahkan mereka dan meremukkan kepala
binatang itu.
Tuhan
melihat semua ciptaanNya itu baik.
Sebelum
adanya dosa, semua binatang, termasuk binatang besar, semuanya itu baik.
Tetapi
tercemar ketika manusia jatuh dalam dosa, sehingga ada binatang yang menjadi
jahat dan buas.
Ayat 22,
Lalu Allah memberkati semuanya itu,
firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air
dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."
Pertama
kali di dalam kisah penciptaan disebutkan Allah memberkati.
Di
bagian sebelumnya ditulis: Allah melihat, Allah memberi nama.
Pada
penciptaan hari keenam, Allah juga memberkati manusia.
Sepanjang
semua yang ditulis di dalam Alkitab, tiap kali Allah memberkati, pasti
orang-orang yang diberkati itu berhasil dan mendapatkan sesuai dengan apa yang
Allah kehendaki.
Tuhan
memberikan berkat, agar berkembang biak dan bertambah banyak - ini pasti
terjadi, karena Tuhan yang memberkati.
Kesuksesan
apapun yang bisa kita miliki, semua itu adalah berkat dari Tuhan.
Kalau
Tuhan tidak memberkati, kita tidak mungkin bisa mendapatkannya.
Binatang
di air dan udara bisa bertambah banyak, karena Allah yang memberkati.
TANYA
|
& JAWAB
|
A
|
T: Mengenai
berkat. Yesus mengatakan bahwa kita harus memberkati, bukan mengutuk.
Berkat yang
harus kita lakukan pada orang lain, apakah maknanya sama dengan berkat yang
Tuhan sampaikan?
Kalau sama,
selain berkat itu bermakna berkenan, ataukah sifatnya merupakan sebuah
instruksi?
J: Antara Tuhan
mengatakan berkat dengan kita mengucapkan berkat, tentunya ada perbedaan,
karena kita bukan Allah.
Kata memberkati
di PB, itu lebih punya konotasi yang berbeda dengan Allah memberkati.
Artinya lebih
ke melakukan hal-hal baik.
Ketika kita
dilukai oleh musuh, berkati musuhmu – artinya jangan balas dengan kejahatan,
tetapi balaslah dengan kebaikan.
Jadi berbeda
dengan penjelasan bagaimana Tuhan memberkati, dan itu pasti terjadi.
T: Jadi dalam
bagian ini kata memberkati ada kuasa di dalamnya. Perintah itu disertai
kuasa, sehingga pasti akan terjadi.
Ketika Tuhan
mau naik ke sorga, Tuhan menyatakan kuasa pada kita, sebagaimana Allah Bapa
telah memberi kuasa pada Yesus. Jadi seperti apakah kuasa itu?
J: Kita akan
bisa menjadi berkat bagi orang lain melalui pertolongan dari Tuhan.
Tuhan Yesus
bicara dalam konteks membawa jiwa. Selain itu Tuhan Yesus menyatakan bahwa
Tuhan senantiasa akan menyertai kita. Jadi kuasa yang mungkin kita bisa
lakukan semua itu karena ada Allah, bukan kita yang benar-benar jadi punya
kuasa.
|
B
|
T: Pada hari
ketujuh, Tuhan berhenti bekerja. Apakah ini berarti berhenti dari penciptaanNya.
Tetapi Allah tetap bekerja memelihara ciptaanNya.
J: Jadi jangan
diharafiahkan. Karena kalau Allah berhenti, Allah tidak menjaga kelestarian
ciptaanNya.
Tetapi itu
dituliskan dalam bahasa metafora, yang punya makna teologis bagi bangsa
Israel, tentang hari Sabat.
Bukan berarti
berhenti total dan tidak melakukan apa-apa.
T: Bagaimana
dengan orang yang bekerja di hari Sabat? Karena orang di hari Sabat pun tidak
berhenti berpikir.
J: Untuk bangsa
Israel, aturan tentang Sabat memang sangat ketat. Setelah PB, aturannya sudah
tidak seketat demikian.
Tetapi aturan
pola bekerja dan istirahat itu, berlaku secara universal.
Istirahat untuk
memuji Tuhan, me-refresh diri sendiri, bukan berarti berhenti total dan tidak
melakukan apa-apa.
Pola ini Tuhan
berikan pada kita agar kesehatan kita tidak hancur.
|
C
|
T: Dalam PB,
Yesus mengatakan jangan memberikan barang yang kudus pada anjing dan babi.
Apakah maksudnya itu?
J: Istilah
anjing di sini, adalah merujuk pada anjing liar. Babi juga metafora untuk
sesuatu yang kotor terus menerus, tidak pernah bersih.
Jadi intinya,
jangan buang barang-barang berharga pada sesuatu yang kita tahu tidak baik.
Jadi ungkapan
tsb juga merupakan metafora.
|
Subscribe to:
Posts (Atom)