RINGKASAN PA – THE MISSION
Kejadian
|
Pembahasan ke
Ayat Alkitab
Pembicara
Hari/Tanggal
|
: 03
: Kej
1:20-23
: Pdt.
Yohanes Adrie Hartopo
: Rabu, 25 Februari 2015
|
|
AYAT
|
ALKITAB
|
Kej 1:20-23, Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya (Kej
1:1-2:7)
20Berfirmanlah
Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah
burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 21Maka Allah menciptakan
binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak,
yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat
bahwa semuanya itu baik. 22Lalu Allah memberkati semuanya itu,
firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air
dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 23Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
SHAR
|
ING
|
A
|
Bagian ini
merupakan doktrin penciptaan, yang menjadi fondasi semua ilmu. Dari sinilah
Allah mulai menyatakan diri sebagai sumber dari segala realitas, sehingga
seluruh firman Tuhan berlaku untuk segala aspek kehidupan.
Teori evolusi
berkembang sejak abad 18, ketika gerakan renaisance berkembang. Yang banyak
menentang Darwin, bukan para teolog, tetapi para ahli fosil. Bukti-bukti
fosil adalah paling jelas dan nyata, bahwa species itu tidak berubah bentuk.
Tidak ada satu penggalian fosil pun yang bisa membuktikan ada evolusi. Ahli-ahli
fosil menyatakan species itu tidak pernah berubah. Fosil yang ditemukan, akan
sama dengan species sejenis yang hidup hari ini. Satu species itu mendadak
muncul, bukan terbentuk secara bertahap, tidak berubah menjadi yang lebih
sempurna.
Dalam semua
fosil primata yang ditemukan, tidak ditemukan pita suara. Ini yang membedakan
primata dengan manusia.
Jadi, teori
evolusi itu tidak benar.
Ketika meneliti
firman Tuhan, ingatlah bahwa kitab Kejadian adalah yang awal, dan kitab Wahyu
adalah yang akhir.
Why 4:11, “Ya Tuhan dan Allah kami, Engkau layak
menerima puji-pujian dan hormat dan kuasa; sebab Engkau telah menciptakan
segala sesuatu; dan oleh karena kehendak-Mu semuanya itu ada dan
diciptakan."
Tuhan yang
menciptakan segala sesuatu, bukan terbentuk karena evolusi.
Mzm 1:1-6, 1Berbahagialah orang yang tidak
berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan
orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh, 2tetapi
yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang
dan malam. 3Ia seperti pohon, yang ditanam di tepi aliran air,
yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya; apa
saja yang diperbuatnya berhasil. 4Bukan demikian orang fasik:
mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. 5Sebab itu orang fasik
tidak akan tahan dalam penghakiman, begitu pula orang berdosa dalam
perkumpulan orang benar; 6sebab TUHAN mengenal jalan orang benar,
tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan.
Jangan
mengikuti cara berpikir yang tidak benar dan menyesatkan. Ini ditegaskan
dengan kata ‘tidak berjalan’, ‘tidak berdiri’ dan ‘tidak duduk’.
|
B
|
Kej 1:2, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap
gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air.
Tuhan tidak
menginginkan gelap, sehingga diciptakanlah terang. Tuhan juga tidak
menginginkan sesuatu tidak berbentuk, sehingga kemudian Tuhan menciptakan
galaksi, dsb, membuat keteraturan. Semuanya tidak boleh kosong, harus ada
isinya: baik air, darat dan cakrawala.
Kej 1:22, Lalu Allah memberkati semuanya itu,
firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah
air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."
Dalam hal ini
ada proses reproduksi. Jadi, tugas kita sebagai orang Kristen dalam kaitan
seperti ini harusnya apa?
|
PEMBAH
|
ASAN
|
Pendahuluan: Beberapa catatan tentang latar belakang kitab
Kejadian
Catatan pertama:
Kitab kejadian diakui sebagai firman
Allah, dan ditulis oleh manusia.
Jadi fakta di satu sisi, kitab
Kejadian merupakan dokumen tulisan manusia dari jaman yang kuno.
Kita tidak tahu kapan ditulisnya. Padangan
tradisional menyatakan bahwa kitab kejadian ditulis oleh Musa. Mungkin kemudian
hari ada yang menambahkan, terutama bagian catatan tentang kematian Musa. Jadi
kira-kira ditulis sekitar tahun 1500 SM.
Penerima mula-mula kitab Kejadian
adalah bangsa Israel yang baru keluar dari Mesir, mereka dipimpin oleh Musa untuk
masuk ke tanah Perjanjian.
Kitab Kejadian ditulis untuk
menjawab kebutuhan bangsa Israel yang sudah terlalu lama berada di negara asing
dan diperbudak ratusan tahun. Konsep mereka tentang Allah dan kebenaran Allah
sudah tercemar oleh paham-paham kafir di Mesir.
Jadi tidak menutup kemungkian,
oleh karena itu Musa ingin memperkenalkan pada mereka siapa Allah yang
sebenarnya yang disembah oleh bangsa Israel.
Selain memperkenalkan nenek moyang
mereka, juga memperkenalkan Allah pada mereka.
Perkenalan pertama dinyatakan
dalam kitab Kejadian adalah Allah sebagai Pencipta segala sesuatu.
Jadi jangan membahas penciptaan
dari perspektif modern, karena bukan ditulis di jaman modern dengan
istilah-istilah modern, sehingga banyak terjadi perdebatan di jaman modern ini.
Jadi kita harus membahas menurut
pengertian konteks jaman itu, bagaimana cara mereka mengerti penciptaan.
Catatan kedua:
Dalam kitab Kejadian 1 dan 2, ada
2 catatan tentang kisah penciptaan: Kej 1:1-2:4a dan Kej 2:4b-25.
Kedua bagian ini kemungkinan
berasal dari 2 sumber yang berbeda, tetapi saat ini sudah digabung dalam kitab
Kejadian.
Memang ada perbedaan antara kedua
bagian ini.
Bagian yang pertama berbicara soal
penciptaan secara general, penciptaan seluruh kosmik dan isinya. Diberikan
dengan gambaran hari pertama sampai ketujuh.
Bagian kedua, fokusnya kepada
manusia. Dimulai dengan Tuhan membentuk manusia dari debu tanah, menghembuskan
nafas hidup.
Tuhan juga kemudian menghadirkan
Hawa sebagai pendamping Adam.
Di Kej 1, binatang diciptakan
lebih dahulu dari manusia.
Tetapi di Kej 2, manusia
diciptakan dahulu, baru kemudian dikatakan binatang-binatang diciptakan Allah,
dibawa kepada Adam untuk diberi nama. Demikian juga tumbuh-tumbuhan.
Mengapa urutannya berbeda?
Dari dua catatan yang detail,
fokus, urutan yang berbeda, memberikan kita pengertian agar tidak melihat
urutan penciptaan di Kej 1 secara kronologis.
Catatan ketiga:
Kisah penciptaan, bukan hanya
dimiliki oleh bangsa Israel saja saat itu.
Ada cerita-cerita tentang
penciptaan yang dimiliki oleh bangsa-bangsa lain yang ada di sekitar Israel.
Musa dibesarkan di Mesir dan
mendapatkan pendidikan Mesir. Orang Mesir punya cerita sendiri tentang
penciptaan.
Pasti Musa tahu penciptaan versi
Mesir.
Tidak menutup kemungkinan, Musa
juga meminjam gambaran-gambaran tentang penciptaan dalam cerita bangsa-bangsa
lain, tetapi diolah sedemikian rupa, memberinya makna secara berbeda.
Ada kesamaan dengan cerita-cerita
bangsa lain yang tidak boleh kita abaikan dan menganggap itu cerita kafir atau
mitos.
Salah satu cerita yang ditemukan: The Epic of Atrahasis.
Dewa-dewa bangsa mereka
menciptakan manusia dari tanah liat, dicampur dengan darah dari salah satu
dewa.
Tujuan manusia diciptakan: supaya
bisa membantu pekerjaan para dewa, agar beban kerja mereka lebih ringan.
Di dalam Alkitab, Allah
menciptakan manusia dari debu tanah – ada sedikit kemiripan dengan cerita ini.
Dengan banyaknya cerita-cerita
penciptaan di sekitar bangsa Israel, tidak menutup kemungkinan bahwa penulis
kitab Kejadian meminjam dan memakai gambaran-gambaran yang ada, tetapi diberi
makna yang baru.
Setiap penulis Alkitab
diinspirasikan Tuhan dalam kebebasannya, tetapi bukan berarti didikte oleh
Tuhan.
Mereka menulis berdasarkan
berbagai macam sumber dan pengetahuan mereka.
Mereka tidak menjiplak persis
ceritanya, tetapi diberikan interpretasi dan makna yang baru.
Catatan keempat:
Kisah penciptaan khususnya Kej
1:1-2:4a, itu adalah kisah yang ditulis sebagai satu narasi kisah atau cerita,
tetapi bersifat puitis.
Narasi ini ditulis dengan
penyusunan sastra yang cukup unik, dengan puisi yang begitu agung.
Cara penyusunan hari ke-1 s.d
ke-6, pola berpikir kita selama ini selalu berpikir ini adalah urutan kronologis.
Kalau kita berpikir itu urutan
kronologis, akan berbenturan dengan Kej 2.
6 hari ini tidak seharusnya
dimengerti dalam urutan kronologis, tetapi dimengerti sebagai jawaban untuk
permasalahan bumi ini, yang ada di dalam Kej 1:2, Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera
raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Hari ke-1 s.d 3, menjawab
permasalah pertama – bumi belum berbentuk.
Hari ke-4 s.d 6, menjawab
permasalahan kedua – bumi kosong.
Hari ke-1 s.d 3, Tuhan membentuk
carkrawala, memisahkan air di bawah, daratan dan lautan, memunculkan
tumbuh-tumbuhan.
Hari ke-4 s.d 6, kekosongan itu
diisi: ikan dan burung, binatang dan manusia.
Keindahan puisi ini terlihat dalam
hari ke-1, berkaitan dengan hari ke-4. Hari ke-2 dengan hari ke-5, hari ke-3
dengan hari ke-6.
Hari ke-1: diciptakan terang
Hari ke-4: diciptakan benda-benda
penerang.
Hari ke-2: diciptakan pemisahan
antara cakrawala di atas dan air di bawah.
Hari ke-5: diciptakan burung
burung untuk terbang di cakrawala dan ikan di dalam air.
Hari ke-3: diciptakan daratan dan
tumbuh-tumbuhan.
Hari ke-6: diciptakan
bintang-binatang dan manusia.
Kej 1, tidak boleh dilihat secara
urutan kronologis, tetapi harus dilihat sebagai paralel dan perbandingan: bumi
belum dibentuk kemudian bumi dibentuk, bumi kosong kemudian diisi.
Allah menciptakan dalam keteraturan
demikian.
Bahasa puitis yang digunakan:
dalam setiap hari penciptaan, selalu ada formula pernulisan yang sama:
-
Berfirmanlah Allah
-
Isi Firman Allah
-
Eksekusi – dimana Tuhan mengeksekusi Firman yang Dia ucapkan
-
Penggenapan: “Dan
jadilah demikian”.
-
Tuhan memberikan berkat: Maka
Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
-
Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari ke...
-
Poin yang ingin disampaikan dalam
Kej 1 adalah: Allah menciptakan segala
sesuatu.
Penciptaan ada, tetapi kisah penciptaan
diceritakan dengan bahasa puitis, yang diatur sedemikian rupa untuk
mengungkapkan sesuatu.
Catatan kelima:
Tidak menutup kemungkinan cerita
tentang penciptaan ditulis dengan bahasa figuratif, bukan bahasa harafiah.
Kita akan mengalami kesulitan ketika
mencoba mengerti dengan bahasa harafiah.
Misalnya dalam Kej 2:7, ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia
itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya;
demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.
Hal yang spontan muncul di benak
kita secara spontan setelah membaca ayat ini: Tuhan mengambil debu tanah,
mengolahnya jadi bentuk manusia dan ketika Tuhan menghembuskan nafas hidup,
spontan debu tanah itu menjadi manusia dan hidup.
Jika demikian, kita memahami Tuhan
punya tubuh, tangan dan kaki yang mengambil debu tanah dan membentuk manusia.
Padahal Allah tidak mempunyai
tubuh, sebab Allah itu adalah Roh adanya.
Kalau Allah dikatakan
berjalan-jalan, apakah itu berarti Allah berjalan-jalan seperti kita?
Semua bahasa yang terkesannya harafiah ini, digunakan agar
kita dengan mudah mengerti bahwa Allah hadir.
Jadi ketika dikatakan Allah
membentuk manusia dari debu tanah – benar-benar ada peristiwa dimana Allah
langsung bekerja dan membentuk. Tidak demikian. Tetapi intinya adalah Allahlah
yang menciptakan manusia.
Manusia adalah sesuatu yang hina
seperti debu tanah dan diberikan kehidupan oleh Allah.
Manusia tidak mungkin mempunyai
kehidupan jika Tuhan tidak memberikan kehidupan.
Jangan bayangkan ada kejadiannya
persis seperti yang ditulis dalam Kej 1.
Ketika Allah menciptakan Hawa dari
tulang rusuk Adam, apakah betul-betul Adam dibedah oleh Tuhan, diambil tulang
rusuknya dan dibuat Hawa? Ataukah maknanya yang ingin disampaikan, bahwa Tuhan
menciptakan Hawa sebagai pasangan yang sepadan.
Ketika bicara soal hari, kita juga
seringkali memperdebatkan apakah 1 hari = 24 jam, 1 hari = 1000 tahun, atau 1
hari = 1 juta tahun?
Hari ini tidak dalam pengertian
yang kita mengerti, sebab hari dalam hari ini adalah bahasa figuratif.
Allah itu tidak terikat oleh
waktu.
Hari ini digunakan sebagai bahasa
yang sederhana agar kita bisa mengerti dengan lebih mudah.
Tuhan beristirahat pada hari
ketujuh.
Ini dipakai oleh bangsa Israel
untuk menyatakan hari ketujuh itu sebagai hari Sabat, sehingga umat bekerja
pada hari pertama sampai keenam dan beristirahat pada hari yang ketujuh atau
hari Sabat.
Apakah Tuhan benar-benar
beristirahat? Tuhan tidak punya tubuh, Tuhan itu Roh.
Kej 1 adalah ditulis dengan
gambaran figuratif, untuk menyampaikan kebenaran tentang Allah, tentang
penciptaan.
Catatan keenam:
Kita tidak seharusnya
mempertentangan Kej 1 dengan ilmu pengetahuan.
Kalau dihitung secara waktu,
diasumsikan bumi diciptakan sekitar 4000 tahun SM. Sedangkan fosil-fosil yang
ditemukan menyatakan bahwa bumi diciptakan jutaan tahun yang lalu.
Kej 1 tidak bisa kita bahas secara
ilmiah. Karena tujuannya hanya ingin menyatakan bahwa Allah yang menciptakan
segala sesuatu, segala sesuatu ada karena Dia.
Kitab Kejadian mencatat tentang
siapa yang menciptakan dan mengapa itu diciptakan.
Sedangkan ilmu pengetahuan
membahas tentang bagaimana sesuatu itu diciptakan, di mana diciptakan dan kapan.
Alkitab tidak memberikan jawaban
yang diinginkan oleh ilmu pengetahuan.
Ini adalah dua bidang yang berbeda
yang tidak bisa dibandingkan satu dengan yang lain.
Catatan ketujuh:
Kej 1 harus dibaca secara
teologis.
Karena itu ditulis oleh Musa untuk
bangsa Israel yang baru keluar dari Mesir. Selama ini konsep mereka tentang
penciptaan adalah versi Mesir. Musa memberikan pengertian yang benar pada
mereka.
Musa mau memprokamirkan di
tengah-tengah klaim tentang penciptaan yang ada, Musa mau meng-counter bahwa
Elohim atau Yahwe, Allah Israel yang menciptakan segala sesuatu. Dia adalah
satu-satunya Pencipta yang berdaulat, bukan allah atau ilah lain.
Hanya ada satu Allah dan hanya
satu yang menciptakan segala sesuatu.
Dalam cerita lain, banyak
dewa-dewa yang melakukan penciptaan. Bahkan ada cerita yang menyatakan bahwa
para dewa itu saling bertengkar terlebih dahulu sebelum melakukan penciptaan.
Allah kita tidak ada tandingannya,
tidak perlu bertarung dengan siapapun.
Ini adalah polemik penting,
diberikan Musa pada bangsa Israel di jamannya dan jaman kemudian.
Di kemudian hari, bangsa Israel
mengalami pembuangan di Babel.
Bangsa Babel mempunya versi mereka
sendiri mengenai penciptaan. Mirip dengan penciptaan dalam Kej 1.
Bukan dewa Marduk, dewa bangsa
Babel yang melakukan penciptaan, tetapi Yahwe atau Elohim.
Allah terlibat dalam penciptaan
dan tidak meninggalkan penciptaan.
Ajaran lain menyatakan allah
melakukan penciptaan kemudian meninggalkan ciptaan tsb.
Manusia diciptakan menurut gambar
dan rupa Allah, menyatakan betapa berharganya manusia di hadapan Allah.
Kemudian diberikan tugas penting untuk menguasai dunia ini, bekerja di dunia
ini untuk kemuliaan Tuhan.
Versi cerita penciptaan lainnya,
merendahkan manusia. Manusia ditindas oleh dewa, diciptakan untuk menggantikan
pekerjaan dewa.
Dalam Kejadian, ditetapkan juga
tentang hari Sabat.
Pola tentang Allah bekerja dipakai
untuk orang Israel, agar mereka taat akan hari Sabat. Ini adalah contoh lain
dari makna teologis.
Pembahasan: Penciptaan hari kelima
Paralel
hari kelima adalah hari kedua.
Penciptaan
hari kedua adalah: Allah menjadikan
cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang
ada di atasnya. Lalu Allah menamai
cakrawala itu langit.
Sudah
dibentuk dan disediakan, kemudian di dalam hari kelima, diisi.
Burung-burung
yang terbang di langit. Ikan-ikan yang ada di dalam air.
Tuhan
berfirman: Tuhan ingin menjadikan sesuatu itu ada.
Jadi
burung-burung dan ikan-ikan adalah sesuatu yang dikehendaki Allah
keberadaannya.
Dalam
cerita penciptaan lainnya, masing-masing dewa menciptakan sesuatu yang berbeda.
Mereka harus mengalahkan dewa lain atau dibantu oleh dewa lain untuk
menciptakan sesuatu.
Sedangkan
Allah tidak perlu bantuan apapun. Allah hanya berfirman dan jadi.
Polemik
ini ditunjukkan pada bangsa Israel bahwa Allah mereka tidak sama dengan
dewa-dewa bangsa lain.
Penciptaan
adalah pekerjaan yang ‘sepele’ bagi Tuhan.
Tuhan
berfirman dan terjadi – yang mau diperkenalkan pada bangsa Israel adalah, bahwa
Allah yang mereka sembah adalah Allah yang berbicara, Allah yang berfirman.
Tidak hanya bertindak dan berbuat.
Allah
menciptakan manusia menurut gambar dan rupanya, dan hanya manusia yang
diberikan kemampuan untuk berbicara. Mengapa? Supaya bisa berkomunikasi dengan
Allah yang berbicara.
Adam dan
Hawa diciptakan dan ditempatkan di Taman Eden. Kita juga melihat bagaimana
keintiman antara Allah dengan Adam dan Hawa, bukan karena Allah terlihat
fisiknya, tetapi karena suara Allah terdengar oleh mereka.
Allah
itu bukan hadir dalam tubuh fisik, tetapi Allah itu Roh adanya.
Relasi
antara Allah dengan manusia adalah firman yang disampaikan, bukan hanya aksi saja.
Penolakan
Adam dan Hawa sampai mereka diusir dari taman Eden, terjadi karena mereka
menolak suara Allah.
Tuhan
menyatakan boleh makan semuanya, asal tidak buah dari pohon pengetahuan. Tetapi
mereka tidak mendengarkannya.
Dosa
adalah pemberontakan terhadap firman Allah.
Firma
Allah adalah komunikasi antara manusia dengan Allah.
Jadi
sangatlah penting untuk mendengarkan firman Allah, karena Allah adalah Allah
yang berfirman.
Ayat 21,
Maka Allah menciptakan binatang-binatang
laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan
dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya
itu baik.
Binatang-binatang
laut yang besar – jadi jangan banyangkan di laut itu hanya ada ikan-ikan yang
kecil saja.
Mengapa
ditulis demikian?
Binatang-binatang
laut yang besar, tidak hanya ikan paus atau hiu.
Ini
terkait dengan cerita penciptaan versi bangsa lain.
Cerita
dari Babel: sebelum dewa Marduk menciptakan dunia dan manusia, dewa Marduk
harus berperang terlebih dahulu melawan satu binatang atau monster dari laut.
Tidak dijelaskan binatang apa itu.
Untuk
bisa menciptakan harus mengalahkan binatang besar itu. Setelah mengalahkannya
dan laut yang dimengerti bangsa Babel sebagai chaos atau kekacauan, barulah bisa tercipta alam semesta.
Di
cerita-cerita lain juga memiliki kemiripan, bahwa ada binatang laut besar yang
merupakan tandingan dari para dewa. Para dewa selalu mengalami kesulitan dengan
bintang laut yang besar, harus ditaklukkan terlebih dahulu.
Di
Alkitab tercatat bahwa Allah mengalahkan binatang-binatang laut yang besar.
Mzm
74:13-14, 13Engkaulah yang membelah laut dengan
kekuatan-Mu, yang memecahkan kepala ular-ular naga di atas muka air. 14Engkaulah
yang meremukkan kepala-kepala Lewiatan, yang memberikannya menjadi makanan
penghuni-penghuni padang belantara.
Ini
adalah bahasa puitis, bahwa pada masa penciptaan, Tuhan juga mengalahkan
ular-ular naga di atas muka laut.
Ada
kemiripan dengan cerita-cerita di sekitar Israel.
Tetapi
dalam Kej 1:21, binatang-binatang itu tidak ada apa-apanya bagi Allah, karena
Allah yang menciptakannya.
Artinya,
Allah jauh lebih berkuasa.
Dalam
Mzm 74, diberi gambaran bahwa Allah mengalahkan mereka dan meremukkan kepala
binatang itu.
Tuhan
melihat semua ciptaanNya itu baik.
Sebelum
adanya dosa, semua binatang, termasuk binatang besar, semuanya itu baik.
Tetapi
tercemar ketika manusia jatuh dalam dosa, sehingga ada binatang yang menjadi
jahat dan buas.
Ayat 22,
Lalu Allah memberkati semuanya itu,
firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air
dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak."
Pertama
kali di dalam kisah penciptaan disebutkan Allah memberkati.
Di
bagian sebelumnya ditulis: Allah melihat, Allah memberi nama.
Pada
penciptaan hari keenam, Allah juga memberkati manusia.
Sepanjang
semua yang ditulis di dalam Alkitab, tiap kali Allah memberkati, pasti
orang-orang yang diberkati itu berhasil dan mendapatkan sesuai dengan apa yang
Allah kehendaki.
Tuhan
memberikan berkat, agar berkembang biak dan bertambah banyak - ini pasti
terjadi, karena Tuhan yang memberkati.
Kesuksesan
apapun yang bisa kita miliki, semua itu adalah berkat dari Tuhan.
Kalau
Tuhan tidak memberkati, kita tidak mungkin bisa mendapatkannya.
Binatang
di air dan udara bisa bertambah banyak, karena Allah yang memberkati.
TANYA
|
& JAWAB
|
A
|
T: Mengenai
berkat. Yesus mengatakan bahwa kita harus memberkati, bukan mengutuk.
Berkat yang
harus kita lakukan pada orang lain, apakah maknanya sama dengan berkat yang
Tuhan sampaikan?
Kalau sama,
selain berkat itu bermakna berkenan, ataukah sifatnya merupakan sebuah
instruksi?
J: Antara Tuhan
mengatakan berkat dengan kita mengucapkan berkat, tentunya ada perbedaan,
karena kita bukan Allah.
Kata memberkati
di PB, itu lebih punya konotasi yang berbeda dengan Allah memberkati.
Artinya lebih
ke melakukan hal-hal baik.
Ketika kita
dilukai oleh musuh, berkati musuhmu – artinya jangan balas dengan kejahatan,
tetapi balaslah dengan kebaikan.
Jadi berbeda
dengan penjelasan bagaimana Tuhan memberkati, dan itu pasti terjadi.
T: Jadi dalam
bagian ini kata memberkati ada kuasa di dalamnya. Perintah itu disertai
kuasa, sehingga pasti akan terjadi.
Ketika Tuhan
mau naik ke sorga, Tuhan menyatakan kuasa pada kita, sebagaimana Allah Bapa
telah memberi kuasa pada Yesus. Jadi seperti apakah kuasa itu?
J: Kita akan
bisa menjadi berkat bagi orang lain melalui pertolongan dari Tuhan.
Tuhan Yesus
bicara dalam konteks membawa jiwa. Selain itu Tuhan Yesus menyatakan bahwa
Tuhan senantiasa akan menyertai kita. Jadi kuasa yang mungkin kita bisa
lakukan semua itu karena ada Allah, bukan kita yang benar-benar jadi punya
kuasa.
|
B
|
T: Pada hari
ketujuh, Tuhan berhenti bekerja. Apakah ini berarti berhenti dari penciptaanNya.
Tetapi Allah tetap bekerja memelihara ciptaanNya.
J: Jadi jangan
diharafiahkan. Karena kalau Allah berhenti, Allah tidak menjaga kelestarian
ciptaanNya.
Tetapi itu
dituliskan dalam bahasa metafora, yang punya makna teologis bagi bangsa
Israel, tentang hari Sabat.
Bukan berarti
berhenti total dan tidak melakukan apa-apa.
T: Bagaimana
dengan orang yang bekerja di hari Sabat? Karena orang di hari Sabat pun tidak
berhenti berpikir.
J: Untuk bangsa
Israel, aturan tentang Sabat memang sangat ketat. Setelah PB, aturannya sudah
tidak seketat demikian.
Tetapi aturan
pola bekerja dan istirahat itu, berlaku secara universal.
Istirahat untuk
memuji Tuhan, me-refresh diri sendiri, bukan berarti berhenti total dan tidak
melakukan apa-apa.
Pola ini Tuhan
berikan pada kita agar kesehatan kita tidak hancur.
|
C
|
T: Dalam PB,
Yesus mengatakan jangan memberikan barang yang kudus pada anjing dan babi.
Apakah maksudnya itu?
J: Istilah
anjing di sini, adalah merujuk pada anjing liar. Babi juga metafora untuk
sesuatu yang kotor terus menerus, tidak pernah bersih.
Jadi intinya,
jangan buang barang-barang berharga pada sesuatu yang kita tahu tidak baik.
Jadi ungkapan
tsb juga merupakan metafora.
|
No comments:
Post a Comment