RINGKASAN PA – THE MISSION
Kejadian
|
Pembahasan ke
Ayat Alkitab
Pembicara
Hari/Tanggal
|
: 01
: Kej
1:1-2:7
: Pdt.
Daud Adoe
: Rabu, 21 Januari 2015
|
AYAT
|
ALKITAB
|
Kej 1:1-2:7, Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya (Kej
1:1-2:7)
Kej 1:1-31
1Pada mulanya
Allah menciptakan langit dan bumi. 2Bumi belum berbentuk dan kosong;
gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air.
3Berfirmanlah
Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. 4Allah
melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 5Dan
Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah
pagi, itulah hari pertama.
6Berfirmanlah
Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari
air." 7Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air
yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah
demikian. 8Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang
dan jadilah pagi, itulah hari kedua.
9Berfirmanlah
Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu
tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. 10Lalu
Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah
melihat bahwa semuanya itu baik. 11Berfirmanlah Allah:
"Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang
berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji,
supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. 12Tanah
itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan
segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat
bahwa semuanya itu baik.
13Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
14Berfirmanlah
Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang
dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan
masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 15dan sebagai
penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan
jadilah demikian. 16Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang
besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil
untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 17Allah
menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 18dan untuk
menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah
melihat bahwa semuanya itu baik. 19Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari keempat.
20Berfirmanlah Allah:
"Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung
beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 21Maka Allah
menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup
yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang
bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 22Lalu Allah
memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah
banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi
bertambah banyak." 23Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.
24Berfirmanlah Allah:
"Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan
binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. 25Allah
menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis
binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 26Berfirmanlah
Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap
di bumi." 27Maka Allah menciptakan manusia itu menurut
gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka. 28Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 29Berfirmanlah
Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang
berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah
akan menjadi makananmu. 30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan
segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa,
Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah
demikian. 31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu,
sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Kej 2:1-7
1Demikianlah diselesaikan langit
dan bumi dan segala isinya. 2Ketika Allah pada hari ketujuh telah
menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang
telah dibuat-Nya itu. 3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan
penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. 4Demikianlah riwayat langit
dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit,
-- 5belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan
apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum
ada orang untuk mengusahakan tanah itu; 6tetapi ada kabut naik ke
atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu-- 7ketika
itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan
nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang
hidup.
SHAR
|
ING
|
A
|
Sejarah perlu
kita hargai, karena kita bisa belajar dari sejarah.
Jika tidak mau
tahu tentang sejarah, kita akan bertindak semaunya kita, apa yang berguna
menurut pikirannya.
Jadilah berguna
dengan belajar dari pengetahuan yang didasarkan pada sejarah.
Ada 3 macam
sejarah tentang penciptaan:
-
Ada orang-orang yang percaya
tentang penciptaan yang dituliskan di dalam Alkitab.
-
Ada orang-orang yang percaya pada
hukum Darwin.
-
Ada juga orang yang tidak percaya
pada kedua sejarah di atas dan menyatakan semua itu bohong. Mereka menyatakan
bahwa mereka lahir hanyalah dari perkawinan orang tuanya.
Belajarlah dari
sejarah penciptaan, agar kita dapat membedakan baik dan buruk, bisa
membedakan dari generasi ke generasi dimana ada pertentangan dalam kehidupan.
Mengapa? Karena
Alkitab tidak hanya sekedar kitab suci, Alkitab adalah surat wasiat dari Bapa
di sorga.
Dari jaman ke
jaman manusia mengalami conflict of
interest: apakah kita diciptakan seturut gambar dan rupa Allah, atau
evolusi seperti yang dinyatakan teori Darwin, ataukah hanya sekedar dari
perkawinan orang tuanya.
Kej 1:1, Pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi.
Apa hubungannya
kegelapan dengan gelap yang sekarang kita alami?
Belajar dari
dosa, belajar dari pilihan - dari pilihan yang kita buat, itu meneguhkan
pengetahuan kita – agar yang baik itu jadi rhema dan kita tahu bahwa yang
buruk bisa berakibat kejahatan.
Setiap diri
kita ada sisi baik dan sisi buruk. Kita bisa jadi baik, karena ada belas
kasihan di dalam diri kita.
Dalam Kej 1
kita belajar soal kronologi, kronos.
Kita tidak tahu
mengapa penciptaan perlu dilakukan sesuai dengan urutan-urutan yang disebutkan
di dalam Alkitab.
Semua Kejadian
itu saling terjalin dan bertautan satu dengan yang lain, sehingga di dalamnya
ada hubungan antara yang satu dengan yang lain.
Dalam kronologis,
ada awal dan ada akhir. Kronologis juga bisa berarti kalau orang melakukan sesuatu,
pasti ada maksud.
Dalam Kej 1,
kita belajar bagaimana Tuhan memulai.
Surat wasiat
ini diberikan kepada jemaat, kepada orang percaya, yang punya latar belakang
berbeda-beda.
PL mengajarkan
banyak hal, termasuk bagaimana seorang anak harus menghormati orang tuanya.
Kita harus
punya pengetahuan yang benar tentang Tuhan.
Waktunya Tuhan
dan waktu kita berbeda. Jadi kita tidak bisa mengukur waktu yang Tuhan
pergunakan dengan waktu dalam konteks kita sebagai manusia.
Kita percaya
bahwa Tuhanlah yang menciptakan kita.
Kita juga akan
belajar dari sejarah dalam Alkitab: mengapa ada orang tidak berhasil, ada
orang yang mengkhianati dan ada orang yang begitu diberkati Tuhan?
|
PEMBAH
|
ASAN
|
Mengenal kitab Kejadian
Sebelum mengambil sikap memaknai
sesuatu yang ditulis dalam kitab ini, kita perlu mengenal kitab Kejadian
terlebih dahulu.
Kitab Kejadian adalah kitab yang
unik, termasuk dalam 1 dari 5 kitab Taurat.
Ditempatkan sebagai kitab pertama
dalam proses yang panjang (kanonisasi), dan ditetapkan susunannya demikian.
Jadi Alkitab dan urutan
kitab-kitab di dalamnya, bukan turun “dari atas” secara mekanis.
Kita memahami Alkitab secara
dinamis, bahwa Tuhan berkarya melalui Roh Kudus lewat orang per orang yang dipakai
Tuhan menulis Alkitab.
Siapa yang menulis kitab Kejadian,
terutama pada saat proses penciptaan?
Tuhan tidak bicara langsung
tentang proses penciptaan, dan tidak ada saksi yang hadir dalam proses
penciptaan.
Mengapa kitab Kejadian muncul?
Karena umat Israel berada dalam realita dengan berbagai pertanyaan dan
pergumulan.
Mereka menganggap bahwa kehidupan
mereka ada dalam kegelapan, karena ada perang, kematian dsb. Dalam situasi
kacau balau, penindasan, mereka seolah-olah tinggal dalam kegelapan, penuh
tangis. Tetapi di sisi yang lain mereka sendiri dinyatakan sebagai umat pilihan
Allah. Inilah yang menjadi misteri bagi mereka dan membuat mereka
bertanya-tanya.
Kemudian para pemikir Israel
bersama-sama dengan Musa, membuat konsep penciptaan menjadi lebih jelas.
Rumusan ini dituliskan oleh Musa,
agar iman bangsa Israel tidak goyah.
Jadi, kitab Kejadian memang tidak berusaha merumuskan sebuah kisah yang
bersifat kronologis waktu demi waktu dan menurut logika. Ini adalah ungkapan
iman mereka, bahwa semuanya harus dimulai dari Allah, yang mengalahkan kegelapan,
peperangan, kematian, agar bisa berlanjut pada yang lain.
Ada hal-hal yang tidak bisa
dipahami secara kronologis. Salah satunya proses penciptaan ini.
Oleh karena itu dibuat rumusan
seperti ini agar bisa menolong kita memahami.
Mereka mencoba menghubungkan hidup
mereka dengan rencana Allah, karena mereka adalah bangsa pilihan.
Mereka bahagia karena mereka
adalah umat Allah.
Cara pandang kita terhadap Alkitab,
harus sama dengan apa yang diingikan oleh Alkitab, bahwa kita ini ada dalam
suasana riil, tetapi kita harus selalu menghubungkan diri dengan Pencipta, dan
kita juga harus jadi orang-orang yang berbahagia, sekalipun pada titik tertentu
kita tidak memahami secara mendalam.
Oleh karena itu, dalam teologi,
para teolog berdebat apakah bisa menggambarkan Tuhan hanya dengan beberapa kata
dalam rumusan teologi.
Teologi adalah bagaimana kita terus merefleksikan pengalaman
hidup kita dengan Tuhan.
Jadi penjelasan dalam kitab Kejadian
ini memang akan sulit dipahami dari sudut ilmu pengetahuan.
Karena Alkitab tidak berbicara
tentang kronologis waktu.
Untuk merumuskan hal ini,
orang-orang Israel membutuhkan sumber-sumber yang otentik.
Jadi rumusan ini tidak dibuat
hanya berdasarkan khayalan atau imajinasi semata.
Jadi mereka tidak
mengarang-ngarang cerita.
Ada 3 jenis unsur di dalamnya:
unsur cerita, wasiat dalam bentuk cerita pada bangsa Israel.
Ada nyanyian-nyanyian kuno yang
berbicara tentang hal itu, juga cerita-cerita yang beredar di masyarakat di
jaman itu.
Para pemikir memanfaatkan semua
ini, dan menggunakan pendekatan mereka, untuk mengungkapkan kepercayaan mereka.
Tidak mungkin orang-orang Yahudi
berpikir soal dunia itu berbentuk bulat, ada ratusan tahun sebelum ada manusia.
Mereka tidak berharap membuat buku
sejarah, tetapi mereka sedang membuat suatu konsep kepercayaan dengan melihat
kehidupan riil mereka.
Jadi salah kalau orang menilai Alkitab
dalam cakupan sejarah semata.
Karena kalau hanya melihat hanya
dalam sisi sejarah, banyak hal yang bertentangan dengan logika.
Kitab Kejadian sedang berupaya untuk membina kepercayaan umat
Israel. Mereka ragu ketika berhadapan dengan bangsa-bangsa lain: bangsa Mesopotamia,
Mesir, Afrika dan bangsa-bangsa lain di sekitar mereka.
Kej 1-11, kita menemukan cerita
yang panjang, tentang perjalanan hidup mereka dan awal mula kehidupan mereka.
Orang-orang Yahudi membuat pernyataan iman, bahwa dunia ini
ada Causa Prima-nya, ada Penyebab Utamanya.
Kalimat demi kalimat seperti lagu
dalam Mazmur. Di kitab Mazmur peristiwa ini juga dinyanyikan ulang.
Bagaimana rumusan mereka?
Orang Yahudi selalu bermain dengan
angka. Setiap angka punya makna tersediri bagi kehidupan mereka.
Mereka menghubungkan konsep yang
ada, untuk menunjukkan bahwa Causa Prima
itu lebih berkuasa dari sekedar ratusan tahun sejarah.
Kita memahami waktu berbeda dari
waktu yang dimaksud oleh Tuhan.
Causa Prima itu adalah Allah sendiri, Allah yang menciptakan bumi
beserta segala isinya.
Kej 1:1-2:3, mau mengajarkan pada
kita tentang Pencipta yang mulia itu.
Ada proses bagaimana bangsa Israel
dinyatakan sebagai bangsa pilihan.
Pembahasan kitab Kejadian berdasarkan pendekatan tematik
Kej 1:1, Pada mulanya Allah menciptakan
langit dan bumi.
‘Pada mulanya’ = dalam
teks Ibrani ini mau menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa memahami pada
mulanya, mengungkapkan bahwa mereka
tidak dapat memahami betapa hebatnya Tuhan.
Itu adalah sebuah misteri yang
tidak bisa kita pahami.
Maksud kalimat ini sama seperti: Firman
Tuhan berjanji bahwa setelah kematian kita akan beroleh kebangkitan, hidup
kekal bersama-sama dengan Tuhan, tetapi tidak ada yang bisa memberikan gambaran
tentang kehidupan kekal itu.
Kej 1:1, … Allah
menciptakan langit dan bumi.
Dalam pengakuan iman rasuli,
pernyataan ini juga diikrarkan.
Genesis, dalam bahasa Ibrani ditulis bereshin = pada mulanya Allah menciptakan langit dan
bumi.
Kata Ibrani untuk menunjukkan
pribadi Allah: elohim.
Elohim – kata dasarnya eloh
atau Allah dalam bahasa Arab. Kata elohim berbentuk jamak, bentuk tunggalnya eloah.
Ini menunjukkan ada sebuah Pribadi yang sangat hebat, yang
merujuk pada Allah Tri Tunggal. Dia Allah
yang perkasa, Dia adalah yang mulia, Allah yang tidak terbatas dan kekal.
Jadi, tidak ada yang bisa mengerti
sepenuhnya yang tidak terbatas itu, karena kita manusia adalah terbatas.
Kitab Kejadian ini bukan sekedar
menghitung waktu, tetapi memaknai Tuhan yang dengan kuasa tidak terbatas itu
mau melakukan sesuatu.
Kata ‘langit dan bumi’ = mau bicara tentang cosmos, bukan soal bumi yang bulat.
Mereka memahami dunia cosmos terdiri dari tiga tingkatan:
atas, tengah dan bawah.
Tuhan itu berkuasa atas cosmos
ini, tidak ada satupun yang tersembunyi dari pandangan dan perhatian Tuhan.
Kita yang terbatas, Tuhan itu
tidak terbatas, sehingga akan sulit dipahami. Allah tidak bisa dipahami dengan
hitung-hitungan.
2Bumi belum berbentuk dan kosong;
gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas
permukaan air.
Gambaran ini sangat puitis.
Penulis beralih pada bumi, tidak
membahas cosmos secara lebih lanjut,
karena mau berbicara bahwa manusia itu ada di bumi.
Ini juga berkaitan dengan
keterbatasan pemahaman mereka. Allah menciptakan langit dan bumi dengan penuh
kuasa dan begitu sempurna, ujung-ujungnya mau bicara soal manusia ada di dalam
bumi.
‘Bumi belum berbentuk dan kosong’, bahasa Ibrani: tohu
wa bohu – menunjukkan tentang
sebuah kekacauan, kacau balau.
Mengapa kalimat ini dimunculkan? Orang-orang
Israel melihat bahwa dunia ini penuh dengan kacau balau, penuh dengan
kerusuhan.
Karena mereka melihat kekacauan
itu, maka mereka berkata, ‘Inilah bumi
kita’.
Jadi orang yang hidup di dalam
bumi ini akan bertemu dengan kekacauan dalam kehidupan sehari-hari manusia.
Jadi perlu kekuatan besar yaitu
Dia yang tidak bisa dibatasi oleh waktu itu untuk dapat menyelesaikan kekacauan
itu, menyelesaikan persoalan dunia ini, waktu dunia itu kacau.
Ayat 2b, …dan Roh Allah melayang-layang di
atas permukaan air.
Roh Allah ditulis dengan kata: ruah elohim merahepet. Artinya,
ada kuasa dan energi yang hidup.
Yang memberi kehidupan adalah Allah
sendiri.
Jadi mereka tidak bisa terhindar
dari Allah, karena Allah yang memberi kehidupan dan energi.
Oleh karena itu kata Roh ditulis
juga dengan kata dunamos, dan ini
merupakan akar kata dynamite, energi
yang luar biasa.
Dunia yang gelap dan kosong ini
tetap harus mendapatkan perhatian dari Allah, yang diterjemahankan dengan ruah merahepet, energi yang memberikan kehidupan.
3Berfirmanlah Allah: "Jadilah
terang." Lalu terang itu jadi.
Kata ‘berfirmanlah Allah’ menyatakan bahwa Sabda atau firman Allah itu penting.
Dalam gereja-gereja ortodoks
disimbolkan dengan mimbar yang lebih tinggi daripada level duduk jemaat.
Mengapa kisah penciptaan diawali dengan terang?
Mzm 33:6, 9 menjadi pujian dari Daud.
Pemazmur mengungkapkan pergumulan iman yang hebat.
3Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian
baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!
9Sebab Dia berfirman, maka semuanya
jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.
Pertama kali dunia ini penuh kegelapan dan harus dimulai dari
terang, dimana kata terang itu menunjukkan kuasa untuk mengubah.
Oleh karena itu dalam Yoh1:5
mengatakan Allah itu adalah terang.
Yoh 1:5, Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak
menguasainya.
Kata ‘terang’ ini berkaitan dengan matahari, yang dimaknai oleh
bangsa-bangsa sebagai dewa yang perlu disembah.
Mengapa natal diperingati tanggal
25 Desember? Tanggal 25 Desember dikaitkan dengan peristiwa di Romawi.
Ketika agama Kristen menjadi agama
resmi di Roma, maka mereka mengambil kisah-kisah yang ada di sekitar mereka,
untuk mengubah itu jadi sebuah peristiwa. Tanggal 25 Desember ada peristiwa solar invicus, menyembah dewa matahari.
Mereka menggunakan peristiwa ini
untuk menyatakan bahwa matahari yang sesungguhnya, terang yang sesungguhnya itu
adalah Tuhan. Dalam Mazmur juga dikatakan bahwa Tuhan itu adalah surya
kehidupan.
Tuhan harus menghadirkan DiriNya
sendiri dalam peristiwa iman ini.
Ketika Dia hadir, Dia membawa DiriNya, supaya menguasai
kegelapan yang ditakuti.
Bagi orang-orang Yahudi kegelapan itu paling menakutkan, sehingga biasanya pukul 6 sore
ketika hari mulai gelap, pintu-pintu sudah ditutup, karena anggapannya ketika
gelap setan-setan itu berseliweran.
Kegelapan di dalam laut yang dalam
juga tempat yang sangat menakutkan bagi mereka. Sehingga itu digambarkan dengan
simbol naga, untuk menggambarkan ketakutan itu.
Tetapi ketika Tuhan ada, Tuhan memberikan terang itu,
sehingga semuanya terlihat dengan jelas.
4Allah melihat bahwa terang itu
baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 5Dan Allah
menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi,
itulah hari pertama.
‘Jadilah petang, jadilah pagi’, kalimat ini akan muncul terus
menerus di dalam bagian ini.
Ini adalah tulisan dalam berbentuk
puisi yang indah.
Dimulai dengan kata ‘petang’ terlebih
dahulu, karena petang itu merujuk pada kegelapan malam.
Ini juga menggambarkan perhitungan
hari bagi orang Yahudi tidak dimulai dari pagi, tetapi dimulai dari
sore/petang.
‘Itulah hari pertama’ – ini jangan diukur dengan konteks hari, jam
dan menit dalam pengertian kita.
Kronologis adalah peristiwa demi
peristiwa.
6Berfirmanlah Allah: "Jadilah
cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 7Maka
Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala
itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 8Lalu Allah
menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari
kedua.
Kata ‘berfirmanlah Allah’ juga
dituliskan berulang-ulang.
Ini adalah kebiasaan orang-orang Yahudi
yang terus menerus mengulangi tentang firman Allah dan menyatakannya kepada
anak-anak mereka sebelum anak-anak tidur. Mereka menumpangkan tangannya pada
anak-anak mereka.
Bentuk bumi ini tidak dipahami
bahwa berbentuk bulat. Jadi ada bagian atas, tengah dan bawah.
Mereka tidak bisa memahami bagian atas, tetapi Tuhan
mengatakan Tuhanlah yang menciptakan.
Yang mereka bisa lihat adalah yang
di tengah.
Yang di bawah pun mereka tidak
bisa pahami, hanya dilihat memiliki kedalaman, yang disebut dengan istilah
tubir laut.
Kata ‘cakrawala’ ditulis dengan kata dalam bahasa Ibrani raqiah
artinya dipukul sampai menutupi
permukaan yang luas.
Seolah-olah Allah memukul dengan
dahsyat, dan terciptalah cakrawala. Dalam pengertian: kalau kamu butuh, Allah akan mencurahkan.
Raqiah, artinya Allah
sanggup menghancurkan – menggambarkan kuasa Allah yang menakutkan.
Ada peristiwa yang Tuhan jelaskan,
ada peristiwa yang Tuhan tidak jelaskan. Itu adalah misteri Allah.
Allah bertindak seolah-olah
memukul, dengan kata raqiah, supaya benar-benar
memastikan bahwa hidup kita aman.
9Berfirmanlah Allah: "Hendaklah
segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan
yang kering." Dan jadilah demikian. 10Lalu Allah menamai yang
kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa
semuanya itu baik. 11Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah
menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon
buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di
bumi." Dan jadilah demikian. 12Tanah itu menumbuhkan
tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis
pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya
itu baik. 13Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.
Hal ini diungkapkan dengan pujian,
sehingga terlihat ada daratan, tanaman, kehidupan dst.
Mzm 104:7-9, 7Terhadap hardik-Mu air itu melarikan diri, lari kebingungan
terhadap suara guntur-Mu, 8naik gunung, turun lembah ke tempat yang
Kautetapkan bagi mereka. 9Batas Kautentukan, takkan mereka lewati,
takkan kembali mereka menyelubungi bumi.
Ayub 38:8-11, 8Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke
luar dari dalam rahim? -- 9ketika Aku membuat awan menjadi
pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya; 10ketika Aku
menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu; 11ketika Aku
berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah
gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!
Kita kemudian bisa menemukan
perbedaan yang signifikan, ada daratan dst. Dari terang, cakrawala, ada daratan
dst.
14Berfirmanlah Allah: "Jadilah
benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah
benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap
dan hari-hari dan tahun-tahun, 15dan sebagai penerang pada cakrawala
biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. 16Maka
Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar
untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan
menjadikan juga bintang-bintang. 17Allah menaruh semuanya itu di
cakrawala untuk menerangi bumi, 18dan untuk menguasai siang dan
malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu
baik. 19Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
Orang jaman dahulu menyembah
matahari dan bintang. Dan sampai sekarang masih ada.
Tuhan mau menyatakan bahwa
benda-benda penerang itu adalah ciptaan Tuhan.
Harusnya kita percaya pada Tuhan, Sang
Sumber Terang itu, bukan benda-benda penerang itu.
Benda-benda penerang dalam dalam
bahasa Ibrani ditulis dengan kata neurok,
artinya semua itu adalah karena kreasi tangan Allah saja. Jadi bukan benda-benda
penerang itu yang harus disembah, tetapi Allah yang harus disembah.
Patung adalah produk manusia,
bukan produk dari sorga, sehingga jangan disembah.
20Berfirmanlah Allah:
"Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung
beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 21Maka Allah
menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup
yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang
bersayap. Allah melihat bahwa semuanya
itu baik. 22Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya:
"Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut,
dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 23Jadilah
petang dan jadilah pagi, itulah hari
kelima.
Dalam penciptaan cakrawala tidak
disebutkan kalimat ‘baik adanya’. Namun
dalam yang lain disebutkan ‘baik adanya’.
Bukan berarti penulis lalai
menambahkan ungkapan tsb.
Ayat 20-22 menuntun kita bahwa Tuhan
sudah menyediakan semuanya bagi manusia.
Jadi penciptaan sebelumnya ada
tujuannya. Tuhan sudah menyediakan segala sesuatu bagi kita semua.
Oleh karena itu, apa yang harus
kita takutkan di dunia ini.
Tidak berarti kita harus berpangku
tangan. Burung-burung yang indah di udara pun harus bekerja untuk mencari
makan, sekalipun sudah disediakan oleh Tuhan. Burung-burung harus membuat sarang
bagi dirinya sendiri.
Apalagi untuk manusia yang mulia.
24Berfirmanlah Allah:
"Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan
binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. 25Allah
menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis
binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 26Berfirmanlah
Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita,
supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan
atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap
di bumi." 27Maka Allah menciptakan manusia itu menurut
gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan
diciptakan-Nya mereka. 28Allah memberkati mereka, lalu Allah
berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah
bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung
di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 29Berfirmanlah
Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang
berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah
akan menjadi makananmu. 30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan
segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa,
Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah
demikian. 31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu,
sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Ayat 26-31, Allah kemudian menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah.
Sampai di sini kita sepakat bahwa
kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, sehingga tidak ada peluang bagi
orang untuk saling mendiskriminasi.
Tujuannya agar kita bersatu dengan Dia. Kita adalah mahlkuk ciptaan yang
paling tinggi, sehingga kita harus bersatu dengan Dia, bukan dengan kegelapan. Selian
itu juga bermaksud untuk menyatakan
bahwa kita harus selalu meresponi dengan tanggung jawab untuk setiap hal yang Tuhan
sudah kerjakan dalam hidup kita.
Tuhan sudah menempatkan mata pada
posisi yang tepat. Tujuan ayat Alkitab ini, kita tidak perlu kuatir dan takut.
Kita manusia adalah ciptaan istimewa, Tuhan merancang kita dan semuanya sudah
pas. Sekalipun ada yang tinggi-pendek, kurus-gemuk.
Tuhan ketika menciptakan kita,
kita diberikan kebebasan untuk taat dan tidak taat.
Kita harus bertanggung jawab
dengan hidup kita. Kita tidak bisa selalu menunggu mujizat Tuhan datang.
Dalam hidup ada proses yang harus
kita lalui ketika Tuhan mau pakai kita.
Dan pada akhir hidup kita, kita
juga akan melewati proses kematian. Dalam
kondisi apapun, Tuhan selalu menyertai kita.
Ayat 31, Maka Allah melihat segala yang
dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik.
Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
‘Sangatlah’, kata dalam bahasa Ibrani: topmeo – maksudnya semua
yang dilakukan oleh Allah dalam penciptaan yang dimaknai oleh orang-orang Yahudi
itu, top banget.
Manusia diminta untuk menaklukkan bumi – kata kabas,
artinya menginjak. Artinya dengan
menginjak, manusia itu berkuasa.
Proses penciptaan ini bukan
historikal, tetapi ada tema yang harus kita maknai berdasarkan tujuan kitab Kejadian
ini ditulis.
Kej 2:1-3, 1Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
2Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang
dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang
telah dibuat-Nya itu. 3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan
menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan
penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Kata ‘diselesaikan’, ini mau
mengajarkan orang Yahudi, kalau menyelesaikan
sesuatu mereka akan selesaikan sampai tuntas.
Kalau menikah, harus sampai maut
memisahkan. Kalau yang sedang study,
harus diselesaikan sampai tuntas.
Ini adalah panggilan kita juga. Tetapi
banyak orang yang tidak mau mengerjakan sesuatu sampai tuntas.
Ayat 2, Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang
dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada
hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
Di sini Allah menciptakan hari
ketujuh itu, untuk beristirahat.
Dalam tradisi gereja advent dan
gereja baptis, mereka menghayati hari ke-7 ini.
‘Tuhan menyelesaikan’ – dalam
bahasa Ibrani ditulis dengan kata ‘kalah’.
Bukan kalah berarti tidak menang, tetapi dalam bahasa Ibrani berarti
meyelesaikan segala sesuatu sampai tuntas. Kata ‘syabat’ = putus.
Setelah menyelesaikan, Allah berhenti
dan kemudian menguduskan. Semua proses yang dikerjalan oleh Allah dikuduskan oleh
Tuhan.
Jadi ketika kita makan, kita
berdoa, agar Tuhan juga menguduskan makanan yang Tuhan makanan. Doa yang paling
panjang bagi orang Yahudi adalah doa makan.
Doa menjelang tidur khas orang
Yahudi: ‘Ya Bapa, kedalam tanganMu
kuserahkan nyawaku’. Kalimat ini dipakai oleh Tuhan Yesus ketika berada di
atas kayu salib, untuk menyatakan bahwa sesaat lagi Dia akan tertidur, bukan
mati.
Ayat 3, Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada
hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya
itu.
Di hari Sabat, Tuhan
memberkatinya, karena pada hari itu dia berhenti dari pekerjaan pencitaan yang
telah dibuatnya itu.
Ayat 4 dst berbicara soal topik
utamanya, yaitu manusia.
Manusia ada dalam rancangan
ciptaan Tuhan, diberi tugas/peran, kemudian jatuh dalam dosa.
TANYA
|
& JAWAB
|
A
|
T: Tadi
dijelasan bahwa kitab Kejadian ini dirumuskan oleh Musa dan para pemikir
Yahudi. Firman itu diturunkan berdasarkan Wahyu kepada para penulis Alkitab.
J: Kata ‘merumuskan’ tidak berarti untuk
merendahkan isi Alkitab.
Pemahaman dalam
pembahasan hari ini: pewahyuan dalam pengertian dinamis, bukan pengertian
mekanis.
Pewahyuan itu
macam-macam. Pewahyuan mekanis = diturunkan langsung dari atas.
Pewahyuan dinamis
= sedangkan Alkitab kita ini ditulis, Roh Allah bekerja dalam para
penulisnya. Allah bekerja melalui orang-orang. Tuhan memakai manusia dalam
keterbatasan manusia.
Orang-orang Yahudi
punya pergumulan yang mendalam. Musa yang menulis, dan Musa tidak menyaksikan
langsung.
Tradisi word of mouth, berkembang luar biasa,
bicara soal kehidupan mereka yang riil, berarti ada Causia Prima, ada yang menyebabkan. Sehingga mereka merasa itu perlu
ditulis dalam bentuk teks agar itu tidak hanya cerita lisan, tetapi bisa
diwariskan dalam tulisan.
|
B
|
T: Selain
melihat hal-hal tadi, juga lihat in
order, urutan atau ordonya. Urut-urutannya juga menarik, ada terang dulu
baru ada benda-benda penerang. Apakah hikmat yang Tuhan berikan pada par
penulis? Apakah ada diskusi, pergumulan, sampai in order-nya ditulis dengan bagus sekali, tetapi seperti ada yang
aneh, seperti Tuhan yang adalah terang itu.
Apa yang Tuhan
inginkan agar kita mengerti dalam urut-urutan ini. Manusia memang tidak bisa
hidup tanpa ada makanan. Tanaman tidak bisa berbuah kalau tidak ada tanah,
air dan terang. Urut-urutannya tidak semuanya bisa diterima logika manusia.
J: Kitab Kejadan
ini memang tidak berusaha merumuskan sebuah kisah yang bersifat kronologis
waktu demi waktu dan menurut logika.
Ada pergumulan,
mereka menganggap kehidupan mereka ada dalam kegelapan, karena ada perang,
kematian dst. Misteri itu yang membuat mereka bertanya-tanya, kalau begitu
yang pertama kali harusnya terang. Dalam sitausi kacau balau, penindasan,
mereka seolah-olah tinggal dalam kegelapan, penuh tangis.
Tetapi mereka
punya cara berpikir yang unik, bahwa hari pertama itu adalah terang. Terang
yang dimaksud adalah Allah menghadirkan DiriNya. Jadi ciptaan pertama adalah Allah
menghadirkan diri, segala sesuatu dimulai dari Allah dan kembali pada Allah.
Ini adalah
ungkapan iman mereka, bahwa semuanya harus dimulai dari Allah, yang
mengalahkan kegelapan, peperangan, kematian, agar bisa berlanjut pada yang
lain. Tidak ada segala sesuatu tanpa energi, bukan energi benda-benda penerang,
tetapi Dia Sang Sumber itu. Ada unsur Elohim-nya.
Setelah Tuhan menciptakan dunia ini, ada Roh yang melayang-layang.
Kalau kita
mendalami ini, semuanya itu kembali kepada Allah yang bekerja.
Kalau kita
cermati satu per satu mungkin ada yang aneh atau ada yang hilang.
Dalam kotneks
ini Tuhan tidak hanyamencitakan manusia pada hari ke 6, tetapi diciptakan binatang-binatang
lain.
Mengapa harus
ditempatkan secara bersama-sama? Rumusan iman ini mau menyatakan bahwa kita
lebih berharga daripada binatang.
T: Ayat 24, apakah
evolusi itu memang terjadi hanya untuk binatang, karena bumi mengeluarkan segala
jenis binatang – jadi binatang tidak diciptakan secara langsung?
J: Ada sesuatu
yang terbatas dalam pergumulan ini, karena kita tidak akan menemukan secara
sempurna.
Ayat 26-31,
berkaitan dengan makanan. Tumbuh-tumbuhan adalah makanan pokok kita.
Karena
konsepnya tidak yang seperti kita pikirkan, mahkluk hidup yang lain pun
diciptakan oleh Tuhan.
Darwin lupa bahwa
semua makahluk hidup, semua binatang juga diciptakan oleh Tuhan, bukan muncul
dengan sendirinya.
Tuhan mau
mengingatkan kita bahwa binatang juga punya 2 mata, ada telinga, mirip dengan
manusia. Ikan lumba-lumba punya kempuan otak hampir sama dengan manusia,
untuk menggerakkan insting-nya
menolong manusia.
T: Memang waktu
Tuhan menciptakan bumi, sudah ada sel-sel yang akan bisa berevolusi jadi
binatang, jadi Darwin mungkin hanya mengerti sepotong. Tetapi kejadiannya
bukan satu per satu dibuat oleh Tuhan, tetapi Tuhan sudah menciptakan sel-sel
yang kemudian berevolusi.
Tetapi
sebenarnya Tuhan yang menciptakan awalnya.
J: Penemuan-penemuan
terbaru: ada banyak jenis binatang yang belum pernah dilihat oleh manusia.
Alitab mau
mencoba menyebutkan secara kronologis, sekalipun tidak mengungkapkan berapa
banyak jenis binatang-binatang.
Tetapi ini jadi
urusan iman agar membuat kita percaya pada Tuhan Sang Pencipta.
|
C
|
T: Tuhan
mencitapkan langit dan bumi itu dalam bentuk bagus. Karena Lucifer melawan Tuhan,
dia diusir dan turun ke bumi, sehingga bumi jadi kacau balau. Oleh karena itu
Tuhan kemudian membenahi.
J: Ada dalam
dunia teologi untuk menafsir. Dalam kronologis, peristiwa Lucifer bukan ada
di sini. Kontes ini bicara soal cara beprikir orang-orang Yahudi, jadi tidak
ada relevansi dengan Lucifer. Lucifer
berkaitan ketika di bagian manusia jatuh dalam dosa.
|
D
|
T: Kej 1 secara
keseluruhan, nama Tuhan disebut Allah – elohim.
Di Kej 2, ada
nama lain di ayat 4, ada tambahan Tuhan Allah. Tuhan Allah merupakan paduan
kata adonai elohim.
Apa arti adonai elohim? Kemudian ada istilah Yahwe.
Mengapa ada perbedaan sebutan seperti ini?
J: Ini adalah
soal pengistilahan. Dalam teks Ibrani memang ada tulisan demikian.
Teks Kej 1 dan Kej
2:4 adalah pembahasan yang berbeda.
Orang Yahudi
punya konsep tentang Allah, dan dibahasakan dalam bahasa mereka.
Pada dasarnya,
kata dasar ‘el’ itu ditulis
dalam bentuk tunggal.
Mengapa ada
kata elohim, ini menunjukkan jamak.
Waktu proses penciptaan dunia ini, ada kuasa yang hebat.
Dalam pasal-pasal
selanjutnya mau menunjukkan yang hebat itu adalah adonai, elsyadai, elgibor, dst.
Istilah Allah
berasal dari kata ‘el’, jadi
istilah ini tetap boleh digunakan.
Kemudian di PB
istilah-istilah untuk menyebutkan Allah, diberikan kepada Tuhan Yesus
Kristus. Dia disebut juga Immanuel,
dst.
Kata elohim = Allah yang penuh kuasa.
T: Waktu itu Tuhan
membuat bumi beserta isinya dan manusia, Allah mengatakan semuanya itu baik.
Tetapi kita semua tahu bahwa Adam dan Hawa terhasut oleh ular, iblis yang
dilambangkan dengan ular. Apakah Tuhan sengaja menciptakan ular untuk mencobai
Adam dan Hawa?
J: Bukan Tuhan
yang menciptaan, sehingga dalam penciptaan itu dituliskan semuanya baik.
Pemberontakan
ini sebenarnya muncul dalam diri manusia sendiri yang ingin memberontak
kepada Allah.
Tuhan menciptakan
semuanya baik. Ada kematian, kejahatan, itu semua karena manusia sendiri.
Allah mencoba
menemui manusia melalui nabi-nabi dan akhirnya sampai Yesus datang.
Tuhan Yesus
menyelesaikan dosa secara tuntas. Sekalipun kita sudah ditebus, penderitaan
itu tetap ada.
Tuhan
menyelesaikannya secara sempurna, semua akan hilang ketika kita mati dan
memperoleh tubuh kemuliaan.
Bukan oleh karena
Tuhan menciptakan, jadi karena keinginan manusia.
|
MATERI INI DAN SEPERTI INI SANGAT BAGUS UNTUK MENOLONG BANYAK ORANG MEMAHAMI FIRMAN ALKITAB, TERMASUK SAYA.
ReplyDelete