Kategori

Wednesday, September 2, 2015

Kejadian 1: 14-19

RINGKASAN PA – THE MISSION
Kejadian Pembahasan ke
Ayat Alkitab
Pembicara
Hari/Tanggal : 02
: Kej 1:14-19
: Pdt. Samuel Prasetya
: Rabu, 28 Januari 2015


AYAT ALKITAB
Kej 1:14-19, Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya (Kej 1:1-2:7)
14Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 15dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. 16Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 17Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 18dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 19Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.

SHAR ING

A 3Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. 4Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 5Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama. 6Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 7Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 8Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua. 9Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. 10Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 11Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. 12Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 13Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.

Dari firman Tuhan ini kita belajar bahwa Allah memiliki logika yang berbeda dengan kita manusia atau logika dunia (worldview).
Tuhan menjadikan terang dulu, baru benda penerang. Dalam logika worldview, ada benda penerang dulu barulah ada terang. Para ilmuwan mengatakan hidup kita sangat tergantung pada matahari. Banyak bangsa-bangsa yang memuja dan mendewakan matahari. Tetapi orang-orang Yahudi menyadari tidak demikian. Kehidupan dalam bumi ini bisa berlangsung karena Tuhan, bukan karena matahari, bulan dsb.
Worldview selalu melihat matahari sebagai pusat, karena semua planet berputar mengelilingi matahari. Tetapi Alkitab mau mengatakan bumilah yang menjadi pusat, sekalipun bumi berputar mengelilingi matahari. Matahari diciptakan untuk bumi, bukan bumi yang diciptakan untuk matahari. Jadi pusat universe ini adalah bumi. Di ujungnya yang terpenting adalah manusia yang ditempatkan di bumi.
Logika-logika seperti ini kita pelajari di sekolah, tanpa kita coba membandingkannya dengan firman Tuhan.
Firman Tuhan mengatakan seluruh kehidupan ini terjadi karena Tuhan, atas sepengetahuan, kehendak, kendali Tuhan.

Sifat atau karakter Tuhan: Tuhan itu dapat dipercaya dalam hal kemampuanNya dan mencukupkan kebutuhan kita. Tuhan mampu mengatur waktu sedemikian tepat (precise), ada musim panas, dingin, gugur, semi – ada musim menabur, menuai dsb. Dari situ kita belajar, ketika kita berdoa, kita seringkali merasa Tuhan belum menjawab. Bahkan tidak jarang kita meragukan keberadaan atau kemampuan Tuhan. Apalagi kalau orang terjerat dalam kesulitan terutama kesulitan keuangan. Ketika Tuhan mengatakan: Tuhan mencukupkan kebutuhan, artinya Tuhan mau memenuhi yang kita butuhkan, bukan yang kita inginkan. Antara needs dan wants yang perlu jelas kita bedakan. Dalam hal keuangan, ketika orang ingin hidup kaya dan sejahtera, masalahnya ada di antara needs dan wants. Rumus agar tidak mengalami masalah keuangan: spend less than you earn – belanjalah lebih sedikit dari yang engkau hasilkan. Banyak orang terjebak pada keinginan impulsif, didorong oleh emosi, sehingga belanja lebih dari penghasilannya. Dalam hal inilah orang banyak berteriak dan berdoa, dan merasa Tuhan tidak mampu mencukupkan kebutuhan mereka.

Tuhan sudah mencukupkan semua untuk kita. Pada hari yang ketiga, bumi sudah menumbuhkan segala tumbuh-tumbuhan, selalu ada yang baru atau regenerasi. Setiap hari baru, ada berkat baru dari Tuhan. Demikianlah Tuhan menyediakan berkat yang baru buat kita setiap hari.
Dengan pemikiran bahwa terang itu ada lebih dulu daripada benda-benda penerang, jadi kalau matahari padam, terang itu tetap ada.
Artinya, sebagai orang percaya, iman kita dikuatkan bahwa Tuhan itu sangat peduli, mengatur segala hal baik adanya, sehingga semua kebutuhan kita pasti terpenuhi.

Seringkali orang Kristen melihat Tuhan tanpa melihat ciptaan Tuhan. Ketika mau mengatakan tentang Tuhan, kita tidak bisa tanpa memperhatikan ciptaan Tuhan yang lain. Adam dan Hawa diciptakan untuk memelihara dan mengelola bumi dan isinya.
Cara mengasihi Tuhan yang tidak kelihatan adalah dengan cara mengasihi sesama kita, memelihara dan menjaga alam semesta ini.
Dalam menciptakan dunia ini, Tuhan juga menciptakan segala hukum-hukum alam, sehingga kita bisa memanfaatkan hukum-hukum alam tsb.
Alam semesta diciptakan Tuhan untuk mendukung kebutuhan kita. Ketika Tuhan menciptakan alam ini, tujuannya adalah untuk Tuhan. Bukan kita diciptakan untuk alam ini. Alam tetap harus kita pelihara agar kebutuhan kita bisa tetap terjaga.

Di hari keempat, Tuhan menciptakan alat-alat pendukung ciptaan yang dibuat di hari pertama sampai ketiga. Dalam penciptaan sudah ada jenjang atau ordo yang Tuhan lakukan. Barulah terakhir manusia diciptakan setelah semua yang diperlukan sudah diciptakan oleh Tuhan.
Cakrawala di ciptakan terlebih dahulu, agar ada tempat untuk benda-benda langit (lights). Sebelum benda-benda itu ada, yang paling luar biasa adalah terang itu (light) sudah ada terlebih dahulu. Pendukung pertama adalah terang, baru cakrawala, bumi, baru matahari, dst.

Ciptaan Tuhan sesungguhnya adalah untuk kemuliaan Tuhan. Tujuan kita diciptakan: memuliakan Tuhan dan menikmati hadiratNya. Lewat kita mengagumi alam semesta, mengagumi ciptaan Tuhan yang lain, termasuk mengagumi orang lain. Mau kaya atau miskin, yang menciptakan adalah Tuhan. Ujung-ujungnya Tuhanlah yang harus dimuliakan. Jadi, kita bisa hidup karena Tuhan, bukan karena benda-benda yang ada di alam semesta ini. Tuhan mengaturnya demikian luar biasa. Semua hanya karena Tuhan saja.


PEMBAH
ASAN

Penciptaan itu selalu mengagumkan, karena bukan sekedar hasil, tetapi di balik hasil kita melihat pembuatnya.
Apapun di dalam dunia ini selalu demikian.
Kita tidak akan pernah bisa mengagumi pembuatnya sebelum hasilnya ada.
Manusia lebih mengutamakan hasil daripada proses atau pembuatnya sendiri – kedua ini nanti belakang, sekalipun ini adalah penentu dari hasil itu.

Di dalam kitab Kej 2:1-4, 1Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. 4Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, --

Riwayat dalam bahasa Ibrani ditulis ‘toledot’, riwayat bukan sekedar catatan atau dokumen, tetapi riwayat mengandung pemahaman makna, inti dari apa yang mau disampaikan. Ada sesuatu yang di-rekonstruksi dari peristiwa-peristiwa, ditata dan menjadi sebuah riwayat. Jadi, Kej 1 sebetulnya adalah bentuk pengakuan iman mereka bahwa Allah adalah Sang Pencipta Agung untuk semua yang ada di dunia ini.

Yang menjadi pertanyaan mereka adalah bagaimana semuanya itu diciptakan.
Yang pasti, penulis kitab Kejadian tak mampu memahami, karena dia tidak hadir pada saat proses penciptaan.
Juga bukan wartawan yang memfoto pada saat Allah menciptakan.
Jadi semuanya ini disusun berdasarkan keyakinan iman mereka. Hanya satu pengakuan iman mereka yang sangat kuat, yaitu Allah adalah Pencipta segalanya.

Ketika Allah menciptakan makhluk hidup, binatang laut, selalu disebut dengan istilah ‘segala jenis’. Artinya tidak peduli binatang apapun, semuanya itu ciptaan Tuhan.

Banyak orang yang mencoba menghubungkan penciptaan ini dengan dinosaurus.
Intinya: Allah menciptakan segala jenis binatang. Jadi termasuk dinosaurus juga ciptaan Allah.
Kitab Kejadian tidak ditulis pada waktu Penciptaan terjadi, tetapi jauh kemudian.

Jadi keyakinan iman itu tidak ada ukuran waktunya.
Tuhan yang Hidup dan Pencipta itu, menciptakan segalanya, segala jenis binatang, termasuk manusia.
Sampai hari ini kita tetap mengakui bahwa manusia itu adalah ciptaan Tuhan, dahulu, sekarang dan sampai akan datang.
Sekalipun ada faktor pertemuan sperma dan sel telur – itu pun terjadi atas seijin Tuhan.

Tidak ada yang di dunia ini ada, ada tanpa diciptakan oleh Tuhan.
Apapun di dunia ini, itu adanya karena Tuhan – Tuhan sebagai prima causa, sesuatu yang paling utama, Tuhan menciptakan semuanya itu. Tiap-tiap yang diciptakan Tuhan, tujuan dan tempatnya adalah sesuatu yang diurutkan oleh mereka dalam pengakuan iman itu, tingkatannya adalah berdasarkan tingakatan dinamis.
Terang, cakrawala, tumbuh-tumbuhan, benda-benda penerang, binatang-binatang di laut dan darat, sampai mausia - masing-masing tingkat kedinamisannya dari sesautu yang tidak bergerak sampai bergerak (dinamis).

Soal urut-urutannya bukan persoalan kita. Intinya mau yang mana terlebih dahulu, itu semuanya adalah ciptaan Tuhan.
Tuhan menciptakan dari yang paling sederhana sampai yang paling rumit. Dan yang paling rumit adalah manusia.
Manusia saja sulit untuk memahami diri sendiri.
Di sisi lain, ada tingkat dari unsur jiwa, psikis, spiritual, dari yang tidak berjiwa sampai yang memiliki jiwa dan kerohanian.
Tuhan menciptakan secara progresive.

Manusia diciptakan Tuhan segambar dan serupa dengan Tuhan sendiri, sehingga manusia juga bisa menciptakan sesuatu.
Jadi harusnya ciptaan kita pun bentuknya progressive, bukan regressive (mundur).

Semua ciptaan yang diciptakan Tuhan, semuanya itu bisa dipuja orang, bisa menjadi dewa.
Oleh karena itu, mengapa Tuhan melarang manusia melarang manusia memuja apapun selain Tuhan.
Jadi, Tuhan melarang manusia menyembah ciptaan lain.

Tetapi lebih parah kalau manusia menyembah sesuatu yang diciptakannya sendiri. Contoh: uang.
Mengapa kita harus memuja uang? Karena uang itu adalah ciptaan manusia.
Menyembah pada sesama ciptaan Tuhan yang lain saja tidak boleh, apalagi menyembah kepada yang manusia ciptakan sendiri.
Jadi, kalau manusia sangat mendewakan uang, kesalahannya akan amat sangat fatal dari perspektif penciptaan.

Penciptaan hari ke-empat.
Diciptakan matahari, bulan dan bintang sebagai benda-benda penerang di langit.
Ciptaan Tuhan ini sangat mempengaruhi ideologi orang Romawi, dipengaruhi oleh budaya Yunani, Mesir dan Babel.
Dalam cara berpikir orang Yahudi, alam semesta ini terdiri dari 3 lapisan: atas, tengah dan bawah.
Atas: diisi dengan matahari, bulan dan bintang.
Tengah: manusia dan binatang-binatang.
Bawah: ikan, ikan besar, dan makhluk yang lain.

Mengapa demikian?
Kej 1:1-2, 1Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 2Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Allah itu tidak suka kekosongan, sehingga Allah mengisi semua kekosongan itu.
Manusia yang diciptakan pun tidak boleh meletakkan diri dalam kekosongan. Hati manusia harus diisi dengan Roh Tuhan.
Kekosongan diatasi oleh Allah. Kekosongan adalah bentuk lain dari sesuatu yang sifatnya kacau balau, rumit – yang dapat menimbulkan kekacauan.
Penciptaan sebetulnya ada makna implisit, bahwa harus ada isi di dalam, tidak boleh kosong.

Dari soal isi ini, Allah menciptakan benda-benda penerang dengan sesuatu yang sangat indah.
Ketika Allah menciptakan, cara berpikir Allah bukan menurut waktu seperti cara berpikir kita – urut-urutan, paralel.
Cara berpikir orang-orang jaman dulu, cara menghitung waktu bukan berdasarkan garis lurus, tetapi memutar, gerak maju seperti spiral, artinya ada proses. Ini perlu kita pahami untuk mengerti Kej 1.

1. Tuhan menciptakan benda-benda penerang sebagai signa atau penanda waktu.
14Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,

Jadi, Tuhan pada hari keempat, tidak hanya menciptakan benda penerang saja.
Tetapi sekaligus Tuhan menciptakan waktu, sehingga manusia bisa membedakan waktu, bisa membedakan detik, menit, jam, hari, bulan, tahun. Caranya untuk tahu waktu adalah berdasarkan benda-benda penerang.
Kalau tidak ada benda-benda penerang, semuanya gelap terus, bagaimana kita menandai pergantian hari?
Jadi tugas khusus benda-benda penerang ini, adalah penanda waktu, signa atau signal dalam hidup manusia.

Untuk ciptaan lain, tidak ada tugas khusus seperti ini.
Tugas-tugas ini menjadi penanda untuk kehidupan kita. Penandanya adalah terang, siang dan malam.
Terang = sifat yang bagus, luminaria, berasal dari kata lumen.
Lumen =cahaya, terang, kilat, siang, penglihatan, mata, jendela, tingkap-tingkap.
Kata lumen dipakai sebagai ukuran intensitas cahaya.
Secara filosofis, lumen juga punya pengertian kemuliaan, kemegahan, mempunyai nilai pelepasan, kebebasan.
Orang yang memiliki terang, secara filosofis, maka dia akan mengalami kebebasan, kemegahan dan mulia, sesuatu yang mempunyai nilai positif.
Mengapa Tuhan menciptakan benda penerang? Agar manusia mendapatkan pelepasan, kelegaan, kemuliaan dengan tugas khusus menjadi penanda waktu siang, malam, petunjuk waktu.

Perlu benda penerang sebagai tanda siang dan malam karena:
- Tuhan ingin membuat perbedaan atau pembeda.
Selama ini kita mengenal Allah sebagai Allah pemersatu, tetapi Allah juga adalah Allah yang menciptakan perbedaan.
Hari kedua Allah menciptakan cakrawala untuk memisahkan langit dan daratan. Sehingga ada tempat tumbuhan untuk bertumbuh. Tumbuhan juga ada yang berakar serabut dan berakar tunggal. Binatang-binatang juga diciptakan berbeda. Ada siang dan malam.
Tuhan menciptakan perbedaan, tetapi perbedaan itu bisa disatukan.
Manusia yang menolak perbedaan sama seperti mengingkari Allah.
Tuhan tahu persis bagaimana menciptakan telinga yang ideal untuk manusia. Telinga tidak dibuat seperti mata, karena bentuk telinga harus tepat sesuai fungsinya dan diletakkan di tempat yang tepat.
Tuhan juga menciptakan laki-laki dan perempuan secara berbeda. Kalau sama tidak akan bisa berpasangan dan saling melengkapi.
Benda-benda langit diciptakan agar ada perbedaan waktu. Perbedaan waktu perlu agar kita mengerti artinya pergantian, tahu kapan mulai, kapan berhenti, tahu akan perubahan. Kita membutuhkan perbedaan agar kita tahu ada perubahan atau tidak.
Karena ada perbedaan, kita bisa menghitung hari.
- Tuhan menciptakan perbedaan sebagai penanda.
Penanda itu perlu karena manusia membutuhkan indikator atau petunjuk.
Kalau kita semuanya sama, akan sangat sulit bagi kita untuk saling mengenal.

2. Tuhan menciptakan benda-benda penerang agar berfungsi untuk menerangi bumi.
15dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian.
Matahari, bulan dan bintang juga tidak hanya diciptakan sebagai signa, tetapi juga sebagai benda-benda penerang, jumlahnya cukup banyak, tidak hanya satu.

Terang dalam ayat 3, bukan benda penerang, tetapi merupakan sesuatu yang mengalahkan kegelapan, yaitu terang Allah.
3Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. 4Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 5Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

Sedangkan dalam benda-benda penerang, wujudnya benar-benar benda yang diciptakan untuk jadi penerang.
Penerang dalam hal ini diterjemahkan dengan baik dalam Alkitab versi King James:
15"and let them be for lights in the firmament of the heavens to give light on the earth"; and it was so.
Heaven bisa berarti langit, juga bisa berarti sorga.
Jadi, menjadi penerang ini seperti representasi bagaimana terang sorga ada dalam hidup manusia, untuk menerangi bumi ini.
Karena bumi butuh terang, tidak hanya butuh penanda atau signa saja.
Manusia tidak mungkin hidup di dalam kegelapan.

Salah satu tulah yang dijatuhkan di Mesir, adalah kegelapan.
Mengapa gelap bisa jadi tulah yang mengerikan? Bisa. Karena jaman dahulu tidak ada listrik, alat penerangan hanya api saja.
Jadi kegelapan itu membuat suasana mengerikan sehingga mereka tidak bisa hidup dengan baik.

Matahari merupakan representasi bahwa terang itu diperlukan oleh manusia.
Tanpa terang manusia akan sulit untuk hidup. Kalau ada terang, maka dia dapat menghidupi.

Matahari itu akhirnya menjadi sumber energi, menumbuhkan tumbuh-tumbuhan jadi sehat dan kuat. Hewan dan manusia pun membutuhkan sinar matahari dan terang untuk mengatasi gelap.
Gelap membuat sulit untuk melihat, menemukan dan membedakan. Perbedaan akan sulit dilihat tanpa terang.
Kalau hati manusia diterangi Tuhan, barulah manusia bisa membedakan yang jahat dan yang baik.
Oleh karena itu manusia membutuhkan terang untuk menyadari dosa dan kesalahan.
Seperti jarum yang jatuh di dalam tumpukan jerami. Kalau kita cari di dalam ruangan yang gelap, akan sulit sekali kita temukan.

Jadi, untuk menyelesaikan dosa, terimalah terang itu terlebih dahulu – terima Kristus dalam hidup, baru kita bisa menelisik semua kesalahan dan dosa.
Orang yang mau membereskan kesalahan dan dosa, tanpa melibatkan sumber Terang yaitu Kristus itu sendiri, tidak mungkin.

3. Untuk menguasai siang dan malam
16Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
Benda penerang yang besar itu: matahari, yang lebih kecil bulan.

Menguasai = preset (bahasa Yunani) = penjaga, presidio, yang merupakan asal kata president.
Jadi presiden punya tugas untuk menjaga dan melindungi rakyatnya.

Kata preset muncul kata preses yang artinya orang-orang yg diberi tanggung jawab untuk mengawal dan menjagai satu wilayah tertentu.
Ada juga kata presidium, orang yang mengawal dan menjada secara bersama-sama.

Menjagai, mengawal. Matahari mengawal siang. Bulan mengawal malam.
Apa artinya untuk kita? Allah memberikan wilayah tugas masing-masing untuk matahari dan bulan, untuk menjagai waktu, mengawal waktu, agar semua tertib berjalan.
Oleh karena itu orang harus mengatur waktunya sedemikian rupa.
Siang adalah tanda untuk bekerja. Malam untuk istirahat. Jadi manusia harus hidup tertib berdasarkan waktu ini.
Semua makhluk di bawah bumi ini harus tertib mengatur waktunya dengan baik, harus tahu waktu siang dan malam, harus tahu kapan bekerja dan kapan beristirahat.

Di balik itu ada sesuatu makna filosifis dan teologis yang Allah mau sampaikan.
Tuhan menciptakan benda penerang untuk jadi signa atau tanda bagi ktia, memberi penerang karena kita butuh terang, untuk menghidupkan kita, menumbuhkan, menyelsaikan masalah dan dosa kita.
Terang juga jadi penguasa untuk mengatur ketertiban waktu-waktu kita dengan baik.

Oleh karena itu Tuhan mengatakan semuanya itu amat baik.
17Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 18dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 19Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.




TANYA & JAWAB

A T: Mengapa tidak langsung disebutkan secara eksplisit matahari dan bulan, tetapi bintang disebutkan secara jelas namanya.
J: Hal ini bisa kita kaitkan dengan tradisi keyakinan iman mereka.
Pada waktu Adam dan Hawa ditempatkan di taman Eden, tugas mereka adalah mengusahakan bumi dan memberi nama pada binatang-binatang. Jadi ada semacam ‘hak cipta’, siapa yang menemukan, dialah yang memberi nama.
Satu orang yang paling senang memberi nama adalah Yakub.
Pada waktu berlari menuju rumah pamannya, dia tidur dan bermimpi bahwa malaikat turun-naik di sana, dan kemudian memberi nama tempat itu dengan sebutan Bethel, bait el yang artinya ruangan Allah ada di sana. Waktu dia berjumpa dan ditolong oleh Tuhan, malaikat menyertai dia, tempat itu disebut sebagai Mahanai. Ketika dia bergulat di sungai Yabok, berjumpa dengan malaikat dan bergulat, dan malaikat itu pergi, tempat itu diberi nama Pniel, panai el = wajah Allah, dia melihat wajah Allah tetapi dia tidak mati. Terus menerus dia memberi nama. Jadi memberi nama itu penting. Yang memberi anak adalah orang tua, karena orang tua yang menguasai anak. Kekuasaan itu datang dari Allah.

Menguasai itu adalah sesuatu yang penting dan ditandai dengan nama. Jadi mengapa untuk bintang disebutkan namanya, tetapi untuk matahari dan bulan, tidak diberi nama. Nampaknya, dalam keyakinan orang-orang Yahudi, itu tidak perlu disebut namanya sebab itu tidak dikuasai, tetapi diberi oleh Tuhan untuk menguasai siang dan malam.Bintang perlu disebut, sebab tidak akan mungkin terlihat kalau tidak disinari oleh matahari. Untuk yang terkuasai diberi nama, yang menguasai tidak diberi nama.
Tuhan menciptakan perempuan dan tidak diberi nama. Tuhan menciptakan laki-laki dan diberi nama Adam yang dalam bahasa Ibrani berarti tanah dalam pengertian maskulin. Perempuan disebut adamah, yang berarti tanah dalam pengertian feminim.
Yang memberi perempuan dengan nama Hawa adalah suaminya. Sejak manusia diusir keluar dari taman Eden, maka kemudian Adam memberi nama Hawa pada perempuan. Perempuan tunduk dalam kekuasaan suaminya.
Jadi memberi nama ada dalam kaitan unsur dikuasai.

 B T: Ada petang dan pagi, sebelum benda penerang diciptakan. Seakan-akan keyakinan iman pada saat itu bahwa buat Tuhan tidak perlu karena itu pasti ada. Tetapi untuk manusia perlu ada tanda-tanda itu. Supaya manusia bisa melihat petang dan pagi, serta terjadi di bumi ini, maka dibuatlah benda-benda penerang itu sebagai tanda bagi manusia.

J: Benar demikian. Signa itu memang untuk manusia. Bagi Tuhan tidak ada kesulitan. Apalagi waktunya Tuhan berbeda dengan waktu manusia. Kita yang terbatas dengan waktu, Tuhan itu tidak terbatas. Sehingga sulit memang buat kita memahami sepenuhnya Tuhan yang tidak terbatas itu.

T: Waktu bukan hanya bicara soal jam. Tetapi waktu untuk tidur, makan, bekerja-istirahat dst. Jadi waktu itu seperti matriks.
Bahkan ada yang mengatakan kalau dunia ini ada 4 dimensi, maka waktu adalah dimensi kelima. Jadi kita perlu belajar menghargai waktu.

J: Dalam waktu tidak hanya terdiri dari deretan angka atau titik, tetapi harus dikaitkan dengan makna, fungsi dan menandai apa.
Menandai waktu istirahat, tidur, makan dst. Di situlah manusia yang tidak bisa.
Manusia terjebak dengan urut-urutan secara angka saja. Tidak bisa mengerti sepenuhnya arti filosofisnya.
Oleh karena itu, maka kalau manusia tidak bisa memahami itu akan jadi kacau, tidak bisa melakukan apa yang seharusnya dia lakukan, tidak bisa membedakan waktu.
Contoh sederhana: orang yang waktunya pergi ke tempat ibadah, jadi dia harus menghitung berapa waktu tempuh yang diperlukan, bukan hanya jarak tempuh saja. Kalau datang lebih awal, kita lebih dapat mempersiapkan hati dan diri, hanya mempersiapkan dari sisi waktu saja, yang penting tidak terlambat. Inilah jebakan dalam hidup kita.

C T: Kita tahu bahwa Konfusius lebih lama hidup daripada jaman kelahiran Yesus.
Apakah satu hari di dunia adalah 1000 tahun Tuhan, sehingga 6 hari lebih daripada 6000 tahun?

J: Kita tidak tahu persis kapan Konfusius lahir, apakah sebelum atau sesudah kelahiran Yesus.
Apakah berarti lebih lama berarti jauh lebih hebat, itu pun tidak mengganggu iman kita.
Pengajaran yang lebih lama belum tentu berarti lebih hebat, sekalipun pengajarannya bagus.
Apalagi kalau ini dikaitkan dengan persoalan keselamatan. Jadi ini tidak ada kaitannya dengan 1000 tahun sama dengan satu hari.
Istilah 1 hari Tuhan sama dengan 1000 tahun hanya mau mengatakan bahwa Tuhan itu tidak bisa dibatasi oleh waktunya manusia.
WaktuNya Tuhan bukan menurut waktu manusia, dan tidak secara hurufiah 1000 tahun persis.
Karena susah bagi manusia mau menjelaskan waktu.

Ada ungkapan bahwa Yesus adalah alfa dan omega, dan ini berkaitan dengan urutan waktu. Alfa adalah abjad pertama, omega adalah abjad yang terakhir. Berapa jaraknya? Tidak ada yang tahu pasti berapa jarak waktunya.

D T: Ada 6 hari penciptaan. Dan dalam istilah hari itu, dinyatakan dalam setiap hari penciptaan: Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari…
 Apakah ini merupakan hari secara hurufiah, menurut manusia?

J: Masalahnya ada di kata hari. Hari menurut pengertian kita 24 jam. Jadi begitu lewat dari 24 jam sudah masuk hari berikutnya, karena kita sudah terbiasa menghitung dengan angka demikian. Hari yang Tuhan maksud di sini bukan demikian. Pemaknaan proses penciptaan tidak dibatasi dengan itu saja. Kalau kita menghitung waktu hidup dinosaurus, tidak akan sama dengan tahun adanya manusia. Jadi 1 hari tidak bisa dimaknai 24 jam. Jadi sampai hari ini pun setiap manusia yang lahir pun adalah ciptaan Tuhan. Yang kita akui adalah konten dari penciptaan itu, bukan pada urutan harinya

Bagian kalimat “jadilah petang, jadilah pagi” merupakan refrain sebuah lagu. Demikianlah kalimat itu terus menerus diulang, seperti lagu yang refrain-nya dinyanyian berulang-ulang.
Yang menyususn bagian alkitab ini adalah kelompok para imam.Itulah gambaran bagian ini.


No comments:

Post a Comment