Kategori

Tuesday, September 1, 2015

Kejadian 1

RINGKASAN PA THE MISSION
Kejadian
Pembahasan ke
Ayat Alkitab
Pembicara
Hari/Tanggal
: 01
: Kej 1:1-2:7
: Pdt. Daud Adoe
: Rabu, 21 Januari 2015


AYAT
 ALKITAB
Kej 1:1-2:7, Allah menciptakan langit dan bumi serta isinya (Kej 1:1-2:7)
Kej 1:1-31
1Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. 2Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.

3Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi. 4Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 5Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

6Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 7Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 8Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.

9Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. 10Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 11Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. 12Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
13Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.

14Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 15dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. 16Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 17Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 18dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 19Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.

20Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 21Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 22Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 23Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.

24Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. 25Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 26Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 27Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 29Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. 31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Kej 2:1-7
1Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu. 4Demikianlah riwayat langit dan bumi pada waktu diciptakan. Ketika TUHAN Allah menjadikan bumi dan langit, -- 5belum ada semak apapun di bumi, belum timbul tumbuh-tumbuhan apapun di padang, sebab TUHAN Allah belum menurunkan hujan ke bumi, dan belum ada orang untuk mengusahakan tanah itu; 6tetapi ada kabut naik ke atas dari bumi dan membasahi seluruh permukaan bumi itu-- 7ketika itulah TUHAN Allah membentuk manusia itu dari debu tanah dan menghembuskan nafas hidup ke dalam hidungnya; demikianlah manusia itu menjadi makhluk yang hidup.

SHAR
ING

A
Sejarah perlu kita hargai, karena kita bisa belajar dari sejarah.
Jika tidak mau tahu tentang sejarah, kita akan bertindak semaunya kita, apa yang berguna menurut pikirannya.
Jadilah berguna dengan belajar dari pengetahuan yang didasarkan pada sejarah.

Ada 3 macam sejarah tentang penciptaan:
-    Ada orang-orang yang percaya tentang penciptaan yang dituliskan di dalam Alkitab.
-    Ada orang-orang yang percaya pada hukum Darwin.
-    Ada juga orang yang tidak percaya pada kedua sejarah di atas dan menyatakan semua itu bohong. Mereka menyatakan bahwa mereka lahir hanyalah dari perkawinan orang tuanya.

Belajarlah dari sejarah penciptaan, agar kita dapat membedakan baik dan buruk, bisa membedakan dari generasi ke generasi dimana ada pertentangan dalam kehidupan.
Mengapa? Karena Alkitab tidak hanya sekedar kitab suci, Alkitab adalah surat wasiat dari Bapa di sorga.
Dari jaman ke jaman manusia mengalami conflict of interest: apakah kita diciptakan seturut gambar dan rupa Allah, atau evolusi seperti yang dinyatakan teori Darwin, ataukah hanya sekedar dari perkawinan orang tuanya.

Kej 1:1, Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Apa hubungannya kegelapan dengan gelap yang sekarang kita alami?
Belajar dari dosa, belajar dari pilihan - dari pilihan yang kita buat, itu meneguhkan pengetahuan kita – agar yang baik itu jadi rhema dan kita tahu bahwa yang buruk bisa berakibat kejahatan.
Setiap diri kita ada sisi baik dan sisi buruk. Kita bisa jadi baik, karena ada belas kasihan di dalam diri kita.

Dalam Kej 1 kita belajar soal kronologi, kronos.
Kita tidak tahu mengapa penciptaan perlu dilakukan sesuai dengan urutan-urutan yang disebutkan di dalam Alkitab.
Semua Kejadian itu saling terjalin dan bertautan satu dengan yang lain, sehingga di dalamnya ada hubungan antara yang satu dengan yang lain.
Dalam kronologis, ada awal dan ada akhir. Kronologis juga bisa berarti kalau orang melakukan sesuatu, pasti ada maksud.

Dalam Kej 1, kita belajar bagaimana Tuhan memulai.
Surat wasiat ini diberikan kepada jemaat, kepada orang percaya, yang punya latar belakang berbeda-beda.
PL mengajarkan banyak hal, termasuk bagaimana seorang anak harus menghormati orang tuanya.
Kita harus punya pengetahuan yang benar tentang Tuhan.
Waktunya Tuhan dan waktu kita berbeda. Jadi kita tidak bisa mengukur waktu yang Tuhan pergunakan dengan waktu dalam konteks kita sebagai manusia.
Kita percaya bahwa Tuhanlah yang menciptakan kita.
Kita juga akan belajar dari sejarah dalam Alkitab: mengapa ada orang tidak berhasil, ada orang yang mengkhianati dan ada orang yang begitu diberkati Tuhan?





PEMBAH
ASAN

Mengenal kitab Kejadian
Sebelum mengambil sikap memaknai sesuatu yang ditulis dalam kitab ini, kita perlu mengenal kitab Kejadian terlebih dahulu.
Kitab Kejadian adalah kitab yang unik, termasuk dalam 1 dari 5 kitab Taurat.
Ditempatkan sebagai kitab pertama dalam proses yang panjang (kanonisasi), dan ditetapkan susunannya demikian.
Jadi Alkitab dan urutan kitab-kitab di dalamnya, bukan turun “dari atas” secara mekanis.
Kita memahami Alkitab secara dinamis, bahwa Tuhan berkarya melalui Roh Kudus lewat orang per orang yang dipakai Tuhan menulis Alkitab.

Siapa yang menulis kitab Kejadian, terutama pada saat proses penciptaan?
Tuhan tidak bicara langsung tentang proses penciptaan, dan tidak ada saksi yang hadir dalam proses penciptaan.

Mengapa kitab Kejadian muncul? Karena umat Israel berada dalam realita dengan berbagai pertanyaan dan pergumulan.
Mereka menganggap bahwa kehidupan mereka ada dalam kegelapan, karena ada perang, kematian dsb. Dalam situasi kacau balau, penindasan, mereka seolah-olah tinggal dalam kegelapan, penuh tangis. Tetapi di sisi yang lain mereka sendiri dinyatakan sebagai umat pilihan Allah. Inilah yang menjadi misteri bagi mereka dan membuat mereka bertanya-tanya.
Kemudian para pemikir Israel bersama-sama dengan Musa, membuat konsep penciptaan menjadi lebih jelas.
Rumusan ini dituliskan oleh Musa, agar iman bangsa Israel tidak goyah.

Jadi, kitab Kejadian memang tidak berusaha merumuskan sebuah kisah yang bersifat kronologis waktu demi waktu dan menurut logika. Ini adalah ungkapan iman mereka, bahwa semuanya harus dimulai dari Allah, yang mengalahkan kegelapan, peperangan, kematian, agar bisa berlanjut pada yang lain.

Ada hal-hal yang tidak bisa dipahami secara kronologis. Salah satunya proses penciptaan ini.
Oleh karena itu dibuat rumusan seperti ini agar bisa menolong kita memahami.
Mereka mencoba menghubungkan hidup mereka dengan rencana Allah, karena mereka adalah bangsa pilihan.
Mereka bahagia karena mereka adalah umat Allah.

Cara pandang kita terhadap Alkitab, harus sama dengan apa yang diingikan oleh Alkitab, bahwa kita ini ada dalam suasana riil, tetapi kita harus selalu menghubungkan diri dengan Pencipta, dan kita juga harus jadi orang-orang yang berbahagia, sekalipun pada titik tertentu kita tidak memahami secara mendalam.

Oleh karena itu, dalam teologi, para teolog berdebat apakah bisa menggambarkan Tuhan hanya dengan beberapa kata dalam rumusan teologi.
Teologi adalah bagaimana kita terus merefleksikan pengalaman hidup kita dengan Tuhan.

Jadi penjelasan dalam kitab Kejadian ini memang akan sulit dipahami dari sudut ilmu pengetahuan.
Karena Alkitab tidak berbicara tentang kronologis waktu.

Untuk merumuskan hal ini, orang-orang Israel membutuhkan sumber-sumber yang otentik.
Jadi rumusan ini tidak dibuat hanya berdasarkan khayalan atau imajinasi semata.
Jadi mereka tidak mengarang-ngarang cerita.

Ada 3 jenis unsur di dalamnya: unsur cerita, wasiat dalam bentuk cerita pada bangsa Israel.
Ada nyanyian-nyanyian kuno yang berbicara tentang hal itu, juga cerita-cerita yang beredar di masyarakat di jaman itu.
Para pemikir memanfaatkan semua ini, dan menggunakan pendekatan mereka, untuk mengungkapkan kepercayaan mereka.

Tidak mungkin orang-orang Yahudi berpikir soal dunia itu berbentuk bulat, ada ratusan tahun sebelum ada manusia.
Mereka tidak berharap membuat buku sejarah, tetapi mereka sedang membuat suatu konsep kepercayaan dengan melihat kehidupan riil mereka.
Jadi salah kalau orang menilai Alkitab dalam cakupan sejarah semata.
Karena kalau hanya melihat hanya dalam sisi sejarah, banyak hal yang bertentangan dengan logika.

Kitab Kejadian sedang berupaya untuk membina kepercayaan umat Israel. Mereka ragu ketika berhadapan dengan bangsa-bangsa lain: bangsa Mesopotamia, Mesir, Afrika dan bangsa-bangsa lain di sekitar mereka.

Kej 1-11, kita menemukan cerita yang panjang, tentang perjalanan hidup mereka dan awal mula kehidupan mereka.
Orang-orang Yahudi membuat pernyataan iman, bahwa dunia ini ada Causa Prima-nya, ada Penyebab Utamanya.
Kalimat demi kalimat seperti lagu dalam Mazmur. Di kitab Mazmur peristiwa ini juga dinyanyikan ulang.

Bagaimana rumusan mereka?
Orang Yahudi selalu bermain dengan angka. Setiap angka punya makna tersediri bagi kehidupan mereka.
Mereka menghubungkan konsep yang ada, untuk menunjukkan bahwa Causa Prima itu lebih berkuasa dari sekedar ratusan tahun sejarah.

Kita memahami waktu berbeda dari waktu yang dimaksud oleh Tuhan.
Causa Prima itu adalah Allah sendiri, Allah yang menciptakan bumi beserta segala isinya.
Kej 1:1-2:3, mau mengajarkan pada kita tentang Pencipta yang mulia itu.
Ada proses bagaimana bangsa Israel dinyatakan sebagai bangsa pilihan.

Pembahasan kitab Kejadian berdasarkan pendekatan tematik

Kej 1:1, Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.
Pada mulanya’ = dalam teks Ibrani ini mau menunjukkan bahwa tidak ada yang bisa memahami pada mulanya, mengungkapkan bahwa mereka tidak dapat memahami betapa hebatnya Tuhan.
Itu adalah sebuah misteri yang tidak bisa kita pahami.
Maksud kalimat ini sama seperti: Firman Tuhan berjanji bahwa setelah kematian kita akan beroleh kebangkitan, hidup kekal bersama-sama dengan Tuhan, tetapi tidak ada yang bisa memberikan gambaran tentang kehidupan kekal itu.

Kej 1:1, … Allah menciptakan langit dan bumi.
Dalam pengakuan iman rasuli, pernyataan ini juga diikrarkan.

Genesis, dalam bahasa Ibrani ditulis bereshin = pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.

Kata Ibrani untuk menunjukkan pribadi Allah: elohim.
Elohim – kata dasarnya eloh atau Allah dalam bahasa Arab. Kata elohim berbentuk jamak, bentuk tunggalnya eloah.
Ini menunjukkan ada sebuah Pribadi yang sangat hebat, yang merujuk pada Allah Tri Tunggal. Dia Allah yang perkasa, Dia adalah yang mulia, Allah yang tidak terbatas dan kekal.
Jadi, tidak ada yang bisa mengerti sepenuhnya yang tidak terbatas itu, karena kita manusia adalah terbatas.

Kitab Kejadian ini bukan sekedar menghitung waktu, tetapi memaknai Tuhan yang dengan kuasa tidak terbatas itu mau melakukan sesuatu.

Kata ‘langit dan bumi’ = mau bicara tentang cosmos, bukan soal bumi yang bulat.
Mereka memahami dunia cosmos terdiri dari tiga tingkatan: atas, tengah dan bawah.
Tuhan itu berkuasa atas cosmos ini, tidak ada satupun yang tersembunyi dari pandangan dan perhatian Tuhan.
Kita yang terbatas, Tuhan itu tidak terbatas, sehingga akan sulit dipahami. Allah tidak bisa dipahami dengan hitung-hitungan.

2Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Gambaran ini sangat puitis.
Penulis beralih pada bumi, tidak membahas cosmos secara lebih lanjut, karena mau berbicara bahwa manusia itu ada di bumi.
Ini juga berkaitan dengan keterbatasan pemahaman mereka. Allah menciptakan langit dan bumi dengan penuh kuasa dan begitu sempurna, ujung-ujungnya mau bicara soal manusia ada di dalam bumi.

‘Bumi belum berbentuk dan kosong’, bahasa Ibrani: tohu wa bohumenunjukkan tentang sebuah kekacauan, kacau balau.
Mengapa kalimat ini dimunculkan? Orang-orang Israel melihat bahwa dunia ini penuh dengan kacau balau, penuh dengan kerusuhan.
Karena mereka melihat kekacauan itu, maka mereka berkata, ‘Inilah bumi kita’.
Jadi orang yang hidup di dalam bumi ini akan bertemu dengan kekacauan dalam kehidupan sehari-hari manusia.

Jadi perlu kekuatan besar yaitu Dia yang tidak bisa dibatasi oleh waktu itu untuk dapat menyelesaikan kekacauan itu, menyelesaikan persoalan dunia ini, waktu dunia itu kacau.

Ayat 2b, …dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Roh Allah ditulis dengan kata: ruah elohim merahepet. Artinya, ada kuasa dan energi yang hidup.
Yang memberi kehidupan adalah Allah sendiri.
Jadi mereka tidak bisa terhindar dari Allah, karena Allah yang memberi kehidupan dan energi.
Oleh karena itu kata Roh ditulis juga dengan kata dunamos, dan ini merupakan akar kata dynamite, energi yang luar biasa.

Dunia yang gelap dan kosong ini tetap harus mendapatkan perhatian dari Allah, yang diterjemahankan dengan ruah merahepet, energi yang memberikan kehidupan.

3Berfirmanlah Allah: "Jadilah terang." Lalu terang itu jadi.
Kata ‘berfirmanlah Allah menyatakan bahwa Sabda atau firman Allah itu penting.
Dalam gereja-gereja ortodoks disimbolkan dengan mimbar yang lebih tinggi daripada level duduk jemaat.

Mengapa kisah penciptaan diawali dengan terang?
Mzm 33:6, 9 menjadi pujian dari Daud. Pemazmur mengungkapkan pergumulan iman yang hebat.
3Nyanyikanlah bagi-Nya nyanyian baru; petiklah kecapi baik-baik dengan sorak-sorai!
9Sebab Dia berfirman, maka semuanya jadi; Dia memberi perintah, maka semuanya ada.

Pertama kali dunia ini penuh kegelapan dan harus dimulai dari terang, dimana kata terang itu menunjukkan kuasa untuk mengubah.
Oleh karena itu dalam Yoh1:5 mengatakan Allah itu adalah terang.
Yoh 1:5, Terang itu bercahaya di dalam kegelapan dan kegelapan itu tidak menguasainya.
Kata ‘terang’ ini berkaitan dengan matahari, yang dimaknai oleh bangsa-bangsa sebagai dewa yang perlu disembah.

Mengapa natal diperingati tanggal 25 Desember? Tanggal 25 Desember dikaitkan dengan peristiwa di Romawi.
Ketika agama Kristen menjadi agama resmi di Roma, maka mereka mengambil kisah-kisah yang ada di sekitar mereka, untuk mengubah itu jadi sebuah peristiwa. Tanggal 25 Desember ada peristiwa solar invicus, menyembah dewa matahari.
Mereka menggunakan peristiwa ini untuk menyatakan bahwa matahari yang sesungguhnya, terang yang sesungguhnya itu adalah Tuhan. Dalam Mazmur juga dikatakan bahwa Tuhan itu adalah surya kehidupan.

Tuhan harus menghadirkan DiriNya sendiri dalam peristiwa iman ini.
Ketika Dia hadir, Dia membawa DiriNya, supaya menguasai kegelapan yang ditakuti.
Bagi orang-orang Yahudi kegelapan itu paling menakutkan, sehingga biasanya pukul 6 sore ketika hari mulai gelap, pintu-pintu sudah ditutup, karena anggapannya ketika gelap setan-setan itu berseliweran.
Kegelapan di dalam laut yang dalam juga tempat yang sangat menakutkan bagi mereka. Sehingga itu digambarkan dengan simbol naga, untuk menggambarkan ketakutan itu.
Tetapi ketika Tuhan ada, Tuhan memberikan terang itu, sehingga semuanya terlihat dengan jelas.

4Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap. 5Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.

Jadilah petang, jadilah pagi’, kalimat ini akan muncul terus menerus di dalam bagian ini.
Ini adalah tulisan dalam berbentuk puisi yang indah.
Dimulai dengan kata ‘petang’ terlebih dahulu, karena petang itu merujuk pada kegelapan malam.
Ini juga menggambarkan perhitungan hari bagi orang Yahudi tidak dimulai dari pagi, tetapi dimulai dari sore/petang.

Itulah hari pertama’ – ini jangan diukur dengan konteks hari, jam dan menit dalam pengertian kita.
Kronologis adalah peristiwa demi peristiwa.

6Berfirmanlah Allah: "Jadilah cakrawala di tengah segala air untuk memisahkan air dari air." 7Maka Allah menjadikan cakrawala dan Ia memisahkan air yang ada di bawah cakrawala itu dari air yang ada di atasnya. Dan jadilah demikian. 8Lalu Allah menamai cakrawala itu langit. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kedua.

Kata ‘berfirmanlah Allah’ juga dituliskan berulang-ulang.
Ini adalah kebiasaan orang-orang Yahudi yang terus menerus mengulangi tentang firman Allah dan menyatakannya kepada anak-anak mereka sebelum anak-anak tidur. Mereka menumpangkan tangannya pada anak-anak mereka.

Bentuk bumi ini tidak dipahami bahwa berbentuk bulat. Jadi ada bagian atas, tengah dan bawah.
Mereka tidak bisa memahami bagian atas, tetapi Tuhan mengatakan Tuhanlah yang menciptakan.
Yang mereka bisa lihat adalah yang di tengah.
Yang di bawah pun mereka tidak bisa pahami, hanya dilihat memiliki kedalaman, yang disebut dengan istilah tubir laut.

Kata ‘cakrawala’ ditulis dengan kata dalam bahasa Ibrani raqiah artinya dipukul sampai menutupi permukaan yang luas.
Seolah-olah Allah memukul dengan dahsyat, dan terciptalah cakrawala. Dalam pengertian: kalau kamu butuh, Allah akan mencurahkan.
Raqiah, artinya Allah sanggup menghancurkan – menggambarkan kuasa Allah yang menakutkan.

Ada peristiwa yang Tuhan jelaskan, ada peristiwa yang Tuhan tidak jelaskan. Itu adalah misteri Allah.
Allah bertindak seolah-olah memukul, dengan kata raqiah, supaya benar-benar memastikan bahwa hidup kita aman.

9Berfirmanlah Allah: "Hendaklah segala air yang di bawah langit berkumpul pada satu tempat, sehingga kelihatan yang kering." Dan jadilah demikian. 10Lalu Allah menamai yang kering itu darat, dan kumpulan air itu dinamai-Nya laut. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 11Berfirmanlah Allah: "Hendaklah tanah menumbuhkan tunas-tunas muda, tumbuh-tumbuhan yang berbiji, segala jenis pohon buah-buahan yang menghasilkan buah yang berbiji, supaya ada tumbuh-tumbuhan di bumi." Dan jadilah demikian. 12Tanah itu menumbuhkan tunas-tunas muda, segala jenis tumbuh-tumbuhan yang berbiji dan segala jenis pohon-pohonan yang menghasilkan buah yang berbiji. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 13Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari ketiga.

Hal ini diungkapkan dengan pujian, sehingga terlihat ada daratan, tanaman, kehidupan dst.

Mzm 104:7-9, 7Terhadap hardik-Mu air itu melarikan diri, lari kebingungan terhadap suara guntur-Mu, 8naik gunung, turun lembah ke tempat yang Kautetapkan bagi mereka. 9Batas Kautentukan, takkan mereka lewati, takkan kembali mereka menyelubungi bumi.

Ayub 38:8-11, 8Siapa telah membendung laut dengan pintu, ketika membual ke luar dari dalam rahim? -- 9ketika Aku membuat awan menjadi pakaiannya dan kekelaman menjadi kain bedungnya; 10ketika Aku menetapkan batasnya, dan memasang palang dan pintu; 11ketika Aku berfirman: Sampai di sini boleh engkau datang, jangan lewat, di sinilah gelombang-gelombangmu yang congkak akan dihentikan!

Kita kemudian bisa menemukan perbedaan yang signifikan, ada daratan dst. Dari terang, cakrawala, ada daratan dst.

14Berfirmanlah Allah: "Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun, 15dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi." Dan jadilah demikian. 16Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang. 17Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi, 18dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 19Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.

Orang jaman dahulu menyembah matahari dan bintang. Dan sampai sekarang masih ada.
Tuhan mau menyatakan bahwa benda-benda penerang itu adalah ciptaan Tuhan.
Harusnya kita percaya pada Tuhan, Sang Sumber Terang itu, bukan benda-benda penerang itu.
Benda-benda penerang dalam dalam bahasa Ibrani ditulis dengan kata neurok, artinya semua itu adalah karena kreasi tangan Allah saja. Jadi bukan benda-benda penerang itu yang harus disembah, tetapi Allah yang harus disembah.
Patung adalah produk manusia, bukan produk dari sorga, sehingga jangan disembah.

20Berfirmanlah Allah: "Hendaklah dalam air berkeriapan makhluk yang hidup, dan hendaklah burung beterbangan di atas bumi melintasi cakrawala." 21Maka Allah menciptakan binatang-binatang laut yang besar dan segala jenis makhluk hidup yang bergerak, yang berkeriapan dalam air, dan segala jenis burung yang bersayap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 22Lalu Allah memberkati semuanya itu, firman-Nya: "Berkembangbiaklah dan bertambah banyaklah serta penuhilah air dalam laut, dan hendaklah burung-burung di bumi bertambah banyak." 23Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari kelima.

Dalam penciptaan cakrawala tidak disebutkan kalimat ‘baik adanya’. Namun dalam yang lain disebutkan ‘baik adanya’.
Bukan berarti penulis lalai menambahkan ungkapan tsb.
Ayat 20-22 menuntun kita bahwa Tuhan sudah menyediakan semuanya bagi manusia.

Jadi penciptaan sebelumnya ada tujuannya. Tuhan sudah menyediakan segala sesuatu bagi kita semua.
Oleh karena itu, apa yang harus kita takutkan di dunia ini.
Tidak berarti kita harus berpangku tangan. Burung-burung yang indah di udara pun harus bekerja untuk mencari makan, sekalipun sudah disediakan oleh Tuhan. Burung-burung harus membuat sarang bagi dirinya sendiri.
Apalagi untuk manusia yang mulia.

24Berfirmanlah Allah: "Hendaklah bumi mengeluarkan segala jenis makhluk yang hidup, ternak dan binatang melata dan segala jenis binatang liar." Dan jadilah demikian. 25Allah menjadikan segala jenis binatang liar dan segala jenis ternak dan segala jenis binatang melata di muka bumi. Allah melihat bahwa semuanya itu baik. 26Berfirmanlah Allah: "Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi." 27Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar-Nya, menurut gambar Allah diciptakan-Nya dia; laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka. 28Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: "Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi." 29Berfirmanlah Allah: "Lihatlah, Aku memberikan kepadamu segala tumbuh-tumbuhan yang berbiji di seluruh bumi dan segala pohon-pohonan yang buahnya berbiji; itulah akan menjadi makananmu. 30Tetapi kepada segala binatang di bumi dan segala burung di udara dan segala yang merayap di bumi, yang bernyawa, Kuberikan segala tumbuh-tumbuhan hijau menjadi makanannya." Dan jadilah demikian. 31Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.

Ayat 26-31, Allah kemudian menciptakan manusia menurut gambar dan rupa Allah.
Sampai di sini kita sepakat bahwa kita diciptakan menurut gambar dan rupa Allah, sehingga tidak ada peluang bagi orang untuk saling mendiskriminasi.

Tujuannya agar kita bersatu dengan Dia. Kita adalah mahlkuk ciptaan yang paling tinggi, sehingga kita harus bersatu dengan Dia, bukan dengan kegelapan. Selian itu juga bermaksud untuk menyatakan bahwa kita harus selalu meresponi dengan tanggung jawab untuk setiap hal yang Tuhan sudah kerjakan dalam hidup kita.

Tuhan sudah menempatkan mata pada posisi yang tepat. Tujuan ayat Alkitab ini, kita tidak perlu kuatir dan takut. Kita manusia adalah ciptaan istimewa, Tuhan merancang kita dan semuanya sudah pas. Sekalipun ada yang tinggi-pendek, kurus-gemuk.

Tuhan ketika menciptakan kita, kita diberikan kebebasan untuk taat dan tidak taat.
Kita harus bertanggung jawab dengan hidup kita. Kita tidak bisa selalu menunggu mujizat Tuhan datang.
Dalam hidup ada proses yang harus kita lalui ketika Tuhan mau pakai kita.
Dan pada akhir hidup kita, kita juga akan melewati proses kematian. Dalam kondisi apapun, Tuhan selalu menyertai kita.

Ayat 31, Maka Allah melihat segala yang dijadikan-Nya itu, sungguh amat baik. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keenam.
Sangatlah’, kata dalam bahasa Ibrani: topmeo – maksudnya semua yang dilakukan oleh Allah dalam penciptaan yang dimaknai oleh orang-orang Yahudi itu, top banget.

Manusia diminta untuk menaklukkan bumi – kata kabas, artinya menginjak. Artinya dengan menginjak, manusia itu berkuasa.
Proses penciptaan ini bukan historikal, tetapi ada tema yang harus kita maknai berdasarkan tujuan kitab Kejadian ini ditulis.

Kej 2:1-3, 1Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya. 2Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu. 3Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.

Kata ‘diselesaikan’, ini mau mengajarkan orang Yahudi, kalau menyelesaikan sesuatu mereka akan selesaikan sampai tuntas.
Kalau menikah, harus sampai maut memisahkan. Kalau yang sedang study, harus diselesaikan sampai tuntas.
Ini adalah panggilan kita juga. Tetapi banyak orang yang tidak mau mengerjakan sesuatu sampai tuntas.

Ayat 2, Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuh dari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
Di sini Allah menciptakan hari ketujuh itu, untuk beristirahat.
Dalam tradisi gereja advent dan gereja baptis, mereka menghayati hari ke-7 ini.

Tuhan menyelesaikan’ – dalam bahasa Ibrani ditulis dengan kata ‘kalah’. Bukan kalah berarti tidak menang, tetapi dalam bahasa Ibrani berarti meyelesaikan segala sesuatu sampai tuntas. Kata ‘syabat’ = putus.
Setelah menyelesaikan, Allah berhenti dan kemudian menguduskan. Semua proses yang dikerjalan oleh Allah dikuduskan oleh Tuhan.
Jadi ketika kita makan, kita berdoa, agar Tuhan juga menguduskan makanan yang Tuhan makanan. Doa yang paling panjang bagi orang Yahudi adalah doa makan.
Doa menjelang tidur khas orang Yahudi: ‘Ya Bapa, kedalam tanganMu kuserahkan nyawaku’. Kalimat ini dipakai oleh Tuhan Yesus ketika berada di atas kayu salib, untuk menyatakan bahwa sesaat lagi Dia akan tertidur, bukan mati.

Ayat 3, Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Di hari Sabat, Tuhan memberkatinya, karena pada hari itu dia berhenti dari pekerjaan pencitaan yang telah dibuatnya itu.

Ayat 4 dst berbicara soal topik utamanya, yaitu manusia.
Manusia ada dalam rancangan ciptaan Tuhan, diberi tugas/peran, kemudian jatuh dalam dosa.

TANYA
 & JAWAB

A
T: Tadi dijelasan bahwa kitab Kejadian ini dirumuskan oleh Musa dan para pemikir Yahudi. Firman itu diturunkan berdasarkan Wahyu kepada para penulis Alkitab.

J: Kata ‘merumuskan’ tidak berarti untuk merendahkan isi Alkitab.
Pemahaman dalam pembahasan hari ini: pewahyuan dalam pengertian dinamis, bukan pengertian mekanis.
Pewahyuan itu macam-macam. Pewahyuan mekanis = diturunkan langsung dari atas.
Pewahyuan dinamis = sedangkan Alkitab kita ini ditulis, Roh Allah bekerja dalam para penulisnya. Allah bekerja melalui orang-orang. Tuhan memakai manusia dalam keterbatasan manusia.

Orang-orang Yahudi punya pergumulan yang mendalam. Musa yang menulis, dan Musa tidak menyaksikan langsung.
Tradisi word of mouth, berkembang luar biasa, bicara soal kehidupan mereka yang riil, berarti ada Causia Prima, ada yang menyebabkan. Sehingga mereka merasa itu perlu ditulis dalam bentuk teks agar itu tidak hanya cerita lisan, tetapi bisa diwariskan dalam tulisan.

B
T: Selain melihat hal-hal tadi, juga lihat in order, urutan atau ordonya. Urut-urutannya juga menarik, ada terang dulu baru ada benda-benda penerang. Apakah hikmat yang Tuhan berikan pada par penulis? Apakah ada diskusi, pergumulan, sampai in order-nya ditulis dengan bagus sekali, tetapi seperti ada yang aneh, seperti Tuhan yang adalah terang itu.
Apa yang Tuhan inginkan agar kita mengerti dalam urut-urutan ini. Manusia memang tidak bisa hidup tanpa ada makanan. Tanaman tidak bisa berbuah kalau tidak ada tanah, air dan terang. Urut-urutannya tidak semuanya bisa diterima logika manusia.

J: Kitab Kejadan ini memang tidak berusaha merumuskan sebuah kisah yang bersifat kronologis waktu demi waktu dan menurut logika.
Ada pergumulan, mereka menganggap kehidupan mereka ada dalam kegelapan, karena ada perang, kematian dst. Misteri itu yang membuat mereka bertanya-tanya, kalau begitu yang pertama kali harusnya terang. Dalam sitausi kacau balau, penindasan, mereka seolah-olah tinggal dalam kegelapan, penuh tangis.
Tetapi mereka punya cara berpikir yang unik, bahwa hari pertama itu adalah terang. Terang yang dimaksud adalah Allah menghadirkan DiriNya. Jadi ciptaan pertama adalah Allah menghadirkan diri, segala sesuatu dimulai dari Allah dan kembali pada Allah.
Ini adalah ungkapan iman mereka, bahwa semuanya harus dimulai dari Allah, yang mengalahkan kegelapan, peperangan, kematian, agar bisa berlanjut pada yang lain. Tidak ada segala sesuatu tanpa energi, bukan energi benda-benda penerang, tetapi Dia Sang Sumber itu. Ada unsur Elohim-nya. Setelah Tuhan menciptakan dunia ini, ada Roh yang melayang-layang.
Kalau kita mendalami ini, semuanya itu kembali kepada Allah yang bekerja.

Kalau kita cermati satu per satu mungkin ada yang aneh atau ada yang hilang.
Dalam kotneks ini Tuhan tidak hanyamencitakan manusia pada hari ke 6, tetapi diciptakan binatang-binatang lain.
Mengapa harus ditempatkan secara bersama-sama? Rumusan iman ini mau menyatakan bahwa kita lebih berharga daripada binatang.

T: Ayat 24, apakah evolusi itu memang terjadi hanya untuk binatang, karena bumi mengeluarkan segala jenis binatang – jadi binatang tidak diciptakan secara langsung?

J: Ada sesuatu yang terbatas dalam pergumulan ini, karena kita tidak akan menemukan secara sempurna.
Ayat 26-31, berkaitan dengan makanan. Tumbuh-tumbuhan adalah makanan pokok kita.
Karena konsepnya tidak yang seperti kita pikirkan, mahkluk hidup yang lain pun diciptakan oleh Tuhan.
Darwin lupa bahwa semua makahluk hidup, semua binatang juga diciptakan oleh Tuhan, bukan muncul dengan sendirinya.
Tuhan mau mengingatkan kita bahwa binatang juga punya 2 mata, ada telinga, mirip dengan manusia. Ikan lumba-lumba punya kempuan otak hampir sama dengan manusia, untuk menggerakkan insting-nya menolong manusia.

T: Memang waktu Tuhan menciptakan bumi, sudah ada sel-sel yang akan bisa berevolusi jadi binatang, jadi Darwin mungkin hanya mengerti sepotong. Tetapi kejadiannya bukan satu per satu dibuat oleh Tuhan, tetapi Tuhan sudah menciptakan sel-sel yang kemudian berevolusi.
Tetapi sebenarnya Tuhan yang menciptakan awalnya.

J: Penemuan-penemuan terbaru: ada banyak jenis binatang yang belum pernah dilihat oleh manusia.
Alitab mau mencoba menyebutkan secara kronologis, sekalipun tidak mengungkapkan berapa banyak jenis binatang-binatang.
Tetapi ini jadi urusan iman agar membuat kita percaya pada Tuhan Sang Pencipta.

C
T: Tuhan mencitapkan langit dan bumi itu dalam bentuk bagus. Karena Lucifer melawan Tuhan, dia diusir dan turun ke bumi, sehingga bumi jadi kacau balau. Oleh karena itu Tuhan kemudian membenahi.

J: Ada dalam dunia teologi untuk menafsir. Dalam kronologis, peristiwa Lucifer bukan ada di sini. Kontes ini bicara soal cara beprikir orang-orang Yahudi, jadi tidak ada relevansi dengan Lucifer.  Lucifer berkaitan ketika di bagian manusia jatuh dalam dosa.

D
T: Kej 1 secara keseluruhan, nama Tuhan disebut Allah – elohim.
Di Kej 2, ada nama lain di ayat 4, ada tambahan Tuhan Allah. Tuhan Allah merupakan paduan kata adonai elohim.
Apa arti adonai elohim? Kemudian ada istilah Yahwe. Mengapa ada perbedaan sebutan seperti ini?

J: Ini adalah soal pengistilahan. Dalam teks Ibrani memang ada tulisan demikian.
Teks Kej 1 dan Kej 2:4 adalah pembahasan yang berbeda.
Orang Yahudi punya konsep tentang Allah, dan dibahasakan dalam bahasa mereka.
Pada dasarnya, kata dasar ‘el’ itu ditulis dalam bentuk tunggal.
Mengapa ada kata elohim, ini menunjukkan jamak. Waktu proses penciptaan dunia ini, ada kuasa yang hebat.
Dalam pasal-pasal selanjutnya mau menunjukkan yang hebat itu adalah adonai, elsyadai, elgibor, dst.
Istilah Allah berasal dari kata ‘el’, jadi istilah ini tetap boleh digunakan.
Kemudian di PB istilah-istilah untuk menyebutkan Allah, diberikan kepada Tuhan Yesus Kristus. Dia disebut juga Immanuel, dst.
Kata elohim = Allah yang penuh kuasa.

T: Waktu itu Tuhan membuat bumi beserta isinya dan manusia, Allah mengatakan semuanya itu baik. Tetapi kita semua tahu bahwa Adam dan Hawa terhasut oleh ular, iblis yang dilambangkan dengan ular. Apakah Tuhan sengaja menciptakan ular untuk mencobai Adam dan Hawa?

J: Bukan Tuhan yang menciptaan, sehingga dalam penciptaan itu dituliskan semuanya baik.
Pemberontakan ini sebenarnya muncul dalam diri manusia sendiri yang ingin memberontak kepada Allah.
Tuhan menciptakan semuanya baik. Ada kematian, kejahatan, itu semua karena manusia sendiri.
Allah mencoba menemui manusia melalui nabi-nabi dan akhirnya sampai Yesus datang.
Tuhan Yesus menyelesaikan dosa secara tuntas. Sekalipun kita sudah ditebus, penderitaan itu tetap ada.
Tuhan menyelesaikannya secara sempurna, semua akan hilang ketika kita mati dan memperoleh tubuh kemuliaan.
Bukan oleh karena Tuhan menciptakan, jadi karena keinginan manusia.



1 comment:

  1. MATERI INI DAN SEPERTI INI SANGAT BAGUS UNTUK MENOLONG BANYAK ORANG MEMAHAMI FIRMAN ALKITAB, TERMASUK SAYA.

    ReplyDelete