Pendalaman Alkitab
Pembahasan : Roma 12:1-8
Pembicara : Pdt. Y. Susabda
Hari/Tanggal : Rabu, 19 Februari 2003
Sharing
1 Roma 12:1, berat untuk dilaksanakan. Bahkan salah seorang murid Yesus yaitu Petrus saja sulit melakukannya, di mana dia pernah menyangkal bahwa dia adalah murid Yesus.
2 Roma 12:1-8 dibagi atas 2 bagian, ayat 1-2, tentang persembahan yg hidup dan ayat 3-8 tentang melayani sesama dengan membangun tubuh Kristus. Paulus menguraikan dengan begitu jelas tentang doktrin dosa, keselamatan, dst.
Roma 15, praktek kehidupan. Roma 12, hidup adalah totalitas dari diri kita, tubuh mewakili totalitas, pikiran, perasaan, emosi. Arah dan tujuan hidup kita, dipersembahkan sebagai persembahan yang hidup.
Dalam Perjanjian Lama, persembahan dalam bentuk binatang yang dikorbankan. Dalam Perjanjian Baru, persembahan dalam bentuk tubuh kita yang telah mati terhadap dosa. Hidup oleh kuasa Roh Kudus yang ada dalam diri kita.
Paulus mengingatkan kita untuk tidak sama seperti dunia, walaupun kita hidup dalam sistem dunia yang berdosa, kita mudah dirasuk oleh dosa, terutama dalam financial system. Paulus mengatakan supaya kita bisa melawan godaan itu, untuk tidak serupa dengan dunia, meskipun dunia menawarkan sesuatu pada kita, menghalalkan segala cara untuk kepentingan diri sendiri. Kita perlu waspada dan sadar bahwa hidup kita harus berkenan pada Tuhan.
3 Roma 12:1, terkesan kontradiksi. Bagaimana kita dapat mempersembahkan tubuh kita di atas mezbah, jika kita masih hidup dalam dosa. Walaupun kita hidup, kita mati di hadapan Allah. Mempersembahkan hidup yang tidak berdosa kepada Tuhan.
Yang Yesus inginkan adalah diri kita, bukan materi yang ada pada kita.
Apakah kita rela meletakkan diri untuk Tuhan?
Tuhan mengutus kita seperti domba di tengah serigala, pasti dicabik-cabik. Jika kita diijinkan mengadapi kondisi seperti itu, kita gunakan cara domba supaya bisa survive, yaitu jika domba itu memberikan dirinya untuk disembelih dan dimakan.
Roma 8, meskipun seperti domba yang disembelih, tetapi lebih dimuliakan.
Berikan dirimu untuk “dimakan” atau dimanfaatkan. Jika orang lain memanfaatkan kita, orang itu akan memanfaatkan kehidupan yang ada dalam kita. Pada saat Yesus ditinggikan banyak orang datang padaNya, yaitu pada waktu Yesus disalib.
Mati karena ikut Tuhan punya nilai lebih tinggi.
Bagian tubuh luar yang kuat melindungi bagian tubuh bagian dalam yang lemah.
Memberi makan bagian dalam, bernafas karena kerja bagian dalam, bagian dalam tidak dapat ditampilkan. Ini merupakan gambaran kombinasi persatuan antar orang-orang percaya.
4 Persembahan dalam Perjanjian Lama, harus ada korban yang mati. Dalam Perjanjian Lama korban harus hidup.
Roma 1-11, sulit dipahami, Roma 12-dst sulit diterapkan.
Mempersembahkan tubuh yang hidup. Jika hubungan dengan Tuhan secara vertikal, tetapi punya arti horizontal dengan cara melayani orang lain. Bagaimana kita mempersembahkan tubuh yang hidup, di saat kita baru saja lepas dari dosa.
Roma 12:2, “berubahlah”. Saat diangkat dari dosa, belum kudus, harus berubah, ada proses pertumbuhan. Jika kita mau berubah, pola siapa yang harus kita ikuti? Jawabannya adalah Yesus. Rasul Paulus minta kita meneladani dia selain Yesus. Filipi 4:9, Paulus tidak mengaku sebagai hamba Allah, tetapi dia mengaku sebagai hamba atas sebuah karakter. Kolose 1:23, “pelayannya”, bukan menggunakan kata “Nya”. Jadi bukan pelayan Allah tetapi pelayan suatu karakter yang tidak mudah digeser dari pengharapan injil, tetap teguh, tak tergoncangkan.
Kesulitan ada di Roma 12:2, bagaimana kita tidak menjadi serupa dengan dunia, tetapi terus berubah oleh pembaharuan diri, sehingga dapat membedakan mana kehendak Allah, mana yang bukan. Ini tidak terlepas dari talenta yang diberikan pada kita. Talenta yang diberikan harus dikembangkan sebagai wujud persembahan yang hidup itu.
Roma 12:3. Kita sebagai manusia harus punya harapan/cita-cita yang tinggi, tetapi ini kontradiksi dengan ayat 3.
5 Roma 12:1-8, semua ayat begitu baik dan indah serta menyentuh perasaan.
Roma 12:4-8, sangat mirip dan berhubungan dengan I Kor 12-31. Dalam ayat 5, banyak anggota dalam satu tubuh yaitu dalam Kristus. Dalam Kristus kita harus mati bagi dosa untuk Allah. Melukiskan kesatuan dalam kekristenan – unity.
I Kor 12:26, satu tubuh, beda anggota, punya fungsi beda, satu bagian kecil tubuh menderita, semua menderita. Kita harus berdoa untuk “bagian tubuh lain” yang menderita dan mencoba merangkulnya kembali. Jika satu anggota dihormati, semua anggota bersukacita. Ini mengingatkan kita, bahwa kita semua ada dalam satu tubuh, hanya beda fungsi. Ada bermacam-macam karunia yang diberikan pada kita, berbeda dengan yang orang lain terima. Ini memberikan pengertian pada kita, kita jangan harus seperti orang lain, Tuhan memberikan porsi yang berbeda-beda. Lakukan apa yang menjadi bagian yang kita terima. Gunakan seluruh karunia yang Tuhan berikan untuk kemuliaanNya.
6 Roma 12:4-5, unitiy, kesatuan dari seluruh denominasi gereja. Kita dapat menjadi terang antar denominasi bahkan antar agama. Unity harus ada dalam satu tubuh, apalagi kalau kita ingin berbuah dan menjadi terang.
Bagaimana dalam satu tubuh Kristus, padahal denominasi gereja yang cenderung mengkotak-kotakkan yang membuat tidak terjadinya unity.
Bagaimana cara untuk melakukan unity, mengaplikasikannya, tidak hanya sekedar teori?
7 Orang Kristen tidak mungkin bisa bersatu, karena ada aspek leadership.
Dalam kepemimpinan, seorang pemimpin punya sifat seperti magnet, sehingga ada orang yang bisa datang dan mengikuti dia setelah mendengar Firman yang diberitakan. Semakin banyak denominasi, sebaiknya dipandang dalam pengertian semakin luasnya kerajaan Allah. Asal kita semua punya pandangan yang sama, yaitu melalui Yesus kita beroleh hidup kekal.
Filipi 2:13, ada hubungan dengan Roma 12, jika kita bisa melakukan pekerjaan Tuhan, pelaku yang sesungguhnya adalah Allah. Allah bekerja dalam kita. Kemauan menurut kerelaan kita.
Pemimpin-pemimpin gereja memiliki kharisma yang berbeda sehingga terjadi pengelompokan. Masing-masing leader punya kharisma, magnet dan katup kepemimpinan. Melalui berbagai denominasi, justru kita bisa mengenal Kristus sebagai juru selamat.
Pembahasan
Roma 12, ditulis oleh Paulus kepada jemaat yang tidak dia dirikan sendiri.
Paulus adalah penginjil khusus untuk orang-orang non Yahudi.
Saat Paulus menulis surat untuk jemaat Roma, sebagian besar jemaat adalah non Yahudi dan merupakan budak.
Jika kita perhatikan dengan sungguh-sungguh, Roma merupakan kitab yang khusus dimana Paulus ingin menjelaskan tentang keunikan iman itu sendiri. Bagaimana iman Kristen lahir dan apa yang menjadi kunci utama sehingga iman Kristen berbeda dengan iman orang-orang Yahudi. Paulus menjelaskan dari sudut betapa pentingnya perbuatan baik, ini dikontraskan oleh Paulus. Paulus ingin jemaat Roma tidak menjadi bingung.
Mulai Roma 12, sebenarnya Paulus memasuki bagian penjelasan mengenai betapa khususnya kita dihadapan Tuhan, sehingga kita perlu tahu ini. Mengapa kita menjadi khusus dihadapan Tuhan?
Paulus berbicara tentang kekhususan, bahwa kita tidak layak tetapi diselamatkan.
Roma 12:1, untuk meminta sesuatu, harus beri alasan. Jika Paulus mau mengajar sesuatu, harus ada dasar/alasannya terlebih dulu yaitu demi kemurahan Allah.
Paulus mengutip kata-kata nabi dalam Perjanjian Lama, jemaat Roma seperti tanaman liar yang dicangkokkan, mereka bukan target keselamatan Allah, tetapi demi kemurahan Allah, mereka diselamatkan. Dari illegal menjadi legal. Ini merupakan kemurahan Tuhan.
Kata “demi kemurahan Allah”, sulit dibayangkan.
Kita ini orang non Yahudi. Kita tidak punya alat berpikir untuk melakukan asosiasi dalam pikiran kita, betapa kemurahan Allah sudah terjadi dalam hidup kita.
Paulus mengatakan pada jemaat Roma, bagaimana status mereka sebenarnya di hadapan Tuhan. Seperti Firman Tuhan selanjutnya, bagi yang belum memahami bahwa kehidupan anugrah Allah dari segi makna rohani, maka telinga rohani kita terbuka lebar dan tahu apa yang Tuhan mau dari kita.
Tubuh bukan hanya sekedar flesh and blood saja. Manusia diciptakan dari dua unsur: spirit dan tubuh. Tubuh kumpulan dari triliunan sel hidup yang masing-masing punya cara kerja dan gerak sendiri.
Karena semua sel hidup, maka tubuh ini hidup. Manusia punya hidup, jiwa, tingkah laku dari jiwa, pola pikir. Yang dikatakan oleh Paulus bukan hanya sekedar flesh and blood, tetapi dalam tubuh yang hidup ini, the real eye bukan tubuh ini, bukan cara berpikir, maupun perasaan, tetapi spirit. “Persembahkan tubuh”, itu bisa dilakukan. Siapa yang mempersembahkan siapa?
Manusia terdiri dari unsur roh dan fisik.
Roh Fisik
Tidak kenal kelamin, tidak pernah tua, immortal, tidak ada akhirnya, tidak akan binasa.
Tubuh roh akan dibangkitkan dan akan mendapat tubuh baru. Pikiran
Antara pemahaman yang satu dengan yang lain, terjadi asosiasi. Jika terjadi ketidak-cocokan, akan terjadi keterkiliran. Setelah itu baru terjadi akomodasi, sehingga ada pemikiran yang baru. Jadi pikiran terus berubah/bergerak. Perasaan Tingkah laku
Dibelakang ke 3 hal di atas adalah struktur jiwa (life structure).
Fase cognitive:
Fase 1: knowledge
Fase 2: comprehensive
Fase 3: application, bertanya scr critical
Fase 4: analitical
Fase 5: synthetical
Hati nurani, insting
Roh
Roh bekerja melalui hati nurani, insting.
Jika kita sudah dibeli dengan tunai, kita sudah mendapatkan kasih karunia, maka semua bagian fisik sudah ditebus oleh Tuhan dan dapat kita persembahkan kepada Tuhan.
Dalam kesadaran roh, bagian tubuh fisik digunakan untuk senjata-senjata kebenaran. Secara sadar kita akan menggunakan pikiran kita untuk memikirkan yang baik, meskipun kadang-kadang ada kecenderungan ke hal-hal yang tidak baik. Kita dapat mengatur pikiran kita karena kemurahan Allah.
Roh bersifat parakretos, karena dia yang selalu mengingatkan akan hal yang baik dan buruk, mana kehendak Allah, mana yang bukan.
Tingkah laku semua agama punya kemiripan: doa, situs, pelayanan.
“Ibadah” yang dimaksud dalam Roma 12:1 adalah yang seperti ditulis dalam Yoh 4, “bahwa waktunya sudah tiba orang yang menyembah Allah akan menyembah dalam Roh dan kebenaran”.
Kita hanya akan dapat menyembah Allah dalam Roh dan kebenaran, kebenaran yang telah digariskan oleh Tuhan.
Kita bukan melakukan tingkah laku agama, tetapi hidup sesuai dengan Firman Tuhan dan dituntun oleh Roh Kudus dalam melakukannya.
Jangan serupa dg dunia ini. Religiusitas atau tingkah laku agama, tidak bicara soal dunia yang berdosa.
“Berubahlah oleh pembaharuan budimu”, bukan berdasarkan pikiran yang baru, tidak membuat pikiran menjadi baru, bukan masalah cognitive, tetapi mind. Mind bukan hanya kerja otak, tetapi sampai pada hati nurani manusia.
Amsal 23:5 bicara tentang mind, bukan thinking, what man think in his heart – mind bukan masalah cognitive, melainkan masalah hati. Sehingga kita sadar bahwa Paulus berkata seperti demikian bahwa ini bukan masalah menghafal, tetapi mind harus dibersihkan oleh Firman Tuhan dan Roh Kudus, untuk mendapat pembaharuan.
Mind dibersihkan sehingga dapat membedakan mana yang merupakan kehendak Allah.
Ini bukan masalah cognitive, ataupun masalah rasional yang reasonable tetapi dituntut oleh Tuhan. Mind bergerak dengan tuntunan Roh Kudus, sehingga tahu kehendak Allah.
Apa yang pernah terjadi dalam hidup, dan pernah disetujui Allah, belum tentu akan disetujui lagi oleh Allah (tidak berputar menurut satu siklus). Bekerja dengan Tuhan adalah sesuatu yang linear, tidak berputar-putar dalam satu siklus.
Matius 19, menikah, meskipun tidak cocok, tetapi terjadi, itu sudah disebut dijodohkan oleh Allah.
Yang terjadi dalam hidup manusia tidak selalu karena kehendak Allah.
Tuhan mengijinkan tidak sama dengan Tuhan menghendaki.
90% kehendak Tuhan tidak pernah terjadi. Hanya dengan mind of spirit kita bisa mengerti hal ini. Kebanyakan yang terjadi adalah Allah mengijinkan sesuatu terjadi.
Contoh: I Sam 8, Israel minta seorang raja, ini berarti mereka menolak Tuhan, tetapi Tuhan ijinkan. Theokrasi sudah rusak. Sejak saat itu mulai ada sistem monarkhi.
Ini yang Paulus mau katakan, jangan menggunakan cognitive, tetapi gunakan mind. Sekarang semua agama menganggap yang penting bukan inti injil, tetapi diganti dengan cinta kasih dan kerjasama, saling menghargai, saling mencintai. Kita punya hati nurani untuk saling memahami. Mind spirit say no terhadap hal ini.
Roma 12:3, jika sudah dipenuhi oleh Roh Kudus, kita di hadapan Allah sangat special. Manusia sebenarnya diciptakan sesuai dengan image of God. Salah satu tanda, manusia punya kemampuan menjadi creator. Manusia mampu masuk ke dunia spirit, dunia maya yang aneh. Kita bisa merekayasa sesuatu sehingga berhasil.
Manusia tidak bisa lepas dari ambisi, keinginan, kerinduan. Yang mengatur setiap target hidup kita adalah Allah sendiri. Kita hanya carang yang ditempelkan pada pokok anggur. Semua hal, 100% kebaikan yang terjadi pada kita, kita terima dari Yesus dan selebihnya kita harus berbuah. Kita dapat memuji Tuhan dengan kesungguhan hati, berdoa sampai tersungkur ataupun sebaliknya bisa doa sambil tiduran. Jangan berpikir lebih, semua kebaikan yang kita terima 100% dari Tuhan. Apa yang Tuhan berikan itu yang harus kita kembangkan/lakukan. Mat 25, orang yang mendapat 1 talenta iri pada orang yang mendapat 5 talenta.
Kristus yang memiliki kita dan Dia yang paling mengerti kita dan apa yang diberikan pada kita adalah sesuai dengan kesanggupan kita masing-masing. Jadi jangan menginginkan, memikirkan hal-hal yang melampaui kesanggupan kita.
Nubuat adalah mengatakan apa yang Tuhan telah lakukan dalam hidup kita, mengatakan apa yang menjadi isi hati Allah. I Kor 13:8, nubuat, bahasa roh, pengetahuan akan berakhir, berhenti dan lenyap. Kasih tak berkesudahan. Semuanya berasal dari Allah.
Contoh: Hal mengajar merupakan anugrah. Bisa menangkap pikiran dan perbuatan Allah yang kadang-kadang berlawanan dengan hal lain, dapat melihat benang merah antara beberapa hal yang seakan-akan bertolak belakang atau kontradiksi, dapat mengkomunikasikan dengan baik merupakan gift dari Tuhan.
Ini bicara tentang jemaat Roma supaya mereka memahami, bahwa Allah ingin hadir melalui kita, melalui kehadiran gereja. Kita dilengkapi dengan anugrah yang berbeda-beda. Kita harus orang yang menerima kasih karunia Allah.
Kita bisa dipilih untuk dicangkokkan, dilibatkan dalam pekerjaan yang punya nilai kekal di surga.
Pertanyaan
1 Roma 12:1, Paulus minta kita mempesembahkan tubuh, dibandingkan dengan Kejadian 22:2, saat Abraham diminta untuk mengorbankan anaknya.
Tanggapan:
Perjanian Lama adalah introdaksi dari Perjanjian Baru, semua konsep Perjanjian Lama dipenuhi dalam Kristus, Allah sendiri memenuhi tuntutanNya. Setelah ada Yesus, selain orang Yahudi, tidak ada lagi persembahan korban bakaran, karena semuanya sudah genap. Tirai sudah tercabik, sehingga manusia dapat berhubungan langsung dengan Allah.
Itu masih dalam konteks Perjanjian Lama, yang dituntut adalah ketaatan Abraham. Akhirnya Tuhan menyediakan domba.
2 Roma 12:5, ada 2 tubuh, ada tubuh maut, ada tubuh Kristus. Apakah mempersembahkan tubuh adalah tubuh pribadi kita atau tubuh yg satu lagi, dalam tubuh yang lebih besar. Harus ada yang mati dalam diri kita sehingga kita dapat menjadi satu tubuh dengan yang lain dalam tubuh yang lebih besar. Persembahannya lebih besar, yaitu tubuh yang lebih besar.
Tanggapan:
Pola kita diberikan oleh Yesus Kristus sendiri, Filipi 2, self-enteem, Allah menyangkali diriNya sendiri. Jadi kita harus berpikir seperti Kristus. Bukan mati secara fisik, mematikan keakuan, self denied. Kita kerja, tetapi bukan untuk menjadi budak harta, namun kita pakai untuk senjata kebenaran. Semua yang kita miliki, adalah titipan dari Tuhan. Mematikan tubuh sama dengan self denied, sehingga keinginan daging, dalam Roma 7 menjadi mati.
3 Mempersembahkan tubuh dilihat lebih luas.
Tanggapan:
Aplikasi prakstisnya. Saat kita sudah dalam Kristus, kita mematikan hukim daging, dengan sendirinya aplikasi praktisnya, kita akan menjadi lebih dari saudara dengan orang lain, karena kita satu tubuh. Lebih daripada persekutuan ayah, ibu, anak, suami istri.. Persekutuan kita adalah dalam tubuh Kristus.
4 Tubuh Kristus, kita anggota, banyak denominasi. Jika tangan kiri berbuat salah, maka tangan kanan harus mengingatkan.
Tanggapan:
Dalam satu tubuh, saling menegur, jika motivasi kebencian, keliru. Menegur itu harus.
5 Saling menegur itu harus.
Tanggapan:
Tidak boleh mendiamkan orang lain berbuat tidak benar.
6 Kehendak Allah: linear vs siklus.
Tanggapan:
Karena Allah adalah Allah yang hidup, Tuhan mau segala sesuatu berjalan linear, tetapi kita cenderung suka siklus, hal yang kita suka kita ingin terulang kembali. Jangan jadikan gereja jadi kenikmatan, sehingga seseorang dijadikan raja. Kebanyakan hamba Tuhan saat ini membuat kerajaan sendiri. Tiang awan terus bergerak linear, jadi kita harus mengikuti semua kehendak Allah yang terus bergerak linear itu.
7 Hikmad.
Tanggapan:
Wisdom/hikmad, dari Tuhan, merupakan hasil learning experience dan bakat. Itu merupakan kemampuan berpikir yang tinggi. Wisdom from God, dapat diterima jika ikut kepemimpinan Roh Kudus. Mengaplikasi dan mengerti 2 hal yang berbeda.
8 a. Janganlah kamu memikirkan hal-hal yang lebih tinggi. Serahkan pada Tuhan, lakukan dengan tekun. Ada kehendak yang leibh tinggi daripada kemampuan. Jika tidak ada orang yang memikirkan hal-hal yang lebih tinggi, siapa yang akan jadi presiden. Ini berlawanan dengan yang tertulis di ayat 3. Apakah kita tidak boleh memikirkan hal-hal yang lebih tinggi?
b. Nubuat. Jika kita percaya Tuhan, apakah kita percaya dengan nubuatan orang lain. Apa beda ramalan dengan nubuatan?
Tanggapan:
a. Ada perbedaan antara cara hidup anak gelap dengan anak terang. Cara hidup anak gelap, berpikir untuk kepentingan diri sendiri, self center. Motivasinya ingin bebas dari ketergantungan pada Allah. Yang penting adalah motivasi. Anak terang, selalu work with God. Tidak menyangkut masalah kepentingan diri sendiri, tetapi dalam membangun tubuh rohani tidak boleh berpikir lebih tinggi. Orang Kristen boleh berambisi, tetapi motivasi tidak boleh self center. Lukas 16, cerdik seperti ular. Banyak anak terang tidak menggunakan otaknya. Jangan berpikir lebih dalam masalah rohani.
b. Nubuat tidak sama dengan ramalan. Kemampuan ramalan juga tidak sama dengan nubuatan. Nubuatan adalah refilling the secreet of God’s mind pada manusia, bukan bersifat ramalan masa depan. Roh Kudus tidak berbisnis dalam masalah kepentingan manusia, tetapi untuk memuliakan Allah.
No comments:
Post a Comment