Kategori

Sunday, July 8, 2012

Roma 12: 3-8

Pendalaman Alkitab
Pembahasan    : Roma 12:3-8
Pembicara        : Ev. A Chang, S.Th
Hari/Tanggal    : Rabu, 26 Februari 2003

Sharing
1    Roma 12:4, kita semua ada dalam satu tubuh Kristus. Tuhan memberi kita masing-masing talenta yang berbeda-beda. Ada talenta untuk mengajar, melayani, bermain musik, hal-hal lain seperti kemampuan berbisnis dsb. Ini sama seperti dalam tubuh kita, Tuhan menciptakan bagian anggota tubuh kita dengan fungsinya masing-masing. Tuhan mau kita menggunakan talenta kita dengan sebaik-baiknya supaya orang dapat melihat kemuliaan Allah. Tuhan memakai kita untuk  kemuliaan Allah. Masing-masing kita harus melakukan yang terbaik sesuai talenta kita, sehingga kita dapat menyatakan kasih kita pada Kristus.
2    Roma 12:3, ayat ini merupakan mata rantai yang menghubungkan ayat 1-2 dan 4-8. Sebagai bagian dari tubuh Kristus, kita harus bertumbuh. Tetapi ayat 3 juga mengingatkan bahwa jika tubuh Kristus bertumbuh, jangan sampai pertumbuhannya tidak seimbang. Jangan ada tubuh Kristus yang maju sendiri/berkembang dan yang lainnya tidak. Tubuh Kristus yang paling kecil adalah keluarga. Dalam pertumbuhan jangan mengutamakan fisik, tetapi pada karakter. Dalam Roma 12:8 ada tiga jenis karakter: hati iklas, rajin dan sukacita. Gereja-gereja sekarang lebih mengutamakan fisik gereja, tatanan ibadah, cara berpakaian, dan sering melupakan tiga karakter itu. 
3    Roma 12 merupakan surat yang ditulis Paulus yang mengingatkan orang Kristen tentang etika pribadi. Roma 12:3, ada kata “menguasai diri”, yang artinya sama dengan mawas diri, tidak congkak dalam penggunaan karunia yang Tuhan berikan, karena orang yang merasa menerima karunia yang “baik” sering lupa diri dan menjadi sombong sehingga akhirnya jatuh.
Ada 3 hal penting dalam Roma 12:1-8:
a.    Peringatan supaya orang tidak sombong, congkak dengan karunia yang Tuhan berikan padanya.
b.    Karunia yang Tuhan berikan, kerjakan dengan baik dan sungguh-sungguh.
c.    Ayat 4-5, kita walau berbeda tetapi dalam satu tubuh, masing-masing punya fungsi sendiri-sendiri untuk saling menopang dan memuliakan Tuhan.
4    Memang kita diberikan karunia yang berbeda-beda satu dengan yang lain. Tetapi justru dengan perbedaan itulah maka kita saling melengkapi. Contoh: jika ada yang kothbah, tidak ada yang main musik, tidak lengkap.
Tidak ada orang yang punya talenta lebih dari orang lain. Jika kita merasa kita lebih baik dari orang lain, itu merupakan kesombongan. Dalam Firman Tuhan yang lain, kesombongan adalah musuh Tuhan dalam segala hal.
Selain menghargai orang lain, kita juga harus terus mengingatkan diri kita sendiri agar kita tidak menjadi sombong.
5    Karunia adalah pemberian Tuhan dan jangan jadikan karunia itu menjadi suatu kesombongan. Kita perlu kenal diri sendiri, harus punya penilaian yang jujur terhadap diri sendiri. Hendaknya kita tidak sombong, tidak rendah diri dan tidak takut melayani karena kita sudah diberi karunia. Kita tidak boleh memandang rendah karunia yang kita terima atau memandang rendah karunia yang diterima orang lain. Semua adalah karunia Tuhan dan diberikan Tuhan.
Karunia yang Tuhan berikan tidak boleh kita gunakan untuk ambisi kita atau dengan motivasi kepentingan diri sendiri. Seringkali orang terjebak dalam ambisi, motivasi untuk maksud-maksud kepentingan pribadi. Tuhan memberikan karunia untuk membangun tubuh Kristus.
6    Dalam Roma 12:1-8, disebutkan tentang persembahan yang benar. Yang Tuhan inginkan adalah persembahan tubuh ini.
Kita harus benar-benar mulai dari dalam diri kita, mengubah dari dalam diri kita sesuai kehendak Tuhan. Semua perubahan harus mulai dari diri sendiri. Jika kita ingin terjadi perubahan dalam lingkungan sekitar kita, perubahan yang baik akan terjadi jika dimulai dari diri kita sendiri.
7    Kita harus memuliakan Tuhan. Kita diproses Tuhan supaya dalam kehidupan kita, kita senantiasa memuliakan Tuhan dan menurut perintah Tuhan. Tuhan ingin hati kita yang bersih. Pelayanan yang baik, jika tidak disertai dengan ketaatan pada perintah Tuhan adalah sesuatu yang sia-sia - tidak ada obedience. Kita harus mengubah pikiran kita, di-transform untuk memuliakan dan menurut perintah Tuhan.
8    Roma 12:3, ada dua hal:
a.    Mengenal diri. Mengenal diri dalam korelasi dengan karunia yang kita terima dari Tuhan. Ada orang yang tidak dapat menerima karunia yang diberikan padanya, tidak puas. Sering kali kita dengan slogan be your self, namun slogan sederhana ini sulit dilakukan, karena kita cenderung ingin seperti orang lain yang kita anggap lebih baik.
b.    Menerima diri kita apa adanya.
9    Dalam berbisnis, saat kita mendapatkan keuntungan, kita merasa senang, bahkan terkadang tidak bisa tidur karena senang, tidak bisa tidur karena membayangkan kehebatan diri sendiri. Sebagai pengusaha, eksekutif dan profesional, kita berpikir diri kita hebat, kemampuan kita besar, kita memikirkan ambisi untuk menjadi lebih besar lagi, percaya bahwa kita mampu melakukannya. Namun di sisi lain sebagai orang Kristen, kita merasa tidak mampu belajar Alkitab dan akhirnya berubah menjadi tidak mau. Roma 12:3b. Saat kita bercermin dan terus menerus memperhatikan diri sendiri, kepala menjadi “lebih besar”, bangga terhadap diri sendiri. Dalam hubungan kita dengan sesama orang seiman, pikirkan hal-hal yang memang patut kita pikirkan. Harus ada keseimbangan antara ambisi dengan kemampuan. Belajar untuk memikirkan apa yang Tuhan telah berikan dan bertanggung jawab atas pemberian Tuhan.
Pembahasan
Sebagai introduksi, berikut akan dijabarkan tools sebagai cara untuk “masuk” ke dalam Firman Tuhan, sehingga jika kita baca Alkitab atau sharing akan menjadi lebih hidup, lebih mengerti Firman Tuhan yang dibaca.
Roma 12:1-8. Ayat 1, ada kata “karena itu”, merupakan kata penghubung, sehingga kita harus melihat “ke belakang”, di ayat sebelumnya yaitu Roma 11:36. Kalimat dalam Roma 11:36 ini yang disambung dengan kata “karena itu” di Roma 12:1.
Setelah itu, kemudian penulis menjabarkan ayat 1-2 yang menjadi kunci dari bacaan hari ini. Kemudian masuk ke penjabaran dari ayat 1-2, yaitu ayat 3-8.
Jika saat baca Alkitab kita sudah memiliki kerangka seperti di atas, akan lebih mudah untuk masuk dalam pengertian Firman Tuhan. Jika kita tidak memiliki kerangka seperti ini, kita cenderung sharing dari ayat-ayat tertentu. Memang bagus, tapi sebaiknya dilihat secara global karena keseluruhan perikop ini berbicara tentang sesuatu yang penting:
1.    Perubahan tubuh yang kudus.
2.    Pembaharuan budi.
Segalanya untuk kemuliaan Allah, sehingga setelah ada perubahan tubuh yang kudus dan pembaharuan budi ini, kita dapat membedakan yang mana yang baik, yang benar dan berkenan kepada Allah, kemudian akan terwujud suatu pelayanan sebagai suatu bentuk tubuh.
Jadi sekali baca, kita sudah punya pemikiran yang melihat scope secara keseluruhan, sehingga mudah bagi kita untuk menelaah hal-hal lain. Perikop ini merupakan suatu rangkaian, yang kemudian di perikop selanjutnya akan dibicarakan tentang kasih, sebagai bagian lain dari perikop ini. Ide akan banyak muncul jika sudah punya kerangka seperti itu.

Untuk memancing ide, gunakan kata: who, when, what, why,how.
1.    Siapa sebenarnya yang perlu pembaharuan? Jawab: kita.
2.    Kapan pembaharuan terjadi? Jawab: pada saat seseorang bertobat.
3.    Apa itu persembahan tubuh sebagai persembahan yang kudus?
Ketiganya merupakan pertanyaan pertama yang akan muncul saat kita membaca Firman Tuhan. Tetapi kemudian akan menjadi suatu pembahasan atau sharing yang sulit, yang menstimulasi pikiran kita, yang mengajak kita untuk berpikir keras, saat kita mulai mempertanyakan:
4.    Mengapa kita tidak dapat bersatu dalam tubuh Kristus? Jawab: beda denominasi, doktrin, kultur.
5.    Bagiamana supaya tubuh Kristus bisa jadi satu? Basic-nya apa? Starting point-nya apa? Perubahannya apa?
Dengan form seperti ini, pembahasan atau sharing akan jadi lebih hidup.

Jadi untuk memancing critical thinking kita, harus ada alatnya, seperti yang telah dijabarkan di atas.

Saat membahas perikop ini, kita harus mulai dari ayat 1-2. Tidak boleh lepas dari ayat 1-2, karena jika terlepas dari ayat 1-2, kita hanya akan think about something yang sebenarnya not depend dari ayat 1-2, karena ayat 1-2 merupakan fondasi dari perikop yang kita baca. Ayat 1-2, semua akan terjadi jika kita mempunyai basic thinking yaitu faith (iman). Jika tidak punya iman, tidak akan dapat membicarakan tentang yang tertulis di perikop ini, tidak akan perubahan. Jadi harus mulai dengan faith = I belive in order to understand, saya percaya supaya bisa mengerti.
Jika tidak ada faith, orang tidak akan mengerti Firman Tuhan.
Jika ada faith, penebusan terjadi pada diri seseorang, terjadi pembaharuan, terjadi pertobatan, baru bisa bicara (bisa mengerti) mengenai ayat 1-2.
Persembahkan tubuh sebagai persembahan yang kudus + pembaharuan budi = change your mind, heart & hand.
Perubahan mind pada pola pikir, perubahan heart pada hati kita dan perubahan hand yang diindikasikan dengan mulai melayani dengan talenta yang dimiliki.

Jika baca kitab suci, mengerti apa yang tertulis (written) itu bagus, tetapi belum cukup. Harus punya semangat untuk tidak hanya tahu apa yang tertulis (written), tetapi harus tahu apa yang tersirat (hidden), ada something beyond dari apa yang tertulis. Ini memang tidak mudah. Tetapi jika tahu yang tersirat, maka akan jauh lebih mudah bagi kita melihat dan mengerti apa yang tersurat.

Ayat 2, “…berubah oleh pembaharuan budi, sehingga dapat membedakan mana yang baik dan berkenan pada Tuhan…”.
Bagaimana membedakannya? Tidak tertulis, harus mengandalkan kemampuan berpikir, untuk melihat konsistensi Alkitab. Ini merupakan sesuatu pemahaman yang lebih dalam (deeper).
Jika tidak ada dasar pemahaman Alkitab yang baik, yang muncul dalam pemikiran kita hanya yang ada di permukaan, karena tidak ada tools, tidak ada modal. Jika kita memiliki tools ini, maka kita sudah masuk ke pemikiran tahap 2.

Contoh: saat kita membaca sebuah buku:
1.    Baca apa yang ditulis, itu hanya pikiran step 1.
2.    Pada saat kita berpikir “mengapa si penulis menulis seperti itu”, ini merupakan pikiran step 2. Artinya kita harus mempelajari backgorund si penulis, gurunya, dia hidup di jaman apa, filosifi dan disiplin ilmu apa yang mempengaruhi hidupnya, pergumulan hidupnya seperti apa, sehingga membentuk orang itu punya pemikiran untuk menulis seperti itu. Ini jauh lebih sulit.
Saat baca Alkitab, eager to know, keinginan untuk mendalami kitab suci seharusnya ada di tahap pemikiran step 2.
Bukan mempertanyakan hal-hal sederhana, tetapi tanya dengan menggunakan kata why.
Ayat-ayat yang kita baca memang bagus isinya, tetapi jika kita lihat realita, ada perubahan seperti apa bagi orang Kristen?
Apakah orang Kristen sudah bertobat, ada faith dan dia sudah converted, changing? Realita: Tidak semua. Mengapa tidak berubah?
Ini yang seharusnya kita pertanyakan, baru kemudian berbicara tentang pelayanan.
Dalam perjalanan hidup, kita akan mulai menganalisa: mengapa tidak ada perubahan? Apakah karena tidak percaya sepenuhnya,  setengah percaya, atau pura-pura percaya? Bagaimana yang benar-benar percaya, mengapa tidak berubah?
Hal seperti ini yang kita hadapi setiap hari dalam realita kehidupan.
Contoh: Sebelum bertobat, suka marah. Setelah bertobat, makin parah. Mengapa tidak ada changing? Sebelum bertobat, pelit. Setelah bertobat, luar biasa pelit. Mengapa? Padahal percaya Yesus, tetapi mengapa tidak berubah?
Padahal di ayat 2 ditulis, “akan bisa membedakan”, tetapi realita, tetap tidak dapat membedakan, tidak ada perubahan dalam hidup.
Mengapa setelah bertobat tidak dapat membedakan?
Renungkan hal-hal seperti ini, untuk evaluasi diri, sehingga selanjutnya ada pertumbuhan rohani yang terjadi dalam diri anda.
Apakah saya masih seperti ini? Mengapa? Dimana letak kesalahan saya? Mengapa saya tidak bisa?

Lihat ini dari Alkitab, dengan pikiran step 2, lihat kitab suci seperti sesuatu yang berkesinambungan, ada benang merah, lihat secara utuh, sehingga kita tidak mudah menyimpang karena melihat isi Alkitab secara keseluruhan dan secara utuh.

Ada 3 jenis perubahan yang bisa terjadi: fisik, exorcism, personality.
1.    Fisik. Contoh di Alkitab, orang sakit, Tuhan pegang, sembuh. Orang buta, Tuhan oleskan campuran tanah dan ludah ke matanya, orang itu bisa melihat. Perubahan fisik itu bersifat mendadak, seketika. Orang mati juga dapat dibangkitkan kembali oleh Tuhan dalam seketika.
2.    Exorcism – pengusiran setan. Yesus mengusir setan, dan dalam waktu seketika, setan itu keluar.
3.    Masalah perubahan dalam personality, adalah sesuatu yang not changing at the moment, tetapi slowly but sure. Ini tidak pernah changing secara mendadak. Jadi tidak semua perubahan harus terjadi seketika, mendadak. Khusus masalah personality, perubahannya terjadi pelan-pelan, karena merupakan pertumbuhan kerohanian.
Dalam masalah personality kita struggle. Struggle tidak tuntas dalam waktu seketika, tidak ada batas waktu, tetapi terjadi seumur hidup secara terus menerus. Tetapi jika tidak ada perubahan dalam proses struggle itu akan sulit.
Changing mind terjadi dari Firman Tuhan yang didalami dengan sungguh-sungguh. Jika tidak didalami dengan sungguh-sungguh, kita akan mengalami perubahan yang biasa-biasa saja, jadi orang Kristen yang biasa-biasa saja, hanya tahu Tuhan baik pada kita.
Tetapi kalau kita mau mendalami dengan sungguh-sungguh, akan terjadi perubahan yang luar biasa.
Jika pikiran kita berubah oleh karena Firman Tuhan, maka hati kita diubah dengan luar biasa. Changing mind and heart memampukan anak-anak Tuhan untuk selanjutnya menjabarkan apa yang ditulis dalam ayat 3-8. Mau tidak mau, perubahan itu membawa kita ke dalam pelayanan kepada Tuhan. Saat pertumbuhan terjadi, berani ambil keputusan, untuk melakukan sesuatu pada Tuhan, beri sebagian besar waktu pada Tuhan. Jika sudah masuk ke dimensi seperti ini, maka orang seperti itu akan punya harapan untuk menjadi berkat yang besar bagi orang lain.
Orang yang cenderung mengatakan “jika ada waktu”, masih berada di level “main-main”, meskipun dia percaya.
Hidup hanya sekali, jadi harus hidup dengan mencari apa yang Tuhan mau sampai maksimal.

Eager to know harus meningkat, tidak ada puas-puasnya dalam mengerti Firman Tuhan. Perspektif baca Alkitab beda. Mencari apa yang tersirat dalam Firman Tuhan. Ini merupakan beginning of changing. Berubah oleh pembaharuan budi.
Setelah ada perubahan, tahu talenta, mau menggunakannya untuk melayani.

Kita cenderung melakukan aktivitas rohani, kelihatannya rohani, tapi sebenarnya we do nothing.
Dipakai dengan diperkenan oleh Tuhan adalah dua hal yang sama sekali berbeda.
Diperkenan oleh Tuhan sekaligus dipakai. Tetapi dipakai belum tentu diperkenan.
Contoh: Seorang dokter pergi ke daerah pedalaman dan harus mengoperasi seorang pasien. Tetapi saat itu sang dokter tidak membawa pisau operasinya. Jadi dia mencari pisau yang agak bagus, disterilkan, kemudian digunakan. Tetapi saat selesai operasi, pisau itu tidak akan dipakai lagi, karena pisau itu bukan miliknya dan pisau itu tidak “diperkenan”.
Ini harus kita gumuli, apakah dalam pelayanan kita, kita hanya dipakai saja, atau juga sekaligus diperkenan? Agar bisa demikian, hiduplah dengan tubuh yang kudus, hati yang suci dan tulus.

Bagaimana cara changing mind and heart? Butuh waktu tahunan, bukan shortcut.
Semua yang tidak baik dalam diri kita, satu per satu harus berubah, memang sulit karena kita sudah biasa hidup seperti itu.
Saat kita sudah kenal Firman Tuhan, firman masuk dalam tubuh kita, bertolak belakang dengan hal-hal yang tidak benar dalam diri kita. Sesuatu yang tidak benar atau sesuatu jahat  yang mau dibuang dari diri kita, tetapi saat mau keluar memang sakit luar biasa, ada pergumulan.
Firman Tuhan seperti cermin, semua kejahatan dan keburukan kita diungkapkan, sehingga kita merasa sakit luar biasa saat semuanya itu diungkapkan. Tuhan berbicara melalui FirmanNya. God is trully speaking to you when you read the Bibble. Baru ada perbuahan jika kita merasakan Tuhan berbicara melalui FirmanNya.

Contoh: Cinta uang, akar segala kejahatan -  ditulis di Timotius. Kita hidup mencari uang dan bahkan cenderung cinta uang. Bagaimana berubah dalam hal ini?

Contoh orang yang sudah mencapai level perubahan diri yang luar biasa terjadi pada Mother Theresa. Beliau sudah sampai  pada level perubahan diri yang luar biasa. Prinsip inkarnasi Yesus benar-benar dia pahami dan menjadi bagian hidup dia. “Kalau Yesus mengalami hal seperti ini, mengapa saya tidak?”. 
Perinsip inkarnasi: God come to man with suffering.

If you want to serve Jesus well, one day He will take you to a place that you don’t want to go.
Dengan demikian kita bisa memahami Firman Tuhan dengan jauh lebih sempurna.

Memang tidak semua orang akan dipakai jadi penginjil.
Apapun profesi yang kita jalani sekarang, yang penting ada perubahan yang terjadi dalam diri kita.

Apa talenta saya? Mengapa saya harus melayani Tuhan? Bagaimana menemukan dan mengaktifkan talenta saya?

Dalam perikop yang kita baca hari ini, God is really speaking to us, Dia menuntun kita ke dalam suatu changing dan action dalam hidup kita.
Aplikasinya bisa dilakukan dalam banyak segi kehidupan: keluarga, bisnis, social life dsb.

Jika kita tidak mulai, tidak struggle, tidak ada harga yang harus dibayar, tidak ada air mata maka kita tidak akan berubah.
Semakin hari akan semakin rumit, tetapi itulah hidup.
Satu yang paling rumit dalam hidup kita adalah knowing Jesus better, menjadi seperti Kristus, memiliki kasih Kristus.

Pertanyaan
1    Bagaimana kita dapat mengubah personalitiy. Sebab ada pribahasa kuno, karakter tidak mungkin berubah.
Personalitiy membawa citra kita sebagai orang Kristen, jika ada perubahan dalam personality.
Jawab:
Buah Roh yang ditulis di Galatia, ditulis singular, bukan buah-buah Roh, tetapi Buah Roh, 1 buah 9 rasa.
Ada penguasaan diri, mengapa saya tidak bisa? Ini memang sesuatu yang sulit. Ini butuh struggle.
Hasil dari pribadi yang sudah diubahkan oleh Tuhan adalah buah Roh, bukan karena kultur. Lemah lembut secara kultur dan lemah lembut karena buah Roh adalah hal yang berbeda.
Pekerjaan Roh, mengubah orang step by step dan itu memang sulit. Meskipun perubahan dalam diri kita belum terjadi, harus berangsur-angsur berubah.
Jika punya sifat suka marah, belajar lambat untuk marah, baru kemudian belajar untuk tidak marah. Tidak at once ataupun at the moment, tidak secara langsung. Menyimpan marah (repress) tidak sama lambat untuk marah (ada aspek changing). Belajar dari hal-hal kecil dulu untuk menahan marah. Learn from small things.
Perubahan karena umur makin tua, merupakan kebenaran umum, karena orang yang semakin tua biasanya semakin bijaksana. Tetapi mengapa kita tidak melakukan sesuatu yang beyond culture, tradition, meskpiun belum tua tetap mau berubah, karena Yesus yang mengubahkan kita, tidak dipengaruhi filosofi orang. Slowly but sure, step by step.
2    SHARING: Jika kita bicara buah Roh, ada sesuatu yang membuat buah Roh itu ada. Yang penting adalah persekutuan kita dengan Roh itu sendiri. Karakter yang jelek dapat diubah oleh Roh. Dengan pengakukan iman kita, jika kita mengatakan kita tidak bisa berubah, maka kita akan sulit berubah. Tetapi jika dengan iman kita berkata bahwa kita bisa berubah, mengaku mau berubah, maka kita pasti akan diubahkan.
I Yoh 3:9, kita tidak dapat berbuat dosa lagi. Menyembah dalam Roh dan melakukan iman kita. Yakin seyakin-yakinnya akan berubah.
Tanggapan:
Bersekutu dalam Roh adalah berbicara tentang spiritualitas, dimana dalam spiritualitas:
a.    Harus peka. Jika tidak peka tidak berubah.
b.    Denial your self – spiritual greeving, dukacita rohani, Katakan pada diri sendiri harus berubah.
c.    Cross of Christ, merupakan palang pintu terakhir bagi kita, berlutut dihadapan Tuhan, karena tidak ada dimensi ilmu yang tidak dapat menolong, beyond all knowledge. Lari ke salib Tuhan karena Dia punya kuasa yang besar. Orang yang minta dengan sungguh-sungguh Tuhan pasti tolong. Lakukan apa yang kita bisa, yang kita tidak bisa ask Jesus.

Penutup - moderator:
Pada saat kita diselamatkan status kita sudah menjadi anak-anak Allah. Kita masuk ke proses pengudusan, merupakan proses belajar yang terus menerus sampai bertemu Tuhan. Paulus mengatakan, jangan menjauhkan diri dari persekutuan. Saling membagi, saling bertanya, saling menopang. Untuk membangun tubuh Kristus, jika kita bersatu, “api” akan menjadi besar. Dalam persekutuan kita belajar banyak, saling menopang, memperhatikan dan menolong.

No comments:

Post a Comment