Kategori

Sunday, July 8, 2012

Roma 14: 13-23

Pendalaman Alkitab
Pembahasan    : Roma 14:13-23
Pembicara        : Pdt. Julius Ishak Abraham, MSc.
Hari/Tanggal    : Rabu, 09 April 2003

Sharing
1    Roma 14:13, diawali kata “karena itu”, sehingga perikop ini tidak terlepas dari perikop sebelumnya.
Ada 2 hal dari perikop sebelumnya yang berkaitan dengan perikop ini:
a.    Roma 14:3, “…sebab Allah telah menerima orang itu”. Kita harus saling menerima dan membangun di antara jemaat, karena Allah telah menerimanya.
b.    Roma 14:12, memberi pertanggungan jawab tentang diri sendiri pada Allah. Tidak perlu mengurus pertanggungan jawab orang lain dengan Allah.
Kita tidak boleh saling menghakimi dengan alasan kedua hal di atas. Dengan dua dasar tersebut, kita masuk ke perikop ini yaitu untuk tidak memberi batu sandungan. Contoh: Ibu saya berasal dari Tapanuli Selatan, sebagian besar keluarganya adalah orang muslim, sehingga sekalipun kakek masuk Kristen, kakek dan ibu tidak memakan daging babi. Sedangkan ayah saya berasal dari Tapanuli Utara, dari latar belakang orang yang makan daging babi. Ayah dan ibu saling menghargai dalam hal makan daging babi ini. Sebagai anak, saya belajar menghargai ibu seperti ayah. Setelah belajar Firman Tuhan, maka saya makan daging babi bukan dengan alasan karena suka, makan jika ada, dan menghargai orang yang tidak makan. Ini contoh bagaimana di sebuah keluarga yang pada jaman sekarang ada seperti itu.
Apalagi pada jaman dahulu, orang Israel tidak makan daging babi, orang Kristen non Israel makan.
Paulus menulis tentang ini agar kita sebagai orang Kristen kita harus saling menghargai, menghormati, menerima dan membangun.
2    Roma 14:14. Saat membaca ayat ini ada sesuatu yang hilang. Jika baca di kitab bahasa Inggris, “sesuatu” yang dimaksud adalah tentang makanan. Paulus menyinggung banyak tentang makanan. Roma 14:17, hal kerajaan Allah bukan tentang makanan, tetapi kebenaran, sejahtera, sukacita berkaitan dengan kerajaan Allah. Orang Israel terikat tentang peraturan mengenai makanan yang ditulis di Imamat 11. Paulus menekankan bahwa bukan makan-minum yang utama, tetapi yang utama adalah kebenaran di depan Tuhan yaitu yang benar, yang menyenangkan Tuhan, damai sejahtera dan mengasihi sesama saudara, peace and love. Sebab Yesus adalah Raja damai, peacemaker. Terhadap diri sendiri ada sukacita yaitu sukacita oleh Roh Kudus.
3    Roma 14:13b, “lebih baik menganut pandangan ini”, artinya yang lain tidak lebih baik daripada hal ini yaitu jangan membuat saudara kita jatuh dan tersandung. Paulus mengambil contoh tentang makanan. I Kor 8, jika makan sesuatu yang membuat saudara lain tersandung, sebaiknya kita tidak makan.
Yang ingin diungkapkan dalam perikop ini, bukan hanya tentang makanan saja, tetapi termasuk kehidupan kita sebagai perluasan dari hal makanan. Prakteknya misalnya seperti ini, “saya bisa cari celah untuk menghindari hukum, tetapi jika perbuatan saya dilihat oleh orang yang imannya lemah dan dia akan jadi jatuh, maka saya tidak akan lakukan”.
Apa yang kita lakukan, harus kita renungkan, apakah kita membuat orang tersandung atau membuat orang imannya lemah dan menjadi jatuh. Jika perbuatan kita membuat saudara lain tersandung, jangan lakukan.
Hal ini jangan hanya diterapkan dalam hal makanan saja tetapi diperluas dalam hal melakukan apa saja.
4    Roma 14:17, bukan hanya makan-minum yang ditekankan, tetapi soal kebenaran. Dalam hidup kita sebagai anak Tuhan, apakah kita sudah berjalan dalam kebenaran, ini merupakan tantangan besar. Jika kita mau dengan jujur merefleksi diri, sering kali kita membuat orang lain jatuh karena perbuatan dan tingkah laku kita. Persekutuan seperti ini penting, karena setiap baca atau dengar Firman Tuhan itu menjadi refleksi diri. Kita selalu bisa mencari celah yang menyatakan kita tidak bersalah, tetapi dalam hati kecil kita, kita tahu motivasi kita bukan seperti itu.
Roma 14:20, jangan merusak pekerjaan Allah oleh karena makanan. Bukan hanya merusak dengan makanan, tetapi dengan segala yang kita perbuat. Kita tahu sesuatu tidak benar, tapi kita cenderung mencari celah untuk membenarkan diri. Bahkan dengan tahu banyak Firman, kita sering menggunakan Firman untu mencari celah dengan tujuan membenarkan diri. Oleh karena itu kita harus hati-hati, dan dalam hal ini kita butuh pertolongan Roh Kudus. Jika melakukan sesuatu tidak ada sukacita dari Roh Kudus, kita harus berhati-hati.
5    Roma 14:19, merupakan himbauan, mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera dan berguna untuk saling membangun. Ayat ini berbeda dengan ayat-ayat lainnya yang mengunakan kata “janganlah”.  Ayat ini ditulis dengan menggunakan kata “marilah”.
6    Kehidupan kekristenan kita bukan hanya dalam hal makanan, tetapi dalam seluruh aspek kehidupan kita. Paulus menceritakan tentang kebebasan Kristen yang perlu disertai dengan tanggung jawab. Dalam Kristus kita telah dimerdekakan, tetapi bukan freedom tanpa tanggung jawab. Tanggung jawab adalah kasih yang ditulis di Roma 14:15. Dalam Roma 14:15-16, ada 2 pihak tentang kebebasan:
a.    Ayat 15, orang yang punya iman kuat, jangan menyakiti saudara lain yang lemah imannya. Jadi orang yang punya iman yang kuat, punya tanggung jawab untuk mengasihi mereka iman yang lemah.
b.    Ayat 16, “apa yang baik” adalah kebebasan dalam Kristus. Kebebasan dalam Kristus, jangan biarkan kita sampai difitnah oleh orang yang imannya lemah.
Iman yang kuat bertanggung jawab mengasihi yang lemah, agar yang imannya lemah tidak menjelek-jelekkan kita. Bagi orang yang imannya kuat agar tidak menyakti hati orang yang imannya lemah, dan bagi orang yang imannya lemah tidak memfitnah orang yang imannya kuat. Freedom and obligation. Obligation adalah mengasihi sesama dan mengasihi Tuhan.
7    Saya merima SMS dari seseorang yang berisi: “Orang fasik mereka-reka yang jahat, tetapi Tuhan merencanakan yang baik. Di surga tidak ada tempat bagi pemabuk. Bertobatlah.” Membaca ini, saya berpikir bahwa artinya saya menjadi batu sandungan bagi orang tersebut atau sebaliknya orang tersebut menjadi batu sandungan bagi saya.
Kita orang-orang beriman, karena kita memiliki Kristus, ketika kita jadi batu sandungan bagi orang lain, orang yang beriman, kita seharusnya berhenti sampai di situ. Jika kita berani berdiri di atas mimbar, pasti banyak kritik yang datang, karena memang sulit menjalankan prinsip-prinsip Alkitab. Menjadi pemimpin di dunia maupun gereja juga sulit. Kita harus siap menghadapi kritikan yang membangun ataupun yang menjatuhkan.Sedikit banyak kita pasti menyandung dan disandung oleh orang lain. Jika kita disandung, kita kesal. Tetapi jika kita yang menyandung, seringkali kita tidak merasakan apa-apa.
Karena siap hidup dalam teknologi, kita harus siap menerima kritikan melalui semua media, salah satunya melalui SMS.
Sebelum mengurus orang lain, urus diri sendiri terlebih dahulu. Artinya perbaiki diri dulu, baru mengurus orang lain.
Surga dengan dunia berbeda. Orang hidup di dunia bergantung pada makan-minum. Jika ingin dihormati dalam hal makan-minum itu salah. Paulus mengatakan, layani Tuhan dulu, baru kita akan mendapat penghormatan orang lain.
Papa saya berkata jika kita kaya, banyak “semut” yang datang, karena uang itu seperti gula. Tetapi jika uang semakin banyak, tidak ada “semut” yang berani mendekat. Papa saya orang yang belum percaya, juga punya prinsip-prinsip hidup untuk tidak boleh menjadi batu sandungan bagi orang lain. Kita ada di posisi sekarang bukan karena keinginan kita, tetapi kita telah ditunjuk, ditempatkan Tuhan demikian, sehingga kita harus melayani dengan posisi kita sekarang.
Pertanyaan: Dalam Kej 6, binatang-binatang yang tidak haram dan yang haram harus dimasukkan ke dalam bahtera Nuh atas perintah Tuhan. Mengapa sebelum hukum Taurat dideklarasikan, Nuh disuruh membawa binatang yang haram juga ke dalam bahtera?
8    Saya membaca artikel yang ditulis oleh John Maxwell tentang dunia impian, di mana manusianya tidak saling menjatuhkan. Dia sudah mencari-cari kondisi seperti itu tetapi tidak menemukannya.
Roma 14:19 merupakan kesimpulan dari perikop ini. Dengan kata mengejar apa yang mendatangkan damai sejahtera. Inilah yang mungkin dimaksudkan Maxwell sebagai dunia impian, di mana kita semua saling membangun. Atau ayat ini merupakan utopia, dimana kita akan menuju ke sana. Ini merupakan permintaan Paulus untuk menciptakan dunia impian. Tidak ada orang lain yang menjatuhkan dengan sengaja atau tidak sengaja (batu sandungan).

Pembahasan
Yang dikemukakan adalah contoh-contoh hidup sederhana, tetapi dibaliknya ada prinsip-prinsip yang sangat mendasar.
Roma 13:8, dengan judul perikop “kasih adalah kegenapan hukum Taurat”.
Paulus menerangkannya pada Roma 13:10, “kasih tidak berbuat jahat….. kasih adalah kegenapan hukum Taurat”.
Paulus adalah orang yang benar-benar tulus beragama, sama seperti kita. Paulus ingin kita menyadari secara mendalam bahwa kehidupan beragama dalam Taurat sama sekali berbeda dengan kehidupan beragama dalam injil.
Hal yang sangat mendasar yang Paulus ingin sampaikan, Roma 13, agar orang Kristen jangan saling menghakimi.

Di bumi ada 4 hukum yang berlaku: 2 hukum kedagingan, 2 hukum roh. Dua hukum kedagingan dapat kita baca di Kej 4:23-24 yaitu hukum Lamekh dan hukum Kain. Hukum Kain, menuntut balas sampai tujuh kali. Hukum Lamekh menuntut balas sampai 77 kali. Saat ini keris Jawa, badik orang Bugis, mandau, mencirikan masih adanya kehendak untuk menuntut balas. Cerita-cerita dari negeri Tiongkok, juga sering menceritakan tentang menuntut balas sampai 7 turunan.
Tuhan melihat dunia begitu busuk dengan kedagingan, karena ada unsur menuntut balas. Tuhan mulai mengadakan perubahan yang dilakukan dengan latihan. Untuk latihan pertama, hukum Taurat diturunkan oleh Allah. Meskipun masih ada menuntut balas, tetapi prinsip satu balas satu diberikan sebagai latihan. Galatia 3:24, Tuhan tahu Taurat bukan hukum sempurna, tetapi kita perlu dilatih pelan-pelan. Taurat adalah hukum yang akan menuntun kita sampai Kristus datang.
Hukum yang pertama yang diturunkan Allah untuk memberantas hukum kedagingan adalah hukum Taurat. Sesudah itu, Kristus datang dan kita tidak lagi menuntut balas tetapi memberi, not to take, but give. Ini merupakan dasar yang paling teguh dari pemikiran yang menyeluruh dalam Alkitab. Ini dimungkinkan jika Kristus membuat kita lahir baru. Orang Kristen seyogyanya hidup seperti itu, seperti yang dikatakan John Maxwell hidup dalam dunia impian. Tetapi utopis bukan dunia impian. Kita akan masuk dalam kerajaan 1000 tahun, saat itu jelas iblis dipenjara, sehingga kita bisa sampai pada dunia impian.

Orang Kristen tidak boleh sama dengan orang beragama. Orang beragama menilai melihat apa yang dilihatnya, cocok atau tidak dengan hukum yang tertulis, yang sebenarnya kebanyakan merupakan hukum yang mematikan.
Paulus berkata, Roh menghidupkan, jadi pakai hukum Roh, sehingga kita tidak bisa saling kritik, karena kritik ditujukan pada jaman agama. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik. Karena jika demikian, kita masih boleh menghakimi dengan cara saling menuding atau saling mengkritik. Alkitab tidak mengenal hukum kritik. Alkitab mengenal: untuk datang, tegur, menasihati.

Orang Kristen, suka menyatakan ada kasih di dalam dirinya, bahwa dirinya sudah berubah sejak jadi Kristen. Tapi sering mengancam agar orang tidak menggangunya, dan jika ada orang yang mengganggu dia, dia akan balas lebih lagi. Balas satu dengan satu adalah hukum Taurat. Balas satu lebih dari satu kali adalah hukum Kain, balas lebih dari tujuh kali adalah hukum Lamekh.

Kita tidak dapat menjadi hakim atas orang lain, kita diselamatkan oleh anugerah. Kadar anugerah, tidak sama untuk setiap orang.
Setelah kita kenal Kristus, kadar anugerah kita meningkat. Ukuran Allah: lihat persentase, bukan lihat nilai. Itu adalah mengukur berdasarkan kadar, bukan berdasarkan modal. Jika kita mengkritik dengan melihat modal kita salah, karena kita tidak tahu kadar orang lain seberapa. Kita diselamatkan karena kasih anugrah, bukan karena melakukan Taurat.
Roma 14:14, jangan pamerkan kebebasan kita.
Prinsip take and give harus benar-benar diperhatikan, memikirkan dasar untuk menghormati orang yang lemah adalah kasih.

“Aku merdeka untuk memperhambakan diriku kepada Kristus”. Merdeka dan memperhamba adalah dua kata yang bertolak belakang. Kita memperhambakan diri karena kita merdeka. Maksud Tuhan dengan memperhamba adalah memberi diri. Paulus adalah orang yang paling berpengalaman tentang hidup beragama. Dia adalah orang besar, anggota San Hedrin, warga negara Roma yang punya kedudukan tinggi, orang Farisi, orang suci dan sebenarnya dia bukan orang jahat.  Ada golongan Kristen atau gereja yang lebih cenderung agamais ke Taurat. Ada gereja yang menekankan hukum-hukum Taurat dan agama. Ada juga yang terlalu moderat. Ekstrim kanan dan kiri seperti ini tidak baik.
Kebebasan kita dalam Kristus yang menjadi perhatian kita, “aku merdeka untuk memperhambakan diriku kepada Kristus”.

Contoh yang diberikan Paulus dalam perikop ini memang hanya tentang makanan, karena adat Yahudi sangat keras tentang hal makanan. Tetapi maksud Paulus sangat luas, yaitu mencakup tindakan hidup, gerakan kita. Paulus hanya ambil contoh tentang makanan – Roma 14:17.

Manusia adalah makhluk yang terdiri dari tubuh, jiwa dan roh. Jiwa adalah pikiran, soul, mind. Roh ada di hati kita, jantung hati kita, sumber perasaan kita. Kita manusia cenderung memilih mana yang lebih berat dari ketiga hal ini, tubuh, jiwa atau roh. Gaya hidup manusia dipengaruhi oleh ketiga hal ini. Jika manusia belum dikuasai Firman Tuhan dan Roh Kudus, manusia cenderung mengukur segala sesuatu dengan memberatkan pada hal kedagingan.
Contoh: Firman Tuhan mengatakan bahwa istri adalah penolong bagi suami. Pikiran Allah tidak sama seperti kita. Seseorang sering menganggap dia sebagai istri yang menjadi penolong suami, membantu suami dalam pekerjaan suami, dalam perkara daging.  Seringkali Firman Tuhan tidak diterjemahkan dengan baik dan sering diterjemahkan pada hal kedagingan.
Allah berbicara mulai dari perkara roh, jiwa baru kemudian tubuh. Tetapi manusia menanggapi Firman Tuhan, diawali dengan daging/tubuh, baru kemudian jiwa, roh bahkan sering ketinggalan. Kesalahan mendasar adalah menerjemahkan Firman Tuhan dari segi lahiriah. Kita harus meneropong segala sesuatu dari sisi rohani. Roh terlebih dahulu.

Yang Paulus maksud adalah satu pembaharuan yang mendasar oleh Firman Tuhan dan Roh Kudus. Bukan soal makan-minum, tetapi pembaharuan yang mendasar oleh Firman Tuhan dan Roh Kudus, sebab ayat 17 mengatakan bukan soal makan minum tetapi hal yang berkaitan dengan Roh Kudus: kebenaran, damai sejahtera, sukacita oleh Roh Kudus.
Dalam Tabernakel, semua peralatan dilapisi dengan emas. Baik dari kayu, besi, emas, perak, maupun tembaga, semua dilapisi dengan emas. Sama seperti itu kita yang “dibuat dengan berbagai bahan”, jika dilapisi emas semua menjadi sama. Roh Kudus menjadi pembaharu dalam hidup kita.

Dalam gereja sering ada ajaran sesat yang tidak disadari. Contoh: Orang baru kenal Tuhan, membeli Alkitab, dengan kesimpulan agama. Dia beli, pulang ke  rumah, baca semua dengan prinsip jika dia menjalani hukum agama dia akan sukses. Alkitab adalah hal yang Ilahi, kudus, tinggi dan  mulia yang menimbulkan keinginan kuat untuk hidup lebih baik.
Hukum agama Saul coba melakukan sasaran Allah tetapi dengan power manusia. Orang Yahudi percaya Taurat, kitab nabi-nabi dan zabur. Orang Kristen percaya, Taurat, Zabur, kitab nabi-nabi, dan injil.  Dalam hukum Saul tidak ada faktor power untuk menjalankan will yang datang dari Allah. Orang selalu mengatakan tergantung manusianya, power manusia untuk mencapai target Allah adalah sesuatu yang tidak mungkin. Power yang ditulis oleh Paulus, merupakan perkara rohani yang datang dari Roh Kudus dan merupakan ajaran yang datang dari Allah.
Taurat: Target Allah, mesin manusia. Injil: target Allah, mesin Allah, sehingga will and power-nya balance.

Roma 7, Paulus ingin menangis, apa yang dia pikir baik, dia tidak lakukan, tetapi yang jahat itu yang dia lakukan. Dalam kehidupan agamanya tidak ada power. Ada perubahan yang mendasar dalam hidup Paulus, sehingga dia sungguh-sungguh hidup berkenan pada Allah dan manusia dengan hidup dalam Roh - Roma 14:18-19.
Jadi yang Paulus bicarakan bukan soal ukuran daging, tetapi soal ukuran rohani.
Roma 14:20, Paulus orang yang paling ahli untuk saling meruntuhkan ketika dia masih bernana Saulus, muruntuhkan bahkan membunuh. Sejak kenal Kristus dia tahu hukum yang membangun.

Pemikiran John Maxwell, merupakan harapan kita juga, saling memberi, tidak saling menuntut. Tuhan mau kita melatih diri untuk berbuat lebih baik lagi. Sempurna dalam kerajaan 1000 tahun. Tuhan tidak mengukur berdasarkan agama.
Secara mendasar Paulus menyampaikan prinsip yang sangat dalam, yang dia alami dalam kehidupan beragama sebelum dia hidup dalam Kristus dan sesudah. Filipi 1:20-22, kesimpulan Paulus, “sebab yang sangat kuridndukan dan kuharapkan adalah… Kristus dengan nyata dimuliakan di dalam tubuhku, baik oleh hidupku, baik oleh matiku… Karena bagiku hidup adalah Kristus, mati adalah keuntungan”. Roma 14:22, “memberi buah”, berbuat untuk orang lain, tidak berpusat pada diri sendiri.

Seandainya injil tidak pernah ada, wajah dunia akan seperti apa? Meskipun kita sama seperti orang-orang lain, tetapi kita mendapat hukum baru yang akan terus diubahkan dan disempurnakan dalam kerajaan 1000 tahun, sehingga siap untuk bersama-sama dengan Allah.

Manusia kecenderungannya adalah untuk berbuat dosa. Setiap saat kita harus sadar bahwa kita adalah makhluk yang lemah.
Paulus mengatakan, setiap dia lemah dia menjadi kuat. Jika orang menanggap dirinya kuat, dia akan menjadi lemah. Jika sungguh-sungguh sadar kalau kita lemah, kita akan bersandar pada Sumber Segala Kekuatan, disitulah dia akan menjadi sungguh-sungguh kuat. Orang yang kuat adalah orang yang menyadari dirinya lemah dan bersandar pada Sumber Segala Kekuatan.
Jangan saling menghakimi, tetapi pikirkan tentang diri sendiri untuk tidak jadi sandungan, dengan kasih. Hukum yang baru, saling mengasihi seperti Aku mengasihi kamu, hanya dapat dilakukan oleh Roh Kudus dalam kehidupan kita. Saling mengasihi saja bisa dilakukan oleh daging.
Dalam kehidupan beragama, kita harus ingat bahwa Paulus orang yang sangat beragama, apakah kita terjebak dalam kehidupan agama, atau sudah diperbaharui oleh Roh Kudus.

Pertanyaan
1    Mengapa Nuh diperintahkan Allah untuk membawa binatang yang haram juga ke bahteranya?
Jawab:
Tujuan Allah pada waktu itu, agar semua makhluk diselamatkan, karena Allah punya planning yang luas tentang binatang-binatang itu. Secara ilmiah, binatang yang haram dan halal, tidak dapat hidup sendiri-sendiri. Tujuannya Allah belum sampai pada kesucian tetapi adanya kehidupan yang berkelanjutan. Tujuan Allah adalah adanya kehidupan yang berkelanjutan. Nuh dipilih, karena dia bergaul dengan Allah – Kej 6.
Binatang itu menjadi haram kalau dimakan, tetapi kalau tidak dimakan binatang itu berguna untuk keseimbangan alam. Haram kalau dimakan manusia.
Kata “haram” dalam bahasa Indonesia, berbeda dengan haram dalam bahasa aslinya, bahasa Arab. Dalam bahasa Arab, haram berarti tidak baik atau kurang baik. Tetapi haram dalam bahasa Indonesia diartikan kafir, berkaitan dengan dosa, sesuatu yang menyebabkan kita masuk neraka.
Kata “haram” sebaiknya diterjemahkan dalam bahasa yang wajar yaitu hal yang kurang baik, bukan berarti haram adalah dosa.
Kalau itu dimakan oleh manusia tidak baik untuk tubuh, bukan berarti berdosa, tetapi berguna untuk keseimbangan alam, yaitu untuk menyatakan keagungan Allah. Seandainya semua yang haram harus ditumpas, maka manusia juga harus ditumpas.
Ada mahasiswa kedokteran tingkat VI yang bertanya seperti ini:
a.    Tuhan maha tahu, sehingga Tuhan pasti tahu apa yang terjadi. Mengapa saat mendirikan taman Eden ada pohon pengetahuan, padahal jika tidak ada, Adam dan Hawa tidak akan jatuh dalam dosa.
Jawab: Tuhan menjadikan manusia bukan sebagai boneka, tetapi punya hak pilih, punya kebebasan, bukan jadi mesin yang mati, tetapi jadi orang yang punya hak, menjadi allah kecil di atas bumi. Manusa yang berbuat salah dengan memakan buah itu.
b.    Mengapa sekarang Tuhan masih menghukum dunia, tapi Nuh masih dipertahankan, tidak ditumpas, karena keturunan Nuh juga masih bisa berbuat dosa.
Jawab: Kita tidak tahu bahwa anak yang kita lahirkan akan bikin susah, tetapi kita tidak akan tumpas karena mengasihi anak kita sendiri, apalagi Tuhan. Tuhan mengasihi makhluk ciptaanNya, baik yang halal maupun yang haram.
2    Roma 14:14. “Najis”, apakah ini artinya kita setelah terima Yesus dan dimerdekakan, jika kita berpikiran najis, kita akan menjadi najis.
Jawab:
Terimalah segala sesuatu berdasarkan keyakinan iman kita. Iman setiap orang berbeda-beda. Prinsip: Jika makan sedikit halal, makan banyak haram. Orang jika terlalu ekstrim mengatakan tidak boleh makan ini dan itu. Semua kita boleh makan, tetapi tidak semua yang kita makan itu berguna. Saat makan sesuatu, kita harus berpikir apakah itu berguna buat kita atau tidak.
Iman Paulus sangat perkasa, Paulus makan apa saja. Tetapi ada orang-orang yang masih berpegang pada ketentuan Taurat.
Allah punya dispensasi, tergantung motivasi dan suara hati kita. Panglima dari Naaman, dia hanya minta satu dispensasi, dia minta ijin untuk bersujud, saat rajanya bersujud menyembah berhala. Sebab jika dia tidak tunduk, dia akan dihukum.
Bagi Paulus, segala sesuatu makanan tidak ada yang najis. Tetapi jika ada orang yang menganggap sesuatu najis, jangan lakukan. Iman orang tidak perlu dihukum, tetapi dibimbing supaya berubah dan imannya meningkat. Membimbing, bukan menghukum.
Mengapa orang Amerika memaksakan demokrasi pada orang-orang Arab? Orang Arab dari kecil sampai tua, hanya tahu hukum Taurat, sehingga bentuk negaranya harus otoriter, karena hukum Taurat seperti itu. Mengapa memaksakan gaya Amerika yang dipengaruhi oleh injil? Harusnya membuat/menginjili orang Arab jika mereka sudah mengerti, baru kemudain membimbing mereka. Mereka tidak tahu injil. Rela mati berjihad, karena mereka punya keyakinan seperti itu. Kita harus mengubah, meningkat, bukan menghukum. Jika sudah mengerti hukum, baru melanggar, kita boleh hukum. Tetapi jika orang tidak tahu hukum, jangan dihukum.
3    Nuh diperintahkan untuk mengumpulkan semua binatang. Tuhan punya planning yang luas untuk menjaga keseimbangan seluruh kehidupan, salah satu untuk menyatakan keagungan Tuhan, virus termasuk binatang. Mengapa virus diciptakan?
Jawab:
Mengapa Tuhan menciptakan binatang haram? Tuhan menciptakan kesimbangan dalam hidup. Dalam tubuh banyak jenis bakteri, ada yang baik, ada yang tidak baik. Virus dipakai Tuhan untuk membuat keseimbangan dalam diri manusia dalam pertobatannya, virus berguna supaya manusia selamat rohaninya.

Sharing dari Moderator:
Delapan  tahun yang lalu, saat saya baru bertobat tiga tahun, saya sedang giat ingin memberikan kesaksian bagaimana Tuhan mengubah hidup saya. Saat itu di Palembang, sambil memberi kesaksian dalam satu persekutuan, ada orang yang menyatakan hal yang tidak baik tentang saya. Dia mengatakan saya berhutang pada dia dan saya tidak bayar, dan dia minta agar orang-orang untuk tidak mempercayai saya. Ternyata orang itu adalah majelis gereja, dan ternyata majelis gereja juga bisa memberi sandungan bagi orang yang sedang memberi kesaksian. Setelah saya selidiki, ternyata saya ada terikat kontrak dengan orang tersebut, dalam kontrak memang disebutkan, jika saya tidak jadi membeli perusahaannya, saya harus membayar sekian persen. Orang dunia beranggapan, jika tidak jadi beli selesai, tidak perlu bayar.
Dia menyatakan saya tetap berhutang sesuai dengan kontrak, karena tertulis hitam di atas putih. Saat itu saya malu sekali, dan saya teringat pada Zakeus yang juga dipermalukan di depan umum. Saat itu Zakeus membuat banyak batu sandungan, karena dia pemungut cukai.
Melalui kejadian itu saya dapat mengasihi dia dan memperbaiki diri.
Ketika kita jatuh, menjadi sandungan atau disandung, dalam Kristus selalu ada waktu untuk memperbaiki kesalahan kita. Apa yang kita alami akan Lebih berarti kalau kita hidup dalam Kristus. Jangan takut dunia mempermalukan kita, Allah mengijinkan karena Allah ingin berperkara dalam hidup kita.

Tambahan dari Pemimpin Pujian:
Ada dua macam sandungan, kita tahu, tetapi kita lakukan, tidak baik. Ada yang kita tidak sadar tetapi kita lakukan.
Seringkali, kita sudah tahu, tetapi kita tetap langgar.

1 comment:

  1. Rasul Paulus berkata dalam Roma 14:17 "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." Jika Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, apakah kita bebas memakan apa saja yang kita sukai? Tidak! Rasul Paulus juga berkata: "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." 1 Korintus 10:31. Apakah Allah dimuliakan jika kita memakan dan menyentuh yang haram? Rasul Paulus lebih lanjut menegaskan: "Muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" 1 Korintus 6:20. Tubuh harus selalu dijaga agar tetap kudus (1 Petrus 1:15).

    Perintah Tuhan tidak berobah dulu sampai sekarang.
    Allah berfirman: "Demi Aku sendiri Aku telah bersumpah, dari mulut-Ku telah keluar kebenaran, suatu firman yang tidak dapat ditarik kembali." Yesaya 45:23. "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." 1 Petrus 1:24-25. Yesus Kristus berkata: "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesuangguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu tititkpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerjaan Sorga." Matius 5:17-19.

    Alkitab dengan tegas meramalkan tentang datangnya penyesat-penyesat. Rasul Petrus berkata: "Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan …" 2 Petrus 1:1. "Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu…" (ayat 2). Rasul Petrus berkata lebih lanjut dalam 2 Petrus 3:15-16 "… seperti juga Paulus,… Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yg sukar dipahami, sehingga orang-orang yg tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain". Penegasan Paulus: "Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yg memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yg telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia" Galatia 1:9.
    Alkitab sudah lebih dahulu menubuatkan bahwa akan ada orang yang memutarbalikkan kebenaran Alkitab. Untuk itu kita perlu selalu waspada. Selidikilah firman Tuhan sebab itulah kebenaran (Yohanes 17:17). Orang yang berpegang teguh kepada Alkitab, tidak akan mungkin tersesat. Marilah kita mohon Roh Kudus Tuhan untuk membukakan pikiran kita agar kita mengerti Firman Tuhan. Dalam hal ini peranan Roh Kudus sungguh sangat kita perlukan (Yohanes 16:8,13). Biarlah berkat Tuhan menjadi bahagian kita sementara kita belajar firmanNya (Wahyu 1:3). Amin.

    ReplyDelete