Kategori

Sunday, July 8, 2012

Roma 13: 8-14

Pendalaman Alkitab
Pembahasan    : Roma 13:8-14
Pembicara        : Ev. Anthony Chang, S.Th
Hari/Tanggal    : Rabu, 19 Maret 2003

Sharing
1    Roma 13:8, ada 2 kata sepertinya tidak “nyambung”: hutang vs kasih.
Firman Tuhan mempunyai makna yang dalam. Jangan hutang apa-apa, tapi berhutang kasih.
Hutang kasih tidak akan dapat dibayar sampai lunas, sehingga harus memberi kasih sepanjang hidup, sepanjang umur.
Kasih tidak dapat lunas ataupun dibayar sampai lunas. Bisa mengasihi orang lain 10% saja seperti mengasihi diri sendiri sudah bagus. Bayar hutang kasih pada sesama. Kasih adalah hutang yang perlu terus menerus dibayar.
Kasih adalah ilmu yang sepanjang hidup tidak habis. Kasih menggenapi semua hukum Taurat.
2    Kasih. I Kor 13:4-7, jika kita mengasihi kita harus melakukan apa yang tertulis dalam I Kor 13 tentang kasih. Roh Kudus yang akan memampukan kita. Kasih itu sabar. Sabar adalah wujud kasih.

Pembahasan
Roma 13:8-14 (kasih adalah kegenapan hukum Taurat).  Dalam Perjanjian Lama, banyak Firman Tuhan yang diberikan dengan berbagai cara. Contoh Firman Tuhan dalam Perjanjian Lama: mata ganti mata, gigi ganti gigi.
Taurat diberikan karena sudah terjadi pelanggaran. Taurat diberikan supaya jangan terjadi pelanggaran lagi.
Taurat adalah peraturan yang mengikat supaya tidak terjadi pelanggaran.

Paulus berbicara tentang kasih pada perikop hari ini – Roma 13:8-14.
Dalam Perjanjian Baru:  “Hukum yang terutama ialah: …... Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu.  Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” – Mrk 12:29-31.
Kita harus belajar untuk mengasihi. Mengasihi memang tidak mudah. Mengasihi orang yang menjadi bagian dari hidup kita itu mudah.
Tetapi mengasihi orang lain yang tidak berhubungan dengan kita sulit. Seseorang yang kelihatannya tidak baik, akan sulit bagi kita untuk mengasihinya.
Kita mengasihi orang lain karena ada pamrih. Ada sesuatu dari orang itu yang kita anggap baik dan bisa diharapkan. Jika seseorang itu kita anggap jahat, sulit bagi kita untuk mengasihinya. Kasih kita bersyarat. Ini merupakan keterbatasan manusia.
Tuhan mengasihi orang apa adanya. Kita tidak dapat menyamai Tuhan, tetapi kita bisa “naik” untuk bisa seperti Tuhan.
Kita sebagai manusia memandang sesuatu selalu subjektif, jika baik bagi kita, menyentuh perasaan kita, baru bisa timbul kasih.
Contoh: Kalau tidak banjir, kita tidak memberi bantuan. Dari hati kita sulit mengalirkan kasih every moment.

Saat berbicara tentang kasih, kita tidak boleh melupakan bagian yang lain dari Allah. Allah bukan hanya kasih, tetapi Allah adalah juga Allah yang menghukum, memberkati, memperhatikan dan melindungi. Jadi dalam melihat kasih harus lihat semuanya itu.

Sering kali kita bertanya, kita dikasihi Allah, tetapi mengapa kita kesulitan? Bagian kita jika dilakukan dengan baik yang kita terima adalah kasih. Tetapi jika bagian kita tidak kita lakukan dengan baik, yang kita terima adalah hukuman.

Pasal 14, berbicara tentang jangan menghakimi, ini juga berkaitan dengan kasih. Di dunia, ada hakim/pengadilan, yang menunjukkan bahwa hukuman/disiplin harus seimbang dengan kasih. Jika kita mengasihi orang dengan cara menerima kejahatannya, itu salah. Hukuman/ganjaran yang harus diterima supaya orang itu menjadi baik merupakan wujud kasih. Jika kita hanya memaafkan saja, kita mengasihi dengan cara yang salah.

Menyatakan kasih dengan memberi uang pada orang miskin. Kasih seperti ini tidak dapat kita nyatakan terus menerus. Kita harus mengajari mereka dengan keterampilan, sehingga mereka lebih survive dalam hidup. Tidak hanya beri ikan,  tetapi memberi tahu cara mendapatkan ikan = memberi kail. Kasih bukan sesuatu yang sifatnya sesaat, tetapi kita harus berpikir lebih jauh.

Dalam kehidupan suami-istri: saling mengasihi pasangan, saling memberi supaya hidupnya enak, berubah dan bahagia. Ini adalah contoh kasih yang rela berkorban.

Kita memang sering membantu orang susah, tetapi kita tidak dapat mempraktekkan kasih lebih jauh lagi. Ada langkah-langkah dalam melakukan kasih. Contoh: Mother Theresa, kasihnya sudah membawa dia hidup bersama dengan orang-orang yang mau dia tolong.
Kasihnya lebih nyata, kerelaan lebih tinggi.

Renungkan: saya mengasihi, dengan cara apa, bagaimana bentuknya dan sudah sampai dimana saya mengasihi orang lain?
Jika kasih kita hanya sampai pada tahap kasihan = not doing something.
Atau kita hanya membantu dengan memberi uang , hanya stop sampai di situ, namun kita tidak peduli keadaan selanjutnya.

Kasih Tuhan yang paling sempurna adalah saat Dia mati di kayu salib.
Apakah kita mampu mengorbankan uang, tenaga dan waktu saja? Padahal Yesus mengorbankan nyawaNya?
Gumulkan: sejauh apa kasih sudah dipraktekkan, pada siapa, dengan apa, atau harus maju lebih dalam, apakah ada pengorbanan diri?

Pertanyaan & Komentar
1    ???
Jawab:
Kalau misalnya kita memberi bantuan dalam moment tertentu, misalnya karena ada kebanjiran, itu memang sudah merupakan wujud kasih. Tetapi apakah kita mampu berpikir/berbuat lebih jauh daripada itu, apa kita pernah berpikir tentang kehidupan orang-orang tersebut dengan lebih mendalam, misalnya supaya tidak banjir lagi, atau what next dalam hidup mereka. Kasih itu menuntut lebih lagi, lebih lagi dan lebih lagi.
2    a.    Kebencian sangat besar kuasanya. Tetapi sebesar-besarnya kebencian, kasih jauh lebih besar. Apakah ketika kita membenci, kemudian timbul kasih, apakah ini merupakan sesuatu yang normal? Karena ada perasaan bersalah. Kasih lebih nyata saat kebencian muncul. Jika kita disakiti, kita mengalah, ada kasih, tetapi belum muncul kebencian.
b.    Roma 13:11, apa maksud dari kata “bangun dari tidur”?
Jawab:
a.    Harus lewat proses. Saat kita mengasihi apakah harus selalu diawali dengan kebencian yang muncul? Tidak harus selalu demikian. Untuk melihat apakah kasih karena ada kebencian, kita harus berpikir dahulu bagaimana dan darimana kasih bisa muncul dalam kebencian?
Kasih tidak akan pernah muncul sebelum kita belajar tentang kenyataan bahwa kita tidak akan membalas dengan cara yang sama. Saat kita berpikir demikian, ada kesempatan kasih muncul.
Bagimana supaya ditengah-tengah kebencian ada kasih, harus ada penyangkalan diri.
Membalas kejahatan dengan kejahatan adalah sifat iblis. Membalas kebaikan dengan kebaikan adalah sifat manusia.
Tetapi membalas kejahatan dengan kebaikan adalah sifat Ilahi.
Dengan ini bisa muncul kasih. Harus hati-hati mengenal diri, sangkal diri, berkorban.
b.    “Bangun dari tidur”, bukan pengertian fisik, tetapi rohani yaitu keselamatan. Keselamatan yang diterima harus menghidupkan kerohanian dan menjadi real.
Kata “bangun dari tidur” juga berkaitan dengan hal masuk ke pengharapan di hari Tuhan. Seharusnya waktu sudah cukup untuk kita berbuat sesuatu yang jauh lebih besar dalam hal kerohanian = bangun dari tidur.
Jika dilihat dari bahasa aslinya, “bangun dari tidur” ditulis dengan arti “keselamatan sudah dekat”, berhubungan dengan kedatangan Yesus yang kedua kali dan kedatangan kerajaan Allah.
3    a.    Mengapa dalam kekristenan ditekankan kasih di aspek sosial ? Kenyataannya ini tidak hanya dimonopoli oleh orang Kristen saja. Apa beda kasih orang Kristen dengan agama lain?
b.    Kasih selalu dikaitkan dengan perasaan / emosional: sabar, tidak membenci, hal ini memang exist dalam diri kita. Apakah jika kita tidak sabar, membenci, berarti tidak ada kasih dalam diri kita? Jika ya berarti kasih diturunkan derajatnya dari apa yang tertulis di Yoh 3:16.
Jawab:
a.    Kebenaran umum kasih: manusia dapat mengasih orang lain. Humanisme. Contoh Green Peace: Mereka berkata, apa artinya Allah, Allah sudah mati, binatang besar memangsa binatang kecil, orang-orang di Afrika menderita, dsb.
Orang-orang Green Peace berusaha menjaga dunia sebaik mungkin. Human dan seluruh alam semesta juga dijaga.
Beda kasih orang Kristen dengan agama-agama lain: Kasih dalam Kristen adalah kasih sebagai wujud iman. Iman tanpa perbuatan adalah sia-sia. Tetapi perbuatan itu tidak membawa kita pada keselamatan, bukan jaminan keselamatan. Kasih agama-agama lain: salah satu jalan keselamatan adalah dengan berbuat baik.
b.    Kasih menyangkut perasaan/emosi dan dalam diri kita. Ini benar.
Kasih itu abstrak. Kasih tidak dapat didefinisikan ada dimana, dibagian tubuh yang mana. Karena kasih sangat abstrak, maka kasih ada di whole body. Kasih memang bisa meliputi perasaan dan lain-lain, sehingga kasih itu meliputi seluruh aspek dalam diri kita. Cara pandang mata, tindakan, ucapan, perasaan, cara berjalan, saat membelai, semuanya dapat menunjukkan kasih.
4    I Kor 13:3, berkorban. Kasih tidak sama dengan perbuatan baik. Kasih jauh lebih besar daripada perbuatan baik. Sebab kasih membawa kita pada keselamatan.
5    Roma 1:14, kontradiksi dengan pasal 13. Di Roma 1:14, Paulus mengatakan dia berhutang pada orang Yunani dan bukan Yunani. Sedangkan di Pasal 13, Paulus berkata jangan berhutang.
Praktek kasih karena beriman, tetapi bisa selamat atau tidak, bukan karena perbuatan tetapi karena iman.
Kita selalu berhutang mempraktekkan kasih, tidak salah. Tetapi hutang kita adalah memberitakan injil.
6    Kata “jangan berhutang”, dalam Alkitab terjemahan NIV disebutkan “jika berhutang, selesaikan”, yang artinya jika berhutang harus dibayar.


No comments:

Post a Comment