Kategori

Sunday, July 8, 2012

Roma 14: 1-12

Pendalaman Alkitab
Pembahasan    : Roma 14:1-12
Pembicara        : Pdt. Kim Jong Kuk, D.Miss
Hari/Tanggal    : Rabu, 26 Maret 2003

Sharing
1    Orang yang menerima Yesus datang dari berbagai latar belakang, jadi di sini terjadi multi culture. Ketika orang dengan budaya yang beda-beda - seperti di Indonesia misalnya - mereka menerima Yesus, akan timbul permasalahan misalnya dalam hal makan dan hal menentukan hari seperti yang ditulis dalam bacaan hari ini. Kita sering kali menjadikan hal-hal seperti itu sebagai sesuatu yang prinsip.
Perikop ini mengingatkan kita, bahwa justru bukan hal seperti itu yang prinsip, tetapi bahwa Yesus yang sudah mati dan bangkit, sehingga menjadi Tuhan bagi orang yang hidup dan mati, sehingga dikatakan di Roma 14:8, “Kita hidup untuk Tuhan dan mati juga untuk Tuhan”, dengan demikian baik hidup mati kita adalah milik Tuhan.
Roma 14:5,12. Sering kali situasi dan kondisi mempengaruhi keyakinan kita, tetapi ayat ini mengatakan bahwa jangan biarkan perbedaan culture maupun situasi dan kondisi mempengaruhi keyakinan kita.
2    Roma 14:12. Suatu hari kita pasti akan mengalami kematian dan bertemu dengan Allah. Pada saat itu kita memberi pertanggungjawaban kita pada Tuhan. Bagaimana pada saat kita menghadap Tuhan dan Tuhan bertanya apa yang telah kita lakukan di dunia? Banyak orang berprinsip, hidup di dunia dengan berbuat baik saja sudah cukup.
Jika kita hidup di dunia dalam waktu yang begitu singkat, sekitar 70-80 tahun, apakah kita hanya sekedar datang untuk lewat dan pergi saja? Semua kita percaya bahwa segala sesuatu ada rencana Tuhan di dalamnya. Kita datang ke dunia ini juga karena rencana Tuhan. Rencana Tuhan untuk kita adalah ada dalam Roma 14:8, bukan hanya sekedar berbuat baik dalam hidup. Kita datang ke dunia dengan rencana Tuhan, hidup di dunia untuk Tuhan. Tuhan memberikan kemampuan, talenta, supaya tidak kita pendam, tidak digunakan untuk diri sendiri, tidak hanya dengan berbuat baik, Tuhan mau kita melipatgandakan talenta yang Tuhan berikan, bukan mengembalikannya pada Tuhan begitu saja, sebagai apapun posisi kita di dunia, pemimpin, kepala keluarga, guru, ataupun profesional. Tuhan mau kita hidup dan mati untuk Tuhan demi kemuliaan Tuhan, sehingga kita bisa mengatakan bahwa kita telah melakukan sesuatu untuk Tuhan, mempertanggungjawabkan hidup kita pada Tuhan. Agar Tuhan dipermuliakan dalam hidup kita, kita harus hidup dan mati untuk Tuhan.
3    Ada 2 hal pokok, yang dipercakapkan: makan, minum dan hari mana yang paling utama.
Ada kecenderungan bagi anak-anak Tuhan memperdebatkan hal-hal yang sifatnya tidak prinsip, bukan berarti makan minum tidak perlu, tetapi itu bukan yang utama. Roma 14:1, orang-orang yang percaya juga masih mempunyai tingkat iman yang berbeda-beda, jangan sampai kita dalam kehidupan kekristenan menilai dari hal-hal yang tidak prinsip. Mungkin ada orang yang mempermasalahkan kita tidak boleh makan ini dan itu, mengapa kebaktian harus Minggu bukan Sabtu dsb, memperdebatkan hal-hal yang tidak perlu.
Masalah utama adalah masalah keselamatan. Yang penting iman kita pada Yesus, dimana keselamatan yang paling utama. Jika ada hal-hal demikian pun – seperti makan, minum dsb - tidak perlu diperdebatkan.
4    Roma 14:8. ternyata di nisan kuburan orang Kristen banyak tertulis ayat ini. Apa guna kita menulis ayat ini di nisan, apakah selama hidup kita tidak melakukan Roma 14:8, sebelum ditulis di nisan, mengapa tidak kita lakukan sendiri, bukan ditulis untuk orang lain.
5    Roma 14:1, “terimalah orang yang lemah imannya…”. Apa yang ditulis dalam ayat ini sering terjadi, tidak di kalangan orang yang tidak seiman, bisa terjadi dalam satu gereja. Ada gereja yang sangat liberal, terbuka dengan pendapat yang masuk dan mengadakan reformasi, banyak juga gereja yang ortodoks dan begitu konservatif. Dalam gereja ada yang berkata tingkat imannya belum sampai di sana.
Tahun 2000, terjadi kles antara gereja di Jakarta Utara, ada gerakan penginjilan untuk millenium baru. ada satu gereja yaitu gereja Advent, dinyatakan oleh banyak gereja bahwa gereja ini tidak dapat dimasukkan dalam kelompok penginjilan.
Yang masih mereka lakukan sama seperti yang ditulis dalam Imamat 11, sehingga kelompok ini mau di-exclude-kan. Kemudian perwakilan dari kelompok penginjilan datang bertemu dengan ketua sinode mereka. Seringkali kita melemahkan orang lain, gereja lain, aliran lain, tetapi setelah kita berdialog kita dapat melihat hal yang lain. Jika kita selama ini menganggap mereka lemah, sebaiknya mereka diberikan kesempatan untuk membangun. Jangan menghakimi saudara, gunakan dalam kehidupan bergereja.
6    Iman yang kuat dan iman yang lemah. Jika kita terpengaruh dengan orang yang suka berjudi, iman kita lemah. Tetapi jika orang yang berjudi terpengaruh karena kita, artinya iman kita kuat. Ada beda pendapat tidak masalah, asal kita masih memakai “baju” Yesus yaitu kebenaran, pelayanan, kasih dan rendah hati. Yesus pun bergaul dengan pencuri. Jadi kita tidak boleh menuntut untuk bergaul dengan orang tertentu. Di gereja manapun pasti ada beda pendapat, tidak masalah selama kita masih memiliki kasih.
7    Kita takut bicara, karena kita diminta untuk jangan menghakimi saudara, meskipun saudara kita berbuat salah.
Menghakimi yang dimaksud adalah menjatuhkan atau menghina. Peneguran, pemberitahuan, nasihat bukan hal menghakimi, dan ini tetap harus kita lakukan. Jadi perikop ini tidak kontradiksi.
Kita sering cari muka, memilih untuk tidak berbicara.
Jika tahu saudara lain berbuat sesuatu yang salah, kita harus tegur, jangan hanya diam, karena Tuhan akan minta pertanggungjawaban kita, bukan pada orang itu.
Kita harus mengerti lebih mendalam. Kita harus saling membangun, bukan menjatuhkan.
Ini sangat tidak kontradiksi, tetapi paralel. Jika kita menganggap itu kontradiksi, serta masalah menegur, memberitahu serta menasihati kita anggap sama dengan menghakimi, kita akan menjadi orang apatis, masa bodo, dan cenderung berkata “Itu urusan dia”. Jika masalah seperti ini tidak dilihat dengan jelas, ini membuat kita jadi batu sandungan. Dalam menegur, memberitahu dan menasihati, kita harus berbicara dengan tulus dan dengan kasih, bukan berbicara dibelakang orang tersebut, ajak berdialog 4 mata, berbicara dengan baik. Jika kita mengasihi seseorang pasti dengan tulus kita akan memberitahukan dengan baik.
Roma 14:4. hamba orang lain jangan dihakimi, karena dia punya tuan sendiri. Tuhan tidak senang jika kita menjelek-jelekkan hamba Tuhan. Hamba Tuhan akan dibenarkan/dihakimi oleh Tuhannya sendiri.
8    Roma 14:10, dalam satu forum, biasa kalau kita beda pendapat. Dalam forum yang saya ikuti sejak tahun lalu, suatu ketika saya punya pendapat lain. Sejak itu saya merasa pendeta yang memimpin kelompok ini, terkesan mau menyingkirkan saya. Dalam selipan naskah-naskah saya, saya menemukan surat yang menjelek-jelekkan beberapa orang, termasuk saya. Hamba Tuhan itu bicara manis dengan saya, tetapi ternyata di belakang menjelek-jelekkan. Saya bertanya, apakah beliau punya ganjalan dengan saya, tetapi di depan saya dia bilang tidak.
Tidak setiap hamba Tuhan itu berkenan di hadapan Tuhan. Banyak gereja punya pasukan doa, tetapi tidak semua pasukan mengerti apa inti doa. Bahkan kadang-kadang ada kata-kata yang tidak patut diucapkan oleh hamba Tuhan.
Mungkin saya mengalami hal ini karena saya pernah menegur seorang hamba Tuhan yang lain dengan berbicara empat mata. Mungkin Tuhan tidak senang karena hamba Tuhan ditegur anak buahnya. Mungkin apa yang saya alami ini adalah buah dari apa yang pernah saya tabur.
Jadi seperti apapun, jangan menghakimi ataupun menghina hamba Tuhan.
Jika kita memberi teguran secara tulus, kita akan lepas dari tanggung jawab tsb.

Pembahasan
Dalam perikop hari ini banyak prinsip-prinsip yang berhubungan dengan iman. Jika kita sungguh-sungguh punya iman, bagaimana aplikasinya dalam hidup sehari-hari, ini yang akan dibahas dalam bacaan hari ini.
Banyak orang punya iman, tapi bentuk iman tidak sehat. Dia merasa benar, padahal kebenaran yang diperdebatkannya adalah hal yang sifatnya subjektif, akibatnya lebih banyak timbul perselisihan di gereja daripada pertemuan lain.
Orang dunia, jika berselisih diselesaikan dengan cara minum-minum (bir), dan setelah itu perselisihan beres.
Dalam gereja, tidak pernah tidak ada konflik. Seringkali jika di depan orang, seseorang akan berbicara dengan manis, tapi dalam hati ada kebencian dan dendam.
Mengapa timbul istilah iman yang lemah dan kuat dalam Roma 14? Manusia tidak dapat menilai siapa yang imannya kuat atau lemah, hanya Tuhan yang tahu. Jika manusia yang menilai, akan sangat berbahaya.
Roma 14:12. Dengan menggunakan seluruh waktu yang kita miliki untuk mengasihi sesama tidak akan cukup waktunya. Jadi jangan habiskan waktu untuk berselisih. Kalau Tuhan sudah menerima kita, siapa yang akan menolak kita. Penerimaan merupakan wujud dari kasih Allah, Yoh 3:16, kita di mata Tuhan punuh dengan kelemahan, tetapi dengan dasar kasih, kita diterima oleh Tuhan.
Kita sebenarnya tidak punya hak untuk menghakimi, menghina dan membanding-bandingkan kita dengan orang lain, karena Tuhan telah menerima kita. Tidak ada alasan untuk tidak menerima satu sama lain, meskipun dengan alasan ada perbedaan.
Kolose 2:16-17. Memang masih banyak orang diikat oleh berbagai ketentuan-ketentuan atau hukum Taurat, bahkan itu digunakan untuk mengukur iman seseorang. Banyak orang yang belum sungguh-sungguh dimerdekakan oleh injil, sehingga terjadi perselisihan karena mengatakan apa yang mereka ketahui itu yang mereka anggap benar.
Yesus tidak menghina/menghakimi sehingga kita juga harus demikian. Karena Yesus menerima kita, maka kita juga harus menerima. Menerima bukan berarti menerima dengan begitu saja atau menerima segala-galanya.
Hal-hal yang sekunder jangan sampai menjadi masalah yang memisahkan satu dengan yang lain.
Roma 14:4, manusia suka menghina dengan menggunakan istilah menghakimi.
Tuhan menerima dan menjaga. Tuhan menjaga anak-anaknya yang masih lemah.
Jika kita sungguh-sungguh mau melayani, bentuk pelayanan kita harus dalam wujud menerima.
Manusia dewasa ini frustasi, karena tidak diterima di mana-mana, karena mungkin dia di mata manusia punya kelemahan, padahal dia sudah diterima Tuhan.
Yang kita harus lakukan adalah menerima kemudian melindungi dan menjaga orang-orang yang lemah ini. Harus saling menerima dan menjaga satu sama lain.  Manusia jaman sekarang haus akan perhatian. Orang yang jatuh dalam dosa biasanya langsung dikucilkan. Yesus tidak mengucilkan, tetapi menerima dengan kasih sayang.
Roma 14:5-9, kita adalah milik Tuhan, semuanya untuk Tuhan, semua tujuan/target untuk Tuhan, karena Roma 14:9.
Kita perlu ingat, apa yang kita miliki, sejak kita mengenal Tuhan bukan milik kita sendiri, tetapi milik Tuhan. Jika kita merasa ini milik kita, timbul persaingan satu dengan yang lain, kita mau mempertahankan kehormatan, harta sehingga timbul permasalahan.
Yang lemah, yang kuat, jelek, baik, adalah milik Tuhan. Orang tua punya kasih yang sama terhadap semua anaknya, bagaimanapun keadaan anaknya itu, demikian juga Tuhan.
Kesehatan, bakat, talenta, harta, semua bukan milik kita ,tetapi milik Tuhan, sehingga jangan sekali-kali kita mencuri kemuliaan Tuhan.
Yesus Kristus adalah satu-satunya hakim tunggal. Karena Dia adalah pemilik sehingga Dia yang dapat menghakimi, apakah seseorang itu berbuat salah atau benar.
Roma 14:1-12, merupakan sikap kita terhadap sesama dan terhadap Tuhan.
Selama kita merasa harta , kekayaan dan kedudukan adalah milik kita, kita akan cenderung menghakimi dan bahkan menolak orang lain. Padahal kita juga milik Tuhan. Jika kita merasa semua yang kita miliki adalah milik Tuhan, hidup kita akan selalu penuh ucapan syukur.

Siapa yang lebih berkuasa, yang lebih memiliki, yang lebih powerful dsb adalah hal yang sekunder, bukan hal yang primer.
Jadi kita tidak punya hak untuk menghakimi sesama dan mengukur iman.
Sebenarnya perbedaan itu adalah hal yang indah, karena dengan perbedaan kita dapat saling melengkapi.
Prinsip hidup: saling merangkul dan menerima.
Semua target selalu pada Tuhan. Apa yang dilakukan dan dipikirkan harus dicek apakah berkaitan dengan kemuliaan Tuhan atau tidak. Apakah yang kita lakukan, meskipun baik, berkatian tidak dengan kemuliaan Tuhan.
Kita tidak perlu memikirkan pandangan orang lain terhadap kita di dunia ini, yang penting adalah apakah yang kita lakukan di dunia ini berkaitan dengan kemuliaan Tuhan atau tidak.
Orang yang baru menerima Tuhan, mungkin saja belum dapat menghilangkan semua kebiasaan lamanya, misalnya masih merokok dan sebagainya. Tetapi kita jangan sampai terlalu menghakimi mereka akan kebiasaan lamanya itu, karena jika demikian, mereka akan merasa dikucilkan. Kita jangan terlalu meng-cut karena mereka akan terluka, kita harus memberitahu mereka penuh dengan kasih. Menegur dan mengingatkan tidak masalah.
Jika yang kita lakukan keji di mata manusia, jika memuliakan Tuhan, berharga di mata Tuhan. Ini lebih baik daripada kita melakukan yang baik di mata Tuhan, tetapi tidak memuliakan Tuhan.
Jadi jangan bergantung pada penilaian manusia.

Marilah kita saling mengasihi dan melayani, itu saja waktunya tidak cukup.
Rela mengalah terhadap hal-hal yang tidak sekunder.
Banyak hal-hal dalam doa yang cenderung memikirkan kita, pikirkan orang-orang yang masih kekurangan jasmani dan rohani, miskin, kekurangan gizi dsb, karena di situ ada nilai dari apa yg kita pikirkan.

Sharing dari Moderator
Roma 14:10b-12.
Ada seorang imigran dari Rusia datang ke Amerika pada saat dia berumur wajib ikut wamil. Saat training, pada akhir hari ada satu parade, dimana komandan militer akan datang dan mengadakan inspeksi. Karena imigran itu tidak mengerti bahasa Inggris. Menjelang parade terakhir, teman-temannya khawatir kalau-kalau komandan akan tiba-tiba bertanya pada imigran itu. Jadi mereka memberitahu jawaban dari pertanyaan yang biasanya ditanyakan padanya, ada 3 pertanyaan:
1.    Sudah berapa  tahun anda di tempat ini. Jawab: 2 tahun (2 years).
2.    Anda ini umur berapa? Jawab: 20 tahun (20 years).
3.    Tempat ini bagaimana? Makan, tidur, tinggal, baik atau tidak? Jawab: keduanya baik (both).
Dia menghafalkan ketiga jawaban itu secara berurutan. Saat passing operate, ternyata sang komandan berhenti di depan imigran dan bertanya. Namun pertanyaan 1 dan 2 ditanyakan terbalik, namun dijawab sesuai urutan yang dihafalkannya. Saat ditanya berumur berapa, dia menjawab “2 years”. Sang komandan tidak senang, tetapi melanjutkan pertanyaan berikutnya yaitu sudah berapa lama di tempat ini, dia menjawab “20 years”. Sang komandan marah dan berkata “kamu pikir saya bodoh atau apa”, dan si imigran menjawab both.

Satu hari kita akan menghadap Tuhan. Kita kadang-kadang lupa, bahwa Tuhan pasti akan bertanya pada kita.
Kita perlu bersyukur sebagai orang Kristen kita tidak akan tanya apa-apa, karena Tuhan mengenali kita sebagai milikNya. Saat kita bertemu Tuhan, saat Tuhan kembali ke dunia, Tuhan menyambut kita seperti mempelai wanita, dengan lemah lembut. Untuk orang yang belum kenal, Tuhan datang dengan murka, kemarahan yang luar biasa.
Saat kita bertemu dengan Dia, kita mempertanggungjawabkan diri kita, bukan orang lain.
Namun dalam hidup ini, kita sering lebih memikirkan dan marah pada orang lain daripada diri kita sendiri.

Sebetulnya ada 2 macam orang: orang yang beriman kuat, orang yang beriman lemah, dalam konteks dua-duanya adalah orang yang percaya. Jangan gunakan ayat ini untuk membandingkan masalah iman dengan agama lain. Ayat ini ditulis bukan dalam konteks beda kepercayaan.
Patokan Tuhan: yang beriman dan yang diterima adalah jika percaya dan terima Kristus.
Orang yang beriman lemah, bukan berarti tidak diselamatkan, hanya iman kurang sempurna. Walaupun dia sudah diselamatkan, dia selalu merasa dia tetap harus melakukan hal-hal yang baik. Jadi masalah orang yang imannya lemah bukan merujuk pada hal  menerima mereka yang berdosa. Mereka merasa bahwa keselamatan mereka belum sempurna sehingga mereka harus melakukan kebaikan untuk menyempurnakan.
Ada orang tidak mau makan makanan yang sudah dipersembahkan pada dewa. Ada juga orang yang dalam kondisi apapun, dia merasa harus tetap ke gereja.
Karena merasa iman mereka belum sempurna, mereka merasa masih harus melakukan ritual, legalistis dan hal-hal lain yang dianggap dapat mempererat hubungannya dengan Tuhan.

Di dalam konteks tentang makan dan hari-hari tertentu, keadaan saat ini tidak separah dulu, tetapi sebenarnya aplikasinya sama saja.
Ini berbicara tentang hidup berjemaat. Bagaimana cara hidup kita, sikap kita?
Kita tidak usah berpikir  terlalu jauh. Contoh sederhana adalah hidup suami-istri. Dalam hidup suami-istri pasti ada yang lebih kuat dan lebih lemah. Seperti apakah sikap kita?
Sikap utama: terimalah. Ini adalah sikap orang Kristen, sikap hidup, etika hidup dengan sesama.
Dalam Alkitab, kita diminta tidak hanya sekedar terimalah, tetapi lebih daripada itu harus melangkah lebih jauh yaitu memberi diri. Sifat penerimaannya aktif, yaitu dengan cara memberi diri dalam kasih. Hidup berjemaat: saling memberi diri.
Memberi diri bukan berarti bukan memberi diri begitu saja. Kita tetap mau orang yang lemah untuk maju.
Saling memperbaiki. Ego seringkali menutup hal ini.
Sambil menerima, kita sambil doakan, mendidik, mendukung, mengharapkan, mendoakan pada Tuhan supaya ada perubahan yang lebih indah lagi. Jadi tidak terima secara buta atau mentah-mentah. Tidak hanya terima, tetapi juga memberi diri dalam kasih.
Jika istri memberi diri pada suami, bukan berarti suami lebih superior, lebih mampu, tetapi memberi diri merupakan sikap orang Kristen. Yesus juga memberi diri untuk di salib di kayu salib, namun dalam hal ini tidak berarti bahwa Yesus tidak superior.
Tahta pengadilan Allah bukan berbicara tentang masalah keselamatan bisa hilang atau tidak.
Pada saat kita datang pada Tuhan, apa yang kita bawa, mas, perak dan permata atau, kayu, jerami dan rumput kering.
Kita harus lebih daripada sekedar memberi diri, harus secara aktif memberi kasih Agape.
Harus jauh daripada sekedar menerima. Mulai dengan menerima. Hal ini adalah hal yang sangat indah.
Roma 14:8, kita sudah diselamatkan dan bebas, tetapi kebebasan kita dalam memilih, harus pilih Kristus.
Dalam sikap kita menghadapi masalah demi masalah, mulai dari jemaat yang paling kecil, keluarga, orang tua, anak.
Apakah ada sikap menerima dalam diri kita? Sudah melangkah lebih jauh dengan saling memberi diri, memberi kasih Kristus?



1 comment:

  1. Rasul Paulus berkata dalam Roma 14:17 "Sebab Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, tetapi soal kebenaran, damai sejahtera dan sukacita oleh Roh Kudus." Jika Kerajaan Allah bukanlah soal makanan dan minuman, apakah kita bebas memakan apa saja yang kita sukai? Tidak! Rasul Paulus juga berkata: "Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah." 1 Korintus 10:31. Apakah Allah dimuliakan jika kita memakan dan menyentuh yang haram? Rasul Paulus lebih lanjut menegaskan: "Muliakanlah Allah dengan tubuhmu!" 1 Korintus 6:20. Tubuh harus selalu dijaga agar tetap kudus (1 Petrus 1:15).

    Perintah Tuhan tidak berobah dulu sampai sekarang.
    Allah berfirman: "Demi Aku sendiri Aku telah bersumpah, dari mulut-Ku telah keluar kebenaran, suatu firman yang tidak dapat ditarik kembali." Yesaya 45:23. "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." 1 Petrus 1:24-25. Yesus Kristus berkata: "Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata kepadamu: Sesuangguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu tititkpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerjaan Sorga." Matius 5:17-19.

    Alkitab dengan tegas meramalkan tentang datangnya penyesat-penyesat. Rasul Petrus berkata: "Sebagaimana nabi-nabi palsu dahulu tampil di tengah-tengah umat Allah, demikian pula di antara kamu akan ada guru-guru palsu. Mereka akan memasukkan pengajaran-pengajaran sesat yang membinasakan …" 2 Petrus 1:1. "Banyak orang akan mengikuti cara hidup mereka yang dikuasai hawa nafsu…" (ayat 2). Rasul Petrus berkata lebih lanjut dalam 2 Petrus 3:15-16 "… seperti juga Paulus,… Dalam surat-suratnya itu ada hal-hal yg sukar dipahami, sehingga orang-orang yg tidak memahaminya dan yang tidak teguh imannya, memutarbalikkannya menjadi kebinasaan mereka sendiri, sama seperti yang juga mereka buat dengan tulisan-tulisan yang lain". Penegasan Paulus: "Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yg memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yg telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia" Galatia 1:9.
    Alkitab sudah lebih dahulu menubuatkan bahwa akan ada orang yang memutarbalikkan kebenaran Alkitab. Untuk itu kita perlu selalu waspada. Selidikilah firman Tuhan sebab itulah kebenaran (Yohanes 17:17). Orang yang berpegang teguh kepada Alkitab, tidak akan mungkin tersesat. Marilah kita mohon Roh Kudus Tuhan untuk membukakan pikiran kita agar kita mengerti Firman Tuhan. Dalam hal ini peranan Roh Kudus sungguh sangat kita perlukan (Yohanes 16:8,13). Biarlah berkat Tuhan menjadi bahagian kita sementara kita belajar firmanNya (Wahyu 1:3). Amin.

    ReplyDelete