Kategori

Sunday, July 8, 2012

Roma 13: 1 - 7

Pendalaman Alkitab
Pembahasan    : Roma 13:1-7
Pembicara        : Pdt. Yakub Susabda
Hari/Tanggal    : Rabu, 12 Maret 2003

Sharing
1    Pasal ini berhubungan dengan pasal 12. Minggu yang lalu kita sudah belajar untuk bersikap pada orang Kristen dan pada orang yang belum percaya. II Kor 8:21, “Karena kami memikirkan yang baik, bukan hanya di hadapan Tuhan, tetapi juga di hadapan manusia.”, artinya kita punya 2 tanggung jawab. Kita orang Kristen selalu bicara karakter dan reputasi, keduanya penting.
Untuk mengubah karakter: buka telinga, rajin menggunakan mata untuk baca Firman Tuhan, karena Firman Tuhan mengajarkan kita untuk berubah. Jika kita sudah baca dan merenungkan tetapi tidak berubah itu sama saja dengan sia-sia, and something must be wrong. Karakter yang baru hidup yang baru: dengar, lihat, pikir, renungkan dan lakukan.
Saat dilakukan, yang menentukan reputasi bukan kita sendiri, Roma 12:16-18, apa yang kita lakukan, orang lain yang akan menilai. Pasal 13, berkaitan dengan bagaimana karakter kita diperbaharui dari hari ke hari. Perbuatan kita dinilai oleh orang lain: orang yang ada di gereja, di tempat kita bekerja, relasi, business partner dsb.
Jika mengerti dua hal ini (bersikap pada sesama orang percaya dan pada orang yang belum percaya), baru bisa patuh pada pemerintah.
Kita perlu beri penilaian untuk diri sendiri. Semakin berkuasa, semakin terkenal, orang makin sering menilai kita.
Masalah karakter dan reputasi, kita perlu belajar dari Paulus dan Petrus. Petrus jatuh bangun dalam kehidupan kerohaniannya, tetapi menikmati kesempurnaan karena begitu patuh pada Kristus. Matinya pun hampir sama seperti Kristus, mati dengan cara tidak layak.
Paulus menulis surat Roma di jaman kekaisaran Nero, yang gila kejam, pemerintahan yang penuh nafsu dan diktator.
Pada jaman kekaisaran Nero, orang-orang dipenjarakan, dijadikan gladiator dan jika kalah dimakan oleh singa.
Saat ini kita hidup di dunia yang lebih baik daripada orang-orang pada jaman itu.
2    Roma 13:3. Dalam risk management, salah satu unsurnya adalah government risk, yaitu risk yang paling tinggi di Amerika. Ketentuan dari pemerintah yang sering berubah, dan harus ikuti terus, sebab jika tidak, kita bisa masuk penjara.
Di Indonesia, kita akan masuk ke situasi seperti itu. Pemerintah akan menggunakan pengaruh untuk mencari uang. Mau hidup taat pada pemerintah? Caranya adalah dengan berbuat baik.
Jika dikaitkan Roma 12 perikop 2, tentang kasih, maka kita harus melakukan segala sesuatu dengan motivasi kasih, karena tidak ada hukum yang bertentangan dengan kasih.
Roma 13:5, saat kita melakukan dengan motivasi kasih – berkaitan dengan suara hati - kita terhindar dari murka Allah.
3    Paulus mengajarkan etika berpolitik di bacaan hari ini. Sebelumnya kita sudah mempelajari tentang etika pribadi. Di pasal 14, akan dipelajari tentang etika untuk tidak menghakimi saudara.
Etika <> etiket. Etika = tata krama, aturan, ada unsur melakukan, ada tindakan. Etiket = pengetahuan.
Mengapa harus taat pada pemerintah?
a.    Roma 13:1, pemerintah berasal dari Allah.
b.    Roma 13:1, pemerintah ditetapkan oleh Allah
c.    Roma 13:4, pemerintah adalah hamba Allah.
Paulus mengharapkan kita tampil beda di dunia sekuler, sehingga kita berbeda dengan orang dunia.
Hutang tetap harus dibayar.
Bagaimana dengan kita sekarang? Apakah kita harus taat pada pemerintahan yang tidak takut akan Tuhan?
Kita harus mendoakan pemerintah kita, bukan dengan cara demonstrasi, sehingga ada damai sejahtera.
Jadi ada kewajiban moral dalam etika politik dan kita harus tampil beda supaya tidak sama dengan dunia.
4    Tidak ada pemerintahan yang bukan dari Allah.
Fact: pemerintah tidak memikirkan keadaan rakyat.
Roma 13:4, pemerintah adalah hamba Allah yang ditetapkan untuk kebaikan kita.
Pemerintah harus mengatur rakyat, memberi kesejahteraan, tetapi pemerintah kita jauh daripada itu sehingga timbul gejolak.
Contoh lain: revolusi Prancis, demonstrasi di Indonesia, revolusi di Cina.
Kenyataan paradoks dengan hal ini, bahwa pemerintah adalah hamba Allah. Bagiamana?
Pemerintah harus ada untuk mengatur semua hal, untuk kebaikan. Misalnya bayar pajak dan cukai.
Bagimana sikap kita terhadap pemerintah yang kurang baik itu?
5    Lihat segala sesuatu dari 2 sisi: dari pihak lain dan dari pihak kita.
Kita cenderung hanya melihat dari pihak lain, dalam kasus ini pemerintah itu sendiri. Kita lupa melihat dari diri sendiri. Jadi kita harus mengubah sikap kita dan dalam segala hal kita harus lihat mulai dari diri sendiri terlebih dahulu. Jika melihat dari sisi orang lain dulu baru melihat dari sisi kita itu akan sulit.
Contoh: melihat hamba Tuhan yang berprilaku tidak sesuai Firman Tuhan, pemerintah yang membuat dan melanggar aturan sendiri dsb.
Jadi kita harus membalikkan cara pandang kita, harus berubah, lihat dari diri sendiri terlebih dahulu.

6    Paulus mengajarkan kita bahwa kita memiliki 2 kewarganegaraan: Warga Negara Surga dan Warga Negara Indonesia.
Ini harus kita syukuri.
7    Seorang pegawai pajak itu sama dengan pendeta. Ini sesuai dengan yang tertulis di Roma 13:6, pegawai pajak adalah pelayan-pelayan Allah.
Kasus: ada kompromi antara pegawai pajak dan wajib pajak. Jika kita kompromi, artinya kita tidak menjadikan mereka pelayan Allah.
Apa latar belakang Paulus menulis ayat 6?
8    Surat Roma ditulis oleh Paulus kepada orang Yahudi yang hidup di jaman kekaisaran Nero. Jadi kita harus memahami penulisan ini dari konteks aslinya terlebih dahulu baru kita bisa bertindak.
Pemerintah = gereja = adalah institusi yang kudus.
Tetapi orang-orang yang ada di dalamnya juga orang-orang yang berdosa.
Jadi baca terlebih dahulu, kemudian kita harus dapat mendifferensiasikannya dari jaman Roma ke saat ini.
9    Lebih baik ada pemerintah daripada tidak ada, meskipun pemerintahnya kejam, tidak adil dsb.
Sebagai Warga Negara Indonesia dan Warga Negara Sorga, peranan kita adalah kita harus memberi kontribusi yang terbaik walau situasi tidak menguntungkan diri kita.
10    Warga Negara Indonesia sifatnya sementara. Warga Negara Surga bersifat kekal. Jadi jalankan seperti yang Tuhan minta, jangan lihat pemerintahnya seperti apa. Mengikuti Firman Tuhan, menghasilkan kebaikan buat kita. Jadi kita harus mulai dari diri sendiri untuk taat pada Firman Tuhan. Upahnya ada di sorga dan jauh lebih besar daripada apa yang kita dapat di dunia.
11    Di Indonesia, sulit untuk taat pada pemerintah. Kita jangan munafik dalam membicarakan hal ini, karena hukumannya lebih berat daripada jika kita hanya tidak taat. Dalam bisnis, jika semua pesaing kita tidak taat, hanya kita saja yang taat, kita akan gagal dan pada akhirnya kita cenderung ikut mereka.
Fact: banyak orang Kristen yang di dunia sekuler tapi tidak taat pada pemerintah.
12    Seseorang mau taat pada pemerintah dengan membayar pajak dengan jelas, tetapi kadang percuma, karena petugas pajak akan terus mencari kesalahannya.
13    Bagaimana kita mengevaluasi ketaatan kita, buat range 1-10 untuk penilaian. Belajar disiplin, orang-orang bule disiplin karena budaya mereka dipengaruhi oleh ajaran kekristenan, ada unsur kasih Kristus.
14    Jika kita bicara tentang bayar pajak, memang banyak perusahaan yang bayar pajak jauh lebih kecil (kurang). Tetapi jika dilihat dari sisi personal, kita bayar lebih, karena banyak perusahaan yang memasukkan komponen pajak ke harga barang/jasa yang dijual.
15    Minimal kita harus melakukan yang terbaik. Tetapi jangan dengan sengaja menyuap. Jika kita terpaksa memberi, beri saja.
16    Ayat ini berat. Bandingkan dengan ayat lain, tentang orang kaya yang datang pada Yesus. Saat Yesus meminta dia untuk menjual hartanya dan mengikuti Dia, orang tersebut pergi. No body perfect. Buat diri sendiri saja, sulit untuk patuh pada pemerintah. Contoh: masalah Npwp, daftar harta, belum tentu kita beri informasi yang sejujur-jujurnya. Ini menunjukkan bahwa manusia itu lemah, tidak sempurna. Jika hukum ini mudah, maka manusia akan merasa dirinya sempurna.
17    Kita boleh taat pada pemerintah, selama pemerintah tidak melarang apa yang kita percaya. Allah lebih tinggi daripada pemerintah. Apakah kita berani seperti Paulus? Berani mengorbankan hidup kita seperti Yesus? Jadi kita harus lebih patuh pada Allah karena Allah lebih tinggi daripada pemerintah.

Pembahasan
Paling tidak dengan sharing kita dapat mengetahui apa yang ada dalam hati dan pikiran kita.

Mengapa Paulus tiba-tiba berbicara tentang hal tersebut pada jemaat di Roma?
Jemaat Roma tidak pernah dikunjungi oleh Paulus, tidak didirikan oleh Paulus. Sebagian besar jemaat di Roma adalah orang non Yahudi dan budak.
Paulus mendengar banyak hal tentang jemaat Roma saat dia berada di Korintus. Dia mendengar tentang sikap jemaat. Mereka merasa ada di bawah kuasa kegelapan, pemerintahan yang kejam dan tidak bermoral.
Roma 12:14, penganiayaan sudah terjadi sehingga Paulus melihat bahwa dengan hal tersebut, sikap jemaat bisa saja keliru.
Paulus melihat bahwa pemerintahan di Roma begitu buruknya, sehingga jemaat tidak mau patuh.

Ini merupakan misteri cara kerja Allah dalam hidup manusia. Menurut Paulus, jemaat perlu tahu.
Sebagian besar kalimat dalam surat Paulus pada jemaat di Roma menggunakan statement / instruksi imperatif, “harus”, “doakan” dsb. Seakan-akan no choice. Mengapa demikian? Apa yang sedang terjadi?
Israel pernah hidup dalam pemerintahan teokrasi.
Saat jaman Samuel, rakyat minta seorang raja, yang bagi Tuhan itu sama saja dengan menolak Tuhan. Namun Tuhan tetap mengabulkan/mengijinkan permintaan mereka.
Sejarah tetap sejarah, tetap berjalan, dan Allah bukan Allah yang mendikte sejarah.
Kemauan manusia sampai pada batas-batas tertentu tetap diberikan meskipun manusia menghina Allah.
Jadi sejak itu ada monarkhi, puncaknya ada pada pemerintahan Daud, sesudah itu mulai turun dan pecah dibawah keturuan Sulaiman. Sebanyak 10 suku dihancurkan sehingga lahir bangsa baru yang tidak ada umat Allah.

Pada jaman Ezra, Nehemia, terbentuk kelompok militan yang ingin membangun kembali sistem monarkhi. Namun sampai pada jaman penguasaan Roma, monarkhi tidak diijinkan Allah. Peristiwa Benteng Masada: orang Yahudi bunuh diri daripada menyerah.
Mereka coba membangun kembali kerajaan Israel, tetapi Tuhan tidak ijinkan.
Akhirnya pada tahun 1948, setelah Perang Dunia II, melalui rekayasa politik terbentuklah Republik Israel.

Misteri bagaimana Allah bekerja di tengah sejarah. Tuhan memberi kebebasan pada manusia, bukan penentu any detail in life.

Yang duduk dalam pemerintahan seharusnya adalah orang-orang yang pantas, punya otoritas untuk mencapai target sekelompok orang, yaitu untuk mensejahterakan kelompok tersebut.
Namun kenyataannya, tidak ada pemerintahan yang baik. Pemerintah dipilih oleh manusia, dari kelompok tertentu, dan ada rekayasa politik di dalamnya sehingga terpilihlah orang-orang yang tidak layak.
Ada kepentingan sendiri, ada kebutuhan keluarga, kelompok disamping harus memimpin.
Namun demikian Tuhan tetap mengijinkan.
Pemerintah yang hanya berfokus pada masa sekarang saja atau masa depan saja, keliru. Tapi untuk berfokus pada masa sekarang dan masa depan sekaligus itu sulit. Sehingga tidak ada jalan keluar.

Orang Kristen harus paham misteri bagaimana Allah bekerja, sehingga kita dapat mengerti apa yang Paulus.
Pemerintah diangkat oleh Tuhan bukan dengan sengaja.
I Raj 19:15, Elia sebelum pensiun diminta Tuhan untuk mengurapi raja orang kafir. Tuhan menyuruh Elia berbuat demikian dengan tujuan untuk menunjukkan pada bangsa Israel bahwa Tuhan mengijinkan bukan berkehendak, Tuhan tidak memaksa.

Jadi ada Teokrasi dalam bentuk yang berbeda, tetapi Tuhan tetap bekerja.

Daniel 5, Tuhan campur tangan, dengan kata-kata Daniel saat menafsirkan tulisan di tembok.
Karena kerusakan sudah parah dalam monarkhi, maka dihentikan oleh Tuhan.
Habakuk 1, Israel harus mengerti realita. Semua orang akan kaget, bangsa Kasdim yang jahat dikirim oleh Tuhan.

Jangan lihat secara fenomenal logical, lihat  rentetan sejarah.

Jika kita mau pikir, tujuan akhir perikop ini adalah untuk menyadarkan umat supaya jika Tuhan mengijinkan pemerintah yang tidak baik, supaya umat tetap memanifestasikan Terang itu. Salah satu cara : doakan.

Kita percaya Allah jauh lebih tinggi daripada pemerintah.

George Bush, paranoid karena peristiwa 11 September, sehingga berencana untuk menyerang Irak.
Ada sebuah tulisan yang berjudul Bush, Faith and His God. Bush berasal dari kalangan Methodist, yang paling liberal di Amerika. Dia mengklaim dirinya seperti yang Jimmy Carter pernah serukan: God in my side.
Selain itu dia juga menggunakan kata-kata yang pernah diucapkan oleh Abraham Lincoln.

Perbuatan Bush sebenarnya adalah suatu kebanggaan yang penuh dosa. Dia  menggunakan nama Tuhan untuk membenarkan perbuatannya, karena ada motivasi untuk menegakkan superrior Amerika, selain itu dia merasa insecure dan paranoid.
Cara Bush, tidak benar karena motivasinya salah.

Bush tidak mengerti bahwa umat Kristen setelah jaman Yosua tidak pernah diminta Tuhan berperang dengan bangsa lain lagi, harus hidup damai, jadi berkat dan sejak itulah janji Tuhan pada Abraham akan digenapi.
Bush tidak mengerti. Jadi meskipun ada pihak yang jahat, kita tidak dipanggil untuk menghabisi orang-orang itu dengan cara perang.

Jika pemeritah berengsek dan melawan Tuhan, kita tidak harus selalu melawan pemerintah. Jadi harus bagaimana?
Kita ibarat anak sulung yang melihat orang tua kita berkelakukan tidak baik, tetapi mereka mengajarkan hal-hal yang baik pada kita. Sebagai anak sulung kita harus waspada.

Jika kita ikut pakai cara pemerintah, memperkaya diri, cari peluang ditengah-tengah kesulitan, pemerintah yang tidak baik.
Meskipun pemerintah berengsek, minimal mereka sudah berhasil secara universal, menentukan hukum-hukum yang tertulis, yang baik kita lakukan.
Tuhan yang sudah menggariskan demikian, pilihan bagi kita, kesempatan bagi kita untuk menjadi terang di tengah kegelapan. Tidak hanya berdoa, tetapi juga patuh pada pemerintah.

Jangan mengadakan suatu acara akbar, kumpul-kumpul dengan memanfaatkan Tuhan. Koreksi diri sendiri terlebih dahulu, baru berseru pada Tuhan, berdoa untuk pemerintah. Jangan manfaatkan doa bagi pemerintah untuk kepentingan sendiri, misalnya motivasi supaya bangun gereja lebih mudah dsb.

Akui dosa sendiri, perbaiki tingkah laku, jadi berkat untuk orang lain, baru berseru pada Tuhan untuk pemerintah.
Bagaimana sikap kita? Jika kita tidak mau rugi, tidak mau ambil risiko, padahal Tuhan pernah berfirman bahwa anak Tuhan pasti tidak akan pernah meminta-minta.

Ilustrasi: Seorang pemuda yang kakinya patah karena kecelakaan. Kakinya digips selama 3 bulan. Setelah 3 bulan, tulangnya sudah tersambung kembali, kemudian mulai belajar jalan. Saat belajar jalan, dia berteriak-teriak kesakitan. Dia tidak berani belajar jalan lagi karena takut sakit. Choice: jika dia tidak mau mencoba belajar jalan, maka seumur hidup dia akan lumpuh, tapi jika dia mau belajar jalan dan rela kesakitan, berani menahan sakit, dia akan bisa berjalan lagi.

Hidup kita seperti itu. Jika kita mau berbuat baik, awalnya pasti sakit. Karena tidak ada jalan yang mudah. Jika kita mau minta Tuhan menolong untuk mengubahkan kita, kita harus berani sakit/rugi.
Tuhan adalah Allah yang hidup. Sejarah sudah berjalan, bangsa Israel harus menanggungnya. Tetapi Terang tetap bercahaya.
Tuhan baik, seperti orang tua kita, Tuhan tidak akan membiarkan kita susah.
Mat 25, Tuhan memberi pada setiap orang sesuai dengan kesanggupannya.
Berubah, sadar, minta tolong pada Tuhan.
Jika tidak mau belajar jalan, tetap lumpuh.

Jadi hormati pemerintah, jangan lihat fenomena, karena Tuhan mengijinkan pemerintah itu ada.


Pertanyaan
1    Bagaimana jika ada paradoks dalam hukum pemerintah?
Contoh: SKB Mentri Dalam Negeri dan Keagamaan: seorang pengikut agama, dilarang untuk memperkenalkan agama yang dianut pada orang lain. Sedangkan di UUD 1945, ada tertulis tentang kebebasan beribadah.
Bagaimana anak-anak Tuhan harus bersikap?
Jawab:
Prinsip, kita harus tetap lebih patuh pada Allah.
Ada beban untuk memberitakan Firman Tuhan yang memberikan pengharapan hidup pada orang lain. Jadi kita harus punya strategi untuk mengatasinya, jangan sampai Firman Tuhan dihina.
Daniel ditempatkan di tengah-tengah orang Kafir, tetapi dia rela, bahkan sampai rela namanya diganti.
Dia tahu bagaimana Allah sedang berkarya. Jadi kita jangan menambah keruh suasana.
Ada 3 jajaran kehidupan orang Kristen:
a.    Spiritual: exclusive, jadi bisa bicara Firman Tuhan, pakai ayat-ayat dengan bebas.
b.    Moral dan etika: jangan gunakan ayat-ayat secara terbuka, tapi ambil prinsip-prinsip yang ada dalam Alkitab.
c.    Phisical: jangan menjadi kelompok yang exclusive, karena mengakibatkan adanya pengkotak-kotakan. Harus ada interaksi, bicarakan hal-hal yang bersifat umum. Dengan mendengar hal-hal umum, prinsip, bisa menempel dalam kehidupan orang tersebut dan dia akan jadi orang Kristen anonim.
2    Patuh pada pemerintah vs Revolusi. Contoh : revolusi di cina, dipimpin oleh Sun Yat Sen yang seorang Kristen.
Jika pemerintah terlalu berengsek, apakah boleh di-revolusi?
Jawab:
Boleh, tetapi bukan dengan cara kekuatan senjata.
I Pet 2. Prinsip: kita hidup seperti domba di tengah-tengah serigala. Di tengah dunia seperti orang asing dan akan terus dimusuhi.
Jadi patuhi hukum yang ada.


No comments:

Post a Comment