Kategori

Sunday, July 8, 2012

Roma 15: 14-33

Pendalaman Alkitab
Pembahasan    : Roma 15:14-33
Pembicara        : Pdt. Kim Jong Kuk, D.Miss
Hari/Tanggal    : Rabu, 23 April 2003

Sharing
1    Kami membina, menolong dan melayani orang-orang lapisan bawah sejak 4 tahun yang lalu. Melalui pelayanan ini kami mengenal tokoh-tokoh agama lain, terutama dari kalangan muslim yang termasuk orang-orang kalangan atas. Mereka tertarik dengan kegiatan kami sebagai orang Kristen yang membagikan kasih. Kemudian mereka menawarkan untuk mengadakan pertemuan dalam bentuk dialog antar agama. Hikmat Tuhan terjadi saat dialog itu, kita mengenalkan Yesus sebagai Tuhan dan juru selamat kepada mereka. Sampai saat ini sudah diselenggarakan dua kali pertemuan. Ternyata mereka punya rasa ingin tahu yang lebih tentang kekristenan. Salah seorang pembicara mengutip ayat di Mat 26:52, “Maka kata Yesus kepadanya: "Masukkan pedang itu kembali ke dalam sarungnya, sebab barangsiapa menggunakan pedang, akan binasa oleh pedang”. Ayat ini diulas dengan menunjukkan bahwa si pembicara mengasihi orang-orang yang mau menangkap dia dengan kasih Kristus.
Dari pertemuan itu saya jadi tahu alasan mengapa mereka sensitif sekali terhadap orang Kristen dan memusuhi orang Kristen. Kita dianggap kafir karena mereka berpikir kita mempunyai tiga Allah, bukan Allah yang Esa, dan ini menjadi sandungan bagi mereka. Tapi saat pertemuan itu, pembicara menjelaskan pada mereka tentang Allah Tritunggal, sehingga rasa sentimen dan sensitif mereka menjadi lunak, bahkan mereka mengusulkan untuk mengadakan pertemuan berikutnya. Tuhan selalu membuka jalan saat kita menghadapi jalan buntu.
Roma 15:20-21. Jika ingin memancing harus di lautan yang luas, bukan di akuarium orang lain. Mencari jiwa tidak dari gereja lain, tapi cari jiwa di kalangan orang yang belum mengenal Kristus.
2    Paulus menjelaskan dasar-dasar tulisannya. “Dari Yerusalem ke Irilikum”, dalam Alkitab bahasa Indonesia arti kata ini seolah-olah merupakan rangkuman dari Roma. Padahal apa yang ingin ditulis adalah tentang perjalanan Paulus dari Yerusalem ke Irilikum, hal ini lebih jelas artinya jika kita baca dalam Alkitab bahasa Inggris.
3    Seperti judul dalam bahasa Inggrisnya, ada prinsip “dari dalam ke luar”, inside out. Jika kita pelajari perikop pertama, terutama Roma 15:14 dan dikaitkan dengan perikop minggu lalu - yang mengatakan bahwa kita harus memiliki satu suara dan satu hati – artinya penginjilan harus dimulai dari dalam dulu, harus di Yerusalem, atau di antara orang-orang yang seiman, baru kemudian mulai dilakukan keluar. Roma 15:26.
Dulu saya sering menulis renungan di bulletin kantor untuk orang Kristen dan saya yakin tulisan saya tidak dibaca oleh orang non Kristen. Sekarang bulletin tersebut dibuat tidak hanya untuk orang Kristen saja tetapi untuk umum. Selain saya, ada juga orang dari agama lain yang menulis untuk bulletin itu. Saya sering dapat respon positif dari orang non Kristen yang artinya ternyata tulisan saya mulai dibaca oleh orang non Kristen, tidak hanya orang Kristen saja.
Pelayanan pemberitaan injil. Roma 15:18, ketaatan oleh perkataan dan perbuatan, dimulai dengan pelayanan keluar melalui penginjilan dan perbuatan. Selain itu ada kata “oleh kuasa dan tanda-tanda mujizat”, yang artinya gereja atau kita dituntut untuk membuat tanda-tanda dan mujizat. Mungkin karena alasan inilah maka ada gereja-gereja yang “menjual” perjamuan kudus yang menyembuhkan. Sekalipun kita melihat itu seakan-akan menyimpang, tetapi gereja memang dituntut untuk melakukan hal itu. Baru kemudian penginjilan dilanjutkan seperti yang tertulis di ayat 20, sampai keluar ke tempat-tempat di mana orang-orang belum mengenal Kristus. Ini tidak hanya bicara tentang proses, tetapi juga bicara tentang ke mana penginjilan harus dilakukan.
Ketika yang dari dalam keluar menyangkut hal-hal rohani, maka rasul Paulus juga menegaskan ada respon dalam hal duniawi -  Roma 15:27 – ketika Tuhan menuntut kita untuk melakukan pelayanan dari dalam ke luar, Tuhan akan mengatur sesuatu dari luar ke dalam, yang ada kaitannya dengan hal-hal duniawi untuk kita. Ada respons dari luar ke dalam melalui penginjilan dari dalam ke luar.
4    Paulus menulis surat ini pada jemaat Roma yang sudah bertumbuh dan merupakan kalangan yang intelek. Saat baca Roma, mungkin kita agak ketinggalan, terseok-seok, karena tingkat kerohanian kita belum sampai pada pemahaman Paulus, karena surat Roma ditulis kepada orang-orang Roma yang intelek. Sepanjang jalan dari Yerusalem ke Irilikum, Paulus memberitahu jemaat Roma, bahwa dia melakukan kesibukan-kesibukan lain, dia menceritakan tentang apa yang dia kerjakan saat mereka tidak saling bertemu.
Ada persembahan yang diberikan oleh orang-orang non Yahudi kepada orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi perlu diberkati, ditulis di Roma 15: 27. Paulus saat itu menjadi kurir yang membawa persembahan orang-orang non Yahudi dari Irilikum ke Yerusalem.
5    Roma 15:14-21, fokus pada penginjilan. Penginjilan Paulus didasari kasih, seperti membawa persembahan ke Yerusalem. Pada saat itu jika kita flash back, bait suci masih dikuasai pemimpin-pemimpin dari kalangan orang-orang Saduki. Banyak pelayan dan imam-imam yang kehilangan kesempatan untuk melayani. Sewaktu Paulus menuju ke Yerusalem untuk membawa persembahan, Paulus teringat bahwa injil tidak hanya dapat disampaikan melalui kata-kata, tetapi harus dengan perbuatan, supaya injil bisa diberitakan oleh hamba-hamba yang kekurangan. Ini segi kedalaman dari iman Paulus. Dia selalu menjadi penerobos dalam pemberitaan injil. Kita atau gereja-gereja sekarang harus malu saat melihat bagian kitab ini, karena gereja sekarang banyak mengambil domba-damba gereja lain. Paulus dengan jelas mengatakan dia mengabarkan pada mereka yang belum pernah mendengar. Roma 15:20, jangan membangun di atas dasar yang telah diletakkan orang lain.
6    Roma 15:18. Anak-anak muda biasanya lebih pintar ngomong daripada berbuat (end result). Di sini kita diajarkan bahwa sebagai orang non Yahudi, kita taat bukan hanya karena perkataan kita, tetapi oleh karena perbuatan kita. End do and  end result must the same. Saat melihat, berpikir, berbicara, merencanakan, sering kali tidak sejalan, berbeda-beda, sehingga kesimpulan yang diambil salah dan membuat orang lain bingung. Hari ini kita diajarkan supaya perkataan dan perbuatan kita menunjukkan ketaatan pada Kristus.
7    Roma 15:14-15. Setelah begitu baik ditulis di ayat 14, muncul kata “namun” ayat 15. Jadi sebenarnya Paulus ingin mengatakan bahwa dia tidak berani menulis surat untuk memojokkan mereka, tetapi dalam diri Paulus penuh kasih karunia Allah, sehingga dia menjadi agak berani untuk mengingatkan mereka. Artinya jika ada orang yang mengingatkan kita, berarti dia punya kasih karunia dari Allah sehingga dia menjadi agak berani mengingatkan kita. Mengingatkan orang adalah hal yang berisiko tinggi, dimarahi atau dibenci. Mengingatkan dengan kasih karunia Allah berbeda dengan menghakimi. Kata “jangan menghakimi” sering menjadi sandungan. Karena tidak berani ambil risiko untuk mengingatkan orang lain sehingga kita memilih untuk diam saja. Padahal menghakimi tidak sama mengingatkan. Orang yang berani mengingatkan orang lain, ada kasih karunia Allah dalam dirinya, ada kasih terhadap orang lain, sehingga menjadi agak berani.
Roma 15:20, sekarang banyak gereja cari pasaran di tempat ramai, contohnya di daerah Kelapa Gading. Akhirnya gereja menjadi seperti bank, buka cabang di tempat-tempat ramai. Jadi di daerah yang kurang ramai, pemberitaan injil dilupakan. Buka gereja di tempat ramai disebut visi dari Tuhan, bangun gereja di Irian Jaya, dianggap belum mendapat  visi dari Tuhan.
8    Walaupun terjadi perebutan jemaat, Kelapa Gading memang butuh banyak gereja. Jangan gunakan keterbatasan kita untuk mengambil konklusi yang mengakibatkan kemampuan Yesus dan Roh Kudus disetarakan dengan keterbatasan kita. Jangan saling menghakimi, yang kuat harus mendukung yang lemah. Gembala adalah pemimpin. Ketika pemimpin berbicara, pengikut seperti di-strum oleh pemimpin sehingga mereka bisa mengikuti pemimpinnya. Meskipun di daerah Kelapa Gading gereja terus bertambah, di Irian Jaya juga gereja pasti terus bertambah.
9    Roma 15:30-33, Paulus memberikan nasihat pada jemaat di Roma. Firman Tuhan memberi nasihat pada kita semua: “bergumul bersama-sama dengan aku dalam doa”. Pelayan Tuhan tidak hanya didukung secara finansial tetapi juga harus didukung dalam doa. Ada 2 hal yaitu supaya Paulus terpelihara dalam orang-orang yang tidak taat, ayat 31 dan juga kepada orang-orang kudus yang di Yerusalem, ayat 32.
Kita harus bergumul dan berdoa untuk mendukung suatu pelayanan karena pelayanan ada dua yaitu kepada orang-orang yang tidak taat dan kepada orang-orang kudus, supaya pelayanan memberikan kesegaran pada yang orang dilayani, karena Allah adalah sumber damai sejahtera. Jadi tidak hanya memberi materi, tetapi juga perlu memberi dukungan doa.
10    Roma 15:20, memberitakan di mana Kristus tidak dikenal orang, supaya jangan membangun di atas dasar yang dibangun orang lain. Market bisnis di Indonesia banyak. Demikian juga market untuk penginjilan. Saat ini orang tidak memancing di lautan luas, tetapi memancing di akuarium orang lain. Orang Indonesia, mayoritas belum kenal Kristus, frustasi, tergoncang karena peristiwa di Bali. Kita harus masuk dengan kasih Kristus yaitu mengasihi musuh, memberikan pipi kiri jika pipi kanan ditampar. Perkembangannya akan luas karena lahan untuk memberitakan injil masih luas di Indonesia.
11    Jaringan Doa Nasional, membuat pemetaan dari gereja-gereja di Kelapa Gading yang jika disambung menjadi gambar merpati.
Roma 15:18, memimpin bangsa-bangsa lain oleh perkataan dan perbuatan. Perbuatan apa yang diajarkan oleh Yesus?
Mat 25:31-46. Yesus membedakan antara kambing dan domba. Ini adalah perbuatan yang memisahkan kambing dan domba. Domba akan datang pada Tuhan dalam doa dan bangkit.
12    Paulus merasa segala tanda mujizat berasal dari Kristus, bukan dari dia, dia hanya sebagai alat Tuhan.
Fokus pelayanan umat Kristen, memberitakan injil sebaiknya tidak diatas lahan orang, tetapi juga tidak menghakimi orang-orang yang kelihatannya memberitakan injil di atas lahan orang lain, asal jangan saling gontok-gontokan. Karena yang paling sering gontok-gotokan adalah orang-orang Kristen, antar gereja.
Kita disuruh Tuhan untuk pergi menginjili. Market di Indonesia luas. Jika kita menginjili orang supaya mereka mau ke gereja, itu pasti susah. Perlihatkan kepada orang lain hal-hal dimana Tuhan bekerja dalam diri kita. Biarlah gereja bertambah banyak.  Kita adalah bangsa yang tidak layak terima keselamatan, tetapi kita menerimanya sebagai anugrah.
13    Kita sering misundrestood dalam pembacaan pasal 15. Dalam Roma pasal 1–16, Paulus sedang menginjili orang-orang yang sudah kenal Kristus. Ada gunung yang lebih tinggi dari  satu gunung gunung tinggi. Jemaat Roma adalah orang-orang yang sudah percaya dan sangat menguasai firman Tuhan, tetapi masih perlu ditambahkan oleh Paulus. Waktu dari Yerusalem ke Irilikum, Paulus berbicara kepada orang-orang yang belum kenal Tuhan dan dia juga memberitakan hal ini kepada orang-orang yang ada di Roma.
Kita harus terus belajar, karena pengetahuan kita tentang Kristus terbatas, setiap hari perlu ditambah dan harus dibantu oleh orang-orang yang punya kemampuan dan diurapi Tuhan dan lebih mengerti daripada kita, sehingga kita bisa lebih mengerti.
14    Orang buka gereja di Kelapa Gading tidak salah. Hanya dalam membangun gereja tidak perlu selalu cari tempat ramai. Masih banyak tempat butuh gereja. Kadang-kadang ada gereja yang buka di suatu tempat karena tidak mau rugi, karena lihat potensi daerah yang begitu ramai. Tetapi jangan oleh karena satu tempat ramai, kita menjadi merasa rugi jika tidak buka gereja.
15    Roma 15:23, “…tidak lagi mempunyai tempat kerja…”, hal ini agak menggelitik. Mengapa tidak punya tempat kerja lagi? Apakah karena sudah banyak sehingga harus keluar dari comfort zone?
Karena Kelapa Gading sudah luas, sudah ada orang lain yang mengerjakan, jadi kita harus keluar dari comfort zone.
16    Daerah Lippo Karawaci memiliki lebih banyak ada gereja. Di Hong Kong, terdapat jumlah gereja yang paling banyak di dunia.

Pembahasan
Kadang-kadang kita perlu peka pada  Firman Tuhan.
Roma 15:14-33, merupakan bagian yang sangat penting karena Roma 15:14-21 merupakan satu kesaksian.
Kitab Roma merupakan kitab doktrin. Setelah ada penjelasan doktrin, kemudian dijelaskan bagaimana cara mempraktekkan iman yang kita miliki. Roma 1 sampai Roma 15:13 merupakan ajaran resmi. Roma 15:14-21 merupakan kesaksian atau sharing. Isi hati Paulus dapat dilihat dengan jelas. Paulus menyampaikannya dengan kata-kata yang lebih friendly, dia membuka isi hatinya dan pada bagian terakhir dia mengungkapkan pergumulannya.
Paulus bukan orang sederhana. Dia menguasai berbagai bahasa, pengetahuan, bahkan setelah kenal Yesus, dia dianggap sebagai seorang profesor, doktor dalam teologia, pengkothbah, penginjil dan missionaris yang luar biasa. Tetapi dengan rendah hati dia bersaksi pada orang-orang Roma, orang-orang yang memiliki tingkat intelektualitas tinggi.

Inti pembahasan hari ini: pelayanan yang melahirkan pelayanan*.

Setiap Hamba Tuhan dan anak Tuhan mendapat visi dan karunia yang berbeda.
Pelayanan saya diawali dengan mendirikan gereja lokal dan kemudian sekolah teologia. Saat itu saya punya visi bagaimana penginjilan dapat menjangkau seluruh wilayah Indonesia. Akhir-akhir ini visi saya berubah, karena ternyata Jakarta punya potensi yang luar biasa untuk kemuliaan nama Tuhan, tetapi tidak digarap. Hamba-hamba Tuhan tidak bisa bekerja tanpa dukungan kaum awam. Orang-orang awam punya potensi, tetapi tidak bisa dimobilisasikan dengan hamba Tuhan, karena mereka seringkali kurang menghormati gembala/pendeta dan sebaliknya. Fokus: membina kaum awam yang punya potensi, agar mata rohani mereka terbuka dan berbuah.
Paulus berkata dalam ayat 23, “karena aku tidak lagi mempunyai tempat kerja di daerah ini”, karena tanggung jawabnya selesai sehingga berkata pekerjaannya sudah habis.

Saya pindah dari Jogja ke Jakarta, tinggal di Kelapa Gading, saya memulai satu jemaat kecil. Filsafat saya: gereja harus seperti rumah tangga dan rumah tangga harus bisa seperti gereja, bukan mega church. Saya membuka gereja sambil membina kaum awam. Pelayanan yang luar biasa tidak ditunjukkan dengan jumlah jemaat, tetapi semangat dan kualitasnya luar biasa. Ini memperlihatkan bagaimana seorang gembala bisa mulai dari nol sehingga terbentuk jemaat, supaya pelayanan menghasilkan pelayanan baru.

Orang Yahudi sangat sombong sekali pada orang non Yahudi, tetapi dalam bacaan hari ini kita tahu bahwa orang non Yahudi menjadi berkat untuk orang-orang di Yerusalem.
Paulus punya filsafat penginjilan: world mission, penginjilan ke seluruh dunia.

Di mana Tuhan menaruhkan hati, hati kita juga harus di situ.
Paulus tahu jika dia pergi ke Yerusalem, dia akan mengalami halangan berat. Tetapi dia tetap membawa persembahan hasil pelayanannya kembali ke Yerusalem. Pengalaman-pengalaman pahit dialami Paulus, tetapi dia tetap membawa persembahan itu dan minta tolong pada Tuhan supaya dia tetap terpelihara, bukan untuk dirinya sendiri, tetapi karena masih banyak tugas yang harus dia lakukan. Bahkan Paulus punya visi untuk pergi ke Spanyol, bukan karena dia ingin jalan-jalan tetapi karena dia punya visi dan beban. Spanyol adalah kota yang sangat strategis saat itu.

Pandangan kita tidak boleh tertutup atau merasa cukup dengan pelayanan yang sekarang. Tuhan selalu menggerakkan hati kita dan memberikan visi pada kita. Orang yang ikut pimpinan Tuhan sering merasa lonely, kesepian. Meskipun kesepian, tetapi kita mendapatkan suatu kenikmatan dalam pelayanan kita pada Tuhan.

Pelayanan Paulus pada orang-orang non Yahudi. Dia orang Yahudi tetapi dia terpanggil untuk melayani orang-orang non Yahudi, orang-orang yang dianggap kafir saat itu. Risikonya memang besar. Kesepian adalah risiko, karena kesepian karena pelayanan. Jadi ada beban dan risiko.
Paulus orang Yahudi, tetapi dia sering disalahpahami. Dia merasa terpanggil untuk melayani orang-orang non Yahudi. Dia dicaci maki oleh orang sebangsanya tetapi dia tenang-tenang saja.

I a* Pelayanan itu diterima karena kasih karunia Allah, bukan insiatif dari Paulus sendiri.
I Kor 15:10. Kasih karunia yang terbesar adalah kesadaran bahwa kasih karunia dari Allah ada dalam diri kita. Karena mendapat kasih karunia Allah, Paulus tidak dapat memiliki atau menikmatinya sendiri. I Kor 15:10, bukan kesombongan, tetapi dia tidak mau mengecilkan kasih karunia Allah. Karena kasih karunia Allah yang kita terima begitu besar, jangan hanya disyukuri, tetapi tunjukkan melalui perbuatan dan pengorbanan.
Paulus profesional, punya semangat dan intelektual, tetapi dia menyatakan bahwa semuanya itu berasal dari Allah. Kata-kata Paulus,  “aku telah bekerja lebih keras dari...”, bukan merupakan kesombongan tetapi kesaksian. Kasih karunia Allah menyertai dia sehingga dia berani berkata demikian.
Paulus punya visi “dunia bagi Kristus”, visi yang lebih luas, pandangannya tidak tertutup, tidak nasionalis.
Apakah kita pernah terpikir untuk melayani ke negara-negara yang belum tersentuh oleh injil?
Filsafat Paulus: dimana pun dia melayani, dia berhasil dan kemudian dia pergi untuk melayani di tempat lain.
Pelayanan harus membuahkan pelayanan yang baru. Itu adalah beban Paulus. Pelayanan PA seperti ini baik jika di buka di banyak tempat, terutama di tempat di mana tidak ada injil. Ini sejalan dengan beban Paulus. Karunia yang Tuhan percayakan pada anda, gunakan semaksimal mungkin, sehingga kita bisa berkata seperti Paulus dalam I Kor 15:10, “aku telah bekerja lebih”.

I b* Penginjilan Paulus selalu terpusat pada kematian dan kebangkitan Kristus. Orang sibuk dalam pelayanan, sibuk dengan hal-hal fisik, tetapi tidak punya hal yang primer yang membuat dia memiliki damai sejahtera, yang dapat dia transfer ke orang lain, bahwa Yesus mati bagi dosanya dan bangkit bagi dia.
Di Tesalonika, Paulus hanya mengajar beberapa minggu, tetapi memiliki dampak besar.
Orang-orang yang belum percaya, harus mendapat anugrah bahwa Yesus sudah mati bagi dosa mereka dan sudah bangkit untuk memberikan hidup kekal. Tanpa disertai dengan anugrah Tuhan, mereka akan sulit memahami rahasia kebenaran dengan logika dan akan timbul kesan tidak masuk akal. Paulus mengenal Tuhan tidak dengan logika dan kepintarannya, tetapi dia ditangkap oleh Yesus sendiri. Kasih karunia Tuhan nampak dalam hidup Paulus. Kasih karunia Tuhan juga harus nampak dalam hidup kita.

I c* Kesombongan tidak sama dengan kebanggaan. Kebanggaan sering dibaca oleh orang lain dengan kesombongan. Kita harus punya kebanggaan sebagai anak Tuhan, tetapi kita tidak boleh sombong, jika kita tidak peka, kebanggaan kita sering dibaca oleh orang lain sebagai kesombongan.
Jika bertemu dengan orang lain, kita harus mengabarkan injil dan jangan sampai membuat mereka menjadi lemah.
Senjata Paulus adalah dari kuasa Roh Kudus, bukan kepintaran dan pengetahuan yang dia miliki.
Dalam mengerti Firman Tuhan, harus disertai dengan pimpinan Roh Kudus.
Gereja di Indonesia yang ekstrim, ada yang menitikberatkan pada hal emosi dan ada yang menitikberatkan pada hal pikiran. Keduanya saling menyalahkan, padahal emosi dan pikiran harus seimbang. Hati harus berkobar-kobar tapi basic pengetahuan juga harus luar biasa.
Paulus walaupun memiliki pemikiran yang tajam mendalami Alkitab, dia memiliki pandangan yang luas, di mana tidak ada injil dia siap untuk pergi ke tempat seperti apapun, dia tidak memandang statusnya.

I d* Tanda-tanda dan mujizat, kalau perlu Tuhan ijinkan untuk membuka suatu pintu. Tetapi tanda dan mujizat jangan menjadi sasaran yang dikejar-kejar oleh orang. Alkitab sudah perfect, jadi tidak perlu ada nubuatan, wahyu ataupun tanda-tanda lain.
Tuhan memang bisa memberi kesadaran pada kita melalui nubuat dsb, tetapi apa yang Tuhan berikan pada kita, patokannya adalah Alkitab. Saat ini banyak nubuatan yang tidak sesuai dengan Alkitab, dan itu berbahaya. Itu mungkin menolong buat diri mereka, tetapi firman yang dibaca adalah mujizat yang sesungguhnya. Untuk membuka peluang, mujizat Tuhan ijinkan untuk terjadi, tetapi mujizat jangan dijadikan sasaran dan andalan. Kita harus kembali pada Firman Tuhan.
Dalam pelayanannya, Paulus mendapat karunia misalnya karunia penyembuhan, tetapi Paulus tidak membanggakan itu, dia tetap mengajarkan hal yang primer yaitu kematian dan kebangkitan Kristus, yang seharusnya menjadi sasaran pelayanan kita juga.
Uang, kepintaran, mujizat dan tanda-tanda adalah hanya sekedar sarana, bukan sasaran. Sasaran adalah kematian dan kebangkitan Yesus.

I e* Mungkin kita melihat Paulus tidak setia, tidak konsisten, pindah-pindah terus. Dia berpindah-pindah karena dipimpin oleh Tuhan, tetapi dia menyelesaikan/menuntaskan pelayanannya terlebih dahulu baru pindah. Yoh 3:16. Allah memilih kita sesuai dengan rencanaNya. Rencana Allah untuk kita untuk menjalankan proyek Allah: Allah mengasihi dunia ini. Saat ini banyak manusia yang antri kepada maut. Pelayanan harus mengikuti rencana Allah untuk hidup anda.

I f* Kita ikut ambil bagian dalam proyek Ilahi yang sifatnya kekal dan upah kita ada di surga. Satu kehormatan buat kita jika kita dipilih untuk melayani.

I g* Paulus memiliki cara berkomunikasi yang baik, meskipun dia tegas. Dia menggunakan cara yang sangat bijaksana dan melihat dirinya sebagai alat yang dipakai Tuhan.

I h* Kristus yang mengambil inisiatif melalui diri Paulus, bukan Paulus yang ambil inisiatif.
Melalui hidupnya dia selalu mengatakan Kristus memakai hidupnya.

I i* Paulus punya potensi, tetapi dia bukan bangga pada dirinya sendiri. Dia punya kerinduan jadi perintis, mencari jiwa-jiwa yang belum disentuh oleh injil. Orang banyak buka gereja, karena punya karunia untuk mendobrak, tetapi belum tentu memiliki karunia membina.
Palulus bisa mendobrak dan membina, tetapi dia memperioritaskan dalam hal mendobrak ke tempat-tempat yang belum pernah mendengar tentang Kristus. Perbuatan Paulus yang berpindah-pindah seperti itu, tidak dimengerti oleh orang-orang pada jaman itu. Tetapi apa yang dia lakukan itu benar-benar dipimpin dan dibimbing oleh Tuhan.
Jangan terlalu cepat menilai pelayanan seseorang karena kita tidak punya hak untuk itu. Jangan saling menghakimi, karena itu adalah kesombongan. Mengasihi orang saja tidak cukup waktunya, sehingga untuk apa kita membuang-buang waktu untuk membenci orang.

II 1* Perhatian Tuhan terhadap Indonesia jauh lebih besar daripada negara-negara lain. Di mana ada jiwa, di situ ada hati Tuhan,  sehingga Tuhan mengangkat kita sebagai alat untuk menyampaikan isi hati Tuhan kepada mereka-mereka yang belum mengenal isi hati Tuhan.
Tuhan sedang mengerjakan sesuatu yang luar biasa di Indonesia. Di seluruh dunia, jumlah bisnisman yang paling banyak aktif dalam pelayanan, ada di Indonesia. Banyak pimpinan-pimpinan yang tekun dalam pelayanan dan PA. Di kantor-kantor juga banyak persekutuan. Di mana ada jiwa, di situ ada hati Tuhan. Ini dirasakan oleh Paulus, sehingga dia mau pergi ke banyak tempat, karena di situ banyak orang-orang yang berpotensi.

II 2* Yesus tahu jika Dia ke Yerusalem Dia pasti di tangkap tetapi Dia tetap pergi. Paulus juga seperti itu.

III* Jumlah utusan injil dari negara non barat lebih besar daripada negara-negara barat. Orang non Yahudi yang punya hutang dengan orang Yahudi, sekarang menjadi berkat bagi orang-orang Yahudi. Mungkin kita perlu diutus ke negara-negara lain dan kita harus berbalik jadi berkat buat mereka. Jangan hanya minta-minta tetapi harus berbagi karena ini adalah ciri orang yang benar-benar kaya.
Paulus merasa begitu bersukacita bukan karena dia membawa persembahan, tetapi persembahan yang dikumpulkan itu adalah dari orang-orang non Yahudi yang tidak kenal Tuhan. Harta yang mereka miliki selama ini mereka pakai untuk hidup mereka sendiri, tetapi akhirnya mereka mau memberikan harta mereka untuk orang-orang Yahudi yang miskin. Ini yang membuat Paulus bersukacita. Memberi persembahan merupakan kewajiban bagi orang Kristen karena harta adalah milik Allah.

Kesimpulan*

Sharing dari pemimpin pujian:
Oleh karena kasih karunia Tuhan berikan pada Paulus dengan cuma-cuma, juga pada kita, tetapi kita harus sadar, karena kasih karunia itu kita peroleh dengan tidak perlu membayar, karena Tuhan sudah bayar di atas kayu salib melalui penderitaan karena kasihNya yang begitu besar. Dia menyerahkan AnakNya yang tunggal, satu-satunya harta Tuhan, untuk menebus kita.
Yesus ketika berdoa di taman Getsemani, menyatakan sebenarnya Dia ingin cawan ini berlalu daripadaNya, tetapi Dia mau taat pada Tuhan, karena kasih karunia pada Tuhan banget besar sehingga Dia taat sampai mati.

Jika kita mau seperti Paulus yang berapi-api dan berlimpah, kita harus memberikan kasih kita kepada orang-orang. Seperti ibu tua yang sudah hampir mati, saat seorang abdi Allah meminta roti terakhir yang dia miliki, dia beri, memberi dalam kekurangan, sehingga ibu tua ini mendapatkan roti yang berlimpah-limpah, tidak pernah habis. Jika kita mau belimpah, kita harus memberi perhatian dan kasih kita pada orang lain, jangan simpan sendiri.
Beri apa yang ada dalam kita, yang kita sudah terima dari Tuhan walaupun kita kekurangan, maka kasih itu akan melimpah-limpah.


No comments:

Post a Comment